Ini merupakan cerpen pertama yang saya tulis di Kompasiana, kritik dan saran yang membangun dari readers sangat saya butuhkan. Semoga readers menyukai cerpen bersambung yang saya buat.
Matahari mulai beranjak naik, jalanan mulai macet dan penuