Ada pendapat kudeta 30 September 1965 rekayasa CIA dan ada 500.000 orang Indonesia dibunuh karena dituduh PKI. Ada buku bantahan dari Soebandrio dan Jenderal Omar Dhani yang dipenjara dituduh PKI tetapi dibebaskan tahun 1995. Mereka menyalahkan Soeharto. Ada kesaksian orang PKI yang menghujat NU dan TNI. PKI disukai orang Jawa abangan. PKI tidak disukai orang Sumatera, Sunda, Sulawesi dan Jawa santri. Pelopor menuntut Bung Karno mundur adalah mahasiswa Kristen di Bandung karena krisis ekonomi dan PKI anti Amerika.
Tahun 1965-1967 marak demonstrasi ribuan orang mahasiswa menuntut Bung Karno mundur karena krisis ekonomi dan kasus G 30 S PKI. Soebandrio mendirikan Barisan Soekarno didanai Rp. 120 Miliar sering menyerang mahasiswa anti Soekarno dengan preman bersenjata. Tahun 1960 PKI menutup partai terbesar Masyumi dan tokohnya ditangkap. Tahun 1964 Murba dibubarkan karena menyebut kudeta PKI. Soekarno yang jujur dan patriotis pidato kritik oknum PKI keblinger terlibat. Sugandhi menolak ajakan DN Aidit untuk menculik Jenderal TNI. Pro Soekarno yang anti PKI : Bambang Widjanarko-RH.Sugandhi (ajudan Soekarno), RE. Martadinata (mantan KSAL), Soetjipto Joedodihardjo (mantan Kapolri), Ali Sadikin (Gubernur Jakarta), Ibrahim Adjie (mantan Pangdam), J. Leimena-Roeslan Abdulgani-Martono (Menteri Orla).
PBNU melalui Abdul Munim mengeluarkan buku putih Benturan NU PKI bukan dimulai tahun 1965 tetapi tahun 1948-1965 PKI telah membantai umat Islam. PKI di tahun 1948 memberontak di Madiun membunuh pejabat pemerintah, ulama dan umat Islam yang dikubur di sumur. Tahun 1960-1965 PKI membunuh umat Islam dan menjarah tanah di desa untuk pendukung PKI. Tanah itu milik orang biasa yang bekerja dan dibunuh PKI. TNI AD menyatakan PKI membunuh 6 Jenderal TNI dan dibuang di Lubang Buaya 1 Oktober 1965. Letkol Untung merebut RRI menyiarkan Dewan Revolusi 1 Oktober 1965. Di Mahmilub yang terlibat yaitu Ketua Biro Khusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan Kolonel Latief. Sjam Kamaruzaman mengaku disuruh Ketua CC PKI DN Aidit.
Petinggi PKI Sudisman mengaku Sjam dan DN Aidit merancang aksi itu tanpa diketahui kader PKI. Peristiwa 30 September 1965 bukan internal AD karena Letkol Untung membubarkan Kabinet Dwikora dan ada Dewan Revolusi daerah. Pelaku PKI Brigjen Soepardjo mengkritik PKI gagal karena Ketua PKI tidak mendengarkan saran militer Brigjen Soepardjo. 2 Oktober 1965 Harian Rakjat pro PKI memuji penculikan Jenderal adalah patriotik penyelamat revolusi dan ada gambar Letkol Untung memukul Jenderal Ahmad Yani serta gambar Jenderal dimasukkan ke sumur.
Pakar menulis PKI terlibat kudeta 30 September 1965 : Arnold Brackman, Antonie Dake, Harold Crouch, John Roosa, Guy Pauker, Herbert Feith, Justus Van Kroef, Victor M. Fic, John Hughes, Lambert Giebels, John O. Scott, Coen Holtzappel, Peter Edman, Julius Pour, Salim Said. Awal tahun 1965 DN Aidit mengutus politibiro PKI bentuk dewan revolusi di daerah dan menyerukan revolusi kader menyerang tokoh desa. 27 September 1965 kader PKI menyerbu kantor Gubernur Jatim. PKI usul buruh dan petani dipersenjatai. Ormas PKI Pemuda Rakyat dan Gerwani di Lubang Buaya ikut menyerang RPKAD. Menurut Sudisman 12 Oktober 1965 ada rapat DN Aidit meminta PKI gerilya di Jateng. 2 Oktober 1965 dini hari DN Aidit terbang ke Yogyakarta dari Halim setelah melihat kudeta gagal.
Aksi PKI kejam karena menculik, memukul (hasil visum), membunuh dan membuang mayat para perwira tinggi TNI. Aksi masyarakat membantai anggota PKI tahun 1965-1967 bukan karena media TNI. Tahun 1960-1970 mayoritas rakyat Indonesia belum berlangganan koran dan tidak ada TV. Masyarakat marah karena ekonomi 1965 berat, inflasi 650%, sembako mahal dan 95% rakyat miskin. PKI juga membunuh di Cemedok, Delanggu, Jengkol, Kanigoro, Bandar Betsy dan Indramayu. Omar Dhani menulis laporan Heru Atmodjo tentang rencana PKI menculik Jenderal TNI. Omar Dhani umumkan mendukung Dewan Revolusi karena mengaku belum tahu ada pembunuhan. Heru Atmodjo menulis rapat Sjam dan Letkol Untung tentang penculikan. Mahmilub : Soebandrio mendapat laporan rencana PKI tetapi diam.
