Selain menerapkan gaya hidup work-life balance, seseorang juga disarankan untuk dapat mengelola stresnya, seperti:
1) Mengurangi Beban yang Ditanggung
Belajar untuk lebih berani dalam mengatakan "tidak" daripada terus mengatakan "iya" secara terpaksa, membuat limitasi terhadap apa yang mampu dikerjakan hingga mendelegasikan suatu tugas kepada orang lain yang mampu untuk mengerjakan tugas tersebut
2) Mengubah Situasi yang Bisa Diubah
Belajar untuk bersikap asertif dan komunikatif serta berani untuk berkompromi
3) Beradaptasi dengan Stresor
Belajar untuk mindset framing, yaitu mengubah mindset dari suatu keadaan yang bermakna negatif menjadi bermakna positif (seperti belajar dari pengalaman), menyesuaikan target dan harapan dengan tidak berekspetasi terlalu tinggi dan fokus pada hal-hal yang positif
4) Menerima Kenyataan
Belajar untuk memahami dan menerima segala hal yang terjadi dalam hidup kita sehingga kita tidak akan terpengaruh dengan kondisi atau kenangan buruk
Sumber:
Chen, Ashley & Wen, Sherilyn. (2021). Psychological and Psychological Effects of Hustle Culture. Race To A Cure.
World Health Organization. (2019). Burn-out an "occupational phenomenon": International Classification of Diseases
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H