Oleh Mira Nisaulahq, 18 Tahun. Merupakan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Stembi Bandung Bushiness School.
MENGHORMATI PEJUANG
Devinisi pejuang dapat diartikan secara luas. Kata pejuang identik dengan orang yang telah memperjuangkan sesuatu demi kepentingan bersama. Satu hal yang terlintas setelah mendengar kata "pejuang" adalah pahlawan. Pejuang memperjuangkan, sama halnya seperti pahlawan. Namun, jika kita telaah lebih dalam, setiap dari diri kita adalah pejuang. Pejuang yang berjuang untuk tetap kuat, tetap bertahan, tetap beriman, tetap berbuat sesuai nilai dan tetap hidup.
Menurut saya, menghormati pejuang adalah sikap seseorang maupun diri sendiri yang ditunjukkan dengan sikap mengakui, menghormati, dan mengapresiasi para pejuang. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga negara untuk menghormati para pejuang seperti dalam ungkapan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya".Â
Kita harus berterimakasih kepada para pejuang atau pahlawan, karenanya kita dapat mengenal apa itu arti kebebasan dan kemerdekaan. Bebas dalam menjalankan pendidikan, bebas dalam berekspresi atau menyuarakan pendapat atau aspirasi kita. Kita harus meneruskan perjuangan para pahlawan. Dengan cara membiasakan diri untuk menjalankan kewajiban sebagai warga negara seperti ikut andil dalam pemilihan umum, membiasakan diri dalam mewakili hukum dan aturan yang telah dibuat pemerintah.
Semua warga Indonesia pasti tahu, bahwa kebebasan hidup di negara Indonesia yang kita rasakan sekarang ini tidak diperoleh secara cuma-Cuma tanpa adanya perjuangan, melainkan sebuah warisan dari para pejuang kemerdekaan. Kita perlu bersyukur karena sejak kita lahir, kita tidak perlu memikirkan pembebasan negara yang kita tempati.
Meraih kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, para pejuang yang lalu harus rela berjuang, mengorbankan jiwa dan raganya agar bisa terbebas dari para penjajah. Sudah sepatutnya, kita yang hanya tinggal menikmati kebebasan hidup ini membalas jasa para pejuang.
Banyak cara yang dapat dilakukan, bukan dengan berperang seperti mereka, tetapi dengan menghargai dan menghormati pengorbanan yang telah diberikan. Bukan dengan mengangkat tangan dan melakukan posisi hormat, melainkan dengan cara mengenang jasa pahlawan dan mempertahankan kemerdekaan.
Dengan menilai balik seberapa besar pengorbanan pahlawan, kita dapat mensyukuri kehidupan yang telah diwariskan ini, sehingga rasa untuk melanjutkan perjuangan pahlawan akan muncul. Perjuangan dapat kita lanjutkan dengan mempertahankan kemerdekaan. Untuk itu kita harus berperan sesuai posisi kita saat ini, baik itu sebagai pelajar, pegawai pemerintah, pengusaha, dll.Â
Dalamilah peran yang kita tekuni sebaik mungkin. Sehingga seluruh Indonesia dapat bersatu tanpa membedakan budaya, ras, agama, daerah, dsb. Bukankah persatuan merupakan sebuah fondasi kuat kemerdekaan? Tentu saja, jika menjunjung persatuan, kemerdekaan negara ini dapat dipertahankan. Ini akan menjadi sebuah penghormatan tinggi bagi para pejuang.
Kenikmatan hidup bebas yang setiap masyarakat rasakan saat ini tidak dapat dielakkan merupakan buah dari perjuangan. Beragam medan juang telah diruntuhkan untuk mendapat kebebasan, tidak lain oleh para pejuang, para pahlawan, para pembela tanah air.Â
Pada hari ini memang kita tidak sedang berada pada situasi berjuang mendapatlkan kemerdekaan, tetapi bukan berarti kita boleh berdiam diri dan melupakan jasa para pejuang. Lalu apa yang harus dilakukan kita untuk menghormati peluh dan darah pengorbanan pejuang pada masa ini?
Mari kita mulai dari hal yang paling mendasar, yaitu menolak lupa akan perjuangan untuk merdeka, perjuangan untuk mendapatkan kebebasan. Para pejuang telah merebut kemerdekaan dan melahirkan sebuah negara yang independent, Indonesia. Untuk menjaganya, dibuatlah dasar negara sebagai pedoman bangsa yaitu Pancasila.Â
Tugas utama kita saat ini adalah menjaga warisan kemerdekaan pejuang, yaitu Pancasila. Kita dapat memulai dari mengimplementasikan setiap butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang mudah bukan? Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat merupakan tindakan nasionalis yang acap kali 'terlupakan' atau lebih sering 'dilupakan'. Masyarakat terlalu nyaman bersikap 'seenaknya' tanpa memperdulikan nilai-nilai Pancasila.Â
Banyak tersebar pemikiran bahwa, "saya tidak lagi berhubungan dengan Pancasila, karena saya sudah tidak pernah lagi mengikuti upacara". Perlu ditanamkan bahwa Pancasila bukan hanya perkara ikrar yang dibacakan pada upacara, melainkan pegangan hidup bangsa yang merupakan hasil jerih payah pejuang untuk membebaskan rakyat dari perbudakan.Â
Jika kita sebagai rakyat, yang diperjuangkan kemerdekaannya oleh pahlawan, melupakan Pancasila, lalu apalagi esensi perjuangan Pahlawan yang mengorbankan seluruh dirinya untuk kemerdekaan? Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, mari kita mulai menghormati para pejuang dengan menjaga Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sebelum menghormati pejuang lain yaitu pahlawan dll, hal yang tidak kalah penting adalah menghormati diri sendiri. Kita harus mengapresiasi diri atas pencapaian kita. Apalagi dalam masa sulit seperti pandemi ini, kita harus pandai mengendalikan diri. Jangan menyalahkan diri sendiri jika kita tidak mencapai suatu target. Jadikan masalah sebagai peluang untuk berkreasi dan berinovasi. Sikap tersebut merupakan salah satu sikap menghormati pejuang diri sendiri.
Cara menghormati diri sendiri adalah dengan tidak menyudutkan dan menghakimi diri sendiri, jangan terlalu memaksakan diri sendiri yaitu terlalu keras atas tugas-tugas yang menumpuk. Ingat, makan itu penting, tidur itu penting dan bahagia itu penting. Kita harus sadar bahwa kita harus merasakan itu semua.Â
Apresiasi diri dengan melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan. Misalnya dengan membeli sesuatu yang kita inginkan setelah kita melakukan suatu pencapaian. Berorientasi pada kebahagiaan, bukan tekanan. Jalani semaksimal mungkin, tetapi tidak perlu dipaksakan. Intinya, disini kita adalah seorang pejuang. Mungkin bagi saya, saya adalah pejuang untuk mendapatkan pendidikan. Saya adalah pejuang untuk menjadi mawapres. Saya adalah pejuang untuk mendapatkan gelar S1. Untuk mendapatkan itu semua, perlu adanya sikap menghormati. Menghormati diri sendiri, menghargai diri sendiri dan mengapresiasi diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H