Soebandrio mengancam Ansor NU untuk tidak menyerang PKI. Penemu Lubang Buaya Polisi Sukitman melihat PKI Gerwani-Pemuda Rakyat membunuh Jenderal TNI. Keluarga korban Jenderal melihat penculik menyiksa di rumah. Ansor NU Jatim menyerbu markas PKI menemukan daftar ulama dan pejabat calon korban PKI. Konflik tahun 1965-1968 di daerah kecil Jateng, Jatim, Sumut dan Bali yang total penduduknya dibawah 500.000 orang. Jumlah penduduk Indonesia 105 Juta orang tahun 1965 menjadi 120 Juta orang tahun 1971 naik 3% setahun tertinggi di dunia. Hanya ribuan orang PKI dipenjara dan mayoritas dibebaskan. Tahun 1966 jumlah peluru TNI terbatas. Tahun 1966 jumlah personil TNI sedikit dan muda belum bernyali membunuh banyak orang. Belum pernah ditemukan kuburan massal orang PKI. Hanya 200.000 orang kader inti PKI yang diatasi RPKAD-Kostrad. 2 Juta orang anggota PKI hanya sebagian ditangkap Koramil dan rakyat. PKI : A. 426 orang (tokoh utama dan divonis berat), B. 34.587 orang (kader dan dipenjara), C. 1,3 Juta orang (anggota biasa dan dibiarkan).
Profesor Sam Abede Pareno bersaksi 1 Oktober 1965 kader PKI Surabaya berpawai meneriakkan slogan PKI mendukung Dewan Revolusi. KAPPI-Ansor mendapat perlawanan menyerbu kantor CDB PKI Surabaya. Sam Abede dan rakyat menyita berkarung senjata dan uang di kantor SOBSI PKI. Rakyat bersama TNI menemukan berkarung senjata dan mayat Danramil yang dibacok di gua Blitar PKI. Taufik Ismail mengklaim media PKI Harian Rakjat dan Bintang Timur tahun 1965 kerap menulis puisi tentang pembantaian. Tahun 1965 PKI menuntut pembubaran HMI dan NU. Ada LSM mendata korban kekerasan PKI tahun 1948-1965 di Sumut, Jawa dan Bali. Tahun 1965 lebih banyak agen Uni Soviet-China di Indonesia daripada agen CIA sibuk di Kuba, Eropa Timur dan Vietnam. CIA gagal melawan komunis Kuba dan Vietnam.
CIA sulit mengatur kudeta dan tidak mungkin menggerakkan Jutaan orang Indonesia melawan PKI. Tahun 1965 agen Uni Soviet-China lebih menguasai Indonesia daripada CIA yang hanya di Jakarta. Uni Soviet-China mengalirkan dana besar untuk PKI dan kantor PKI termegah di Indonesia. Pejabat PKI menerima rumah besar dan mobil mewah Fiat 1300 atau Mercedes Benz 180. Pendukung kampanye PKI dibayar 5 kg beras dan kiriman senjata Chung China. Tahun 1960-1965 pejabat Indonesia dari PKI membatasi beras bagi penentang PKI. Aktivis kiri Soe Hok Gie menulis menteri dan dubes dari PKI seperti Jusuf Muda Dalam gemar hidup mewah, pesta, seks dan korupsi. Data CIA tahun 1960-1975 hanya operasi CIA di Kuba, Nikaragua dan Vietnam tetapi tidak ada operasi CIA di Indonesia tahun 1965-1970. Tahun 1965 CIA hanya memberi uang dan obat di Indonesia. Tahun 1965 Dubes AS menarik staf di Indonesia karena merasa sudah kalah.
Bila PKI menang kekayaan Indonesia dikuasai Uni Soviet-China. Akademisi dunia: Komunis membunuh 150 Juta orang di dunia. Yaitu 60 Juta orang di China, 40 Juta orang di Uni Soviet, 3 Juta orang di Vietnam, 2 Juta orang di Korut, 1 Juta orang di Kamboja. Kekayaan alam Indonesia diolah perusahaan AS untuk rakyat Indonesia. Ekonomi Indonesia tahun 1970-1990 maju karena Soeharto membangun jalan tol, sekolah, RS, pabrik, bandara, bank dengan uang migas meski sebagian dikorupsi. Pengakuan korban aneh karena tidak mengaku PKI tapi memuja PKI tidak bersalah. Pengakuan ini mirip Neo Nazi Jerman ada membantah pembunuhan Yahudi oleh Nazi tahun 1940-1945. Anggota Komunis Malaysia Chin Peng juga menolak mengaku. Pemilu tahun 1955 PKI mendapat 15%-20% suara kalah dari PNI 22%-30% suara, Masyumi 20%-27% suara dan NU 17%-23% suara. 75% suara PKI berada di Jateng dan Jatim. PKI kecil di Sumatera, Jabar dan Sulawesi. Di Jateng-Jatim suara PKI (Jawa abangan) 25% kalah dari suara PNI (Jawa priyayi) 35% dan NU-Masyumi (Jawa Santri) 40%. Bung Hatta di bukunya menulis sudah tahu PKI pasti memberontak dan PKI menggunakan agitasi teror mental sehingga dibenci rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H