Tarutung, 19 November 2024 – Pendidikan moderasi beragama sejak usia dini menjadi salah satu langkah strategis dalam membangun generasi masa depan yang toleran dan menghargai perbedaan. Hal ini menjadi fokus kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung di PAUD Anak Ceria, Sipoholon, Tarutung. Dalam kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 19 November 2024, mahasiswa menggunakan media pembelajaran berbasis metaverse untuk mengajarkan moderasi beragama kepada anak-anak usia dini.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh dosen pendamping, Dr. Sandy Ariawan, S.M.G., S.Pd.K., M.A., M.Pd.K., yang turut serta mendampingi mahasiswa dalam setiap prosesnya. Dengan metode pembelajaran inovatif berbasis teknologi, kegiatan ini berhasil menarik perhatian siswa PAUD dan menjadi langkah baru dalam menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama secara interaktif.
Metaverse Sebagai Media Pembelajaran Inovatif
Penggunaan teknologi berbasis metaverse dalam pengajaran anak usia dini merupakan pendekatan yang tergolong baru. Dalam dunia virtual yang dirancang khusus untuk pembelajaran, siswa PAUD Anak Ceria diajak untuk menjelajahi ruang-ruang digital yang menggambarkan keragaman budaya dan agama. Melalui karakter animasi yang ramah anak dan lingkungan belajar yang interaktif, anak-anak belajar tentang pentingnya menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dengan damai.
Menurut Dr. Sandy Ariawan, penggunaan metaverse sebagai media pembelajaran bukan hanya meningkatkan minat anak-anak, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang mendalam. “Melalui metaverse, anak-anak dapat merasakan langsung situasi yang menggambarkan keberagaman. Mereka belajar tentang pentingnya toleransi dan saling menghormati dalam ruang virtual yang dirancang menyenangkan,” ujarnya.
Moderasi Beragama: Nilai Utama yang Ditanamkan
Kegiatan ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini, dengan fokus pada toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan harmoni dalam keberagaman. Mahasiswa PAK IAKN Tarutung, yang telah dibekali pelatihan khusus, mengajarkan anak-anak tentang pentingnya sikap saling menghargai tanpa memandang perbedaan agama, suku, maupun budaya.
Melalui cerita-cerita interaktif dalam dunia metaverse, anak-anak dikenalkan pada tokoh-tokoh yang menghadapi situasi keberagaman. Misalnya, cerita tentang seorang anak yang memiliki teman-teman dari latar belakang agama berbeda tetapi tetap saling membantu dan bekerja sama. Dengan cara ini, nilai-nilai moderasi beragama dapat disampaikan secara mudah dipahami oleh anak-anak.
Salah satu mahasiswa, Jenner Hutabarat, sekaligus sebagai ketua BEM FIPK menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan ini. “Melalui kegiatan ini, kami bisa melihat betapa antusiasnya anak-anak belajar. Mereka bahkan mulai bertanya tentang bagaimana cara berteman dengan orang yang berbeda latar belakang,” ungkapnya.
Pentingnya Pendidikan Moderasi di Usia Dini
Mengajarkan moderasi beragama kepada anak usia dini memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan. Usia dini adalah masa kritis dalam membentuk pola pikir dan karakter anak. Jika sejak kecil anak-anak diajarkan untuk menghargai perbedaan, mereka akan tumbuh menjadi individu yang toleran dan mampu hidup dalam masyarakat yang plural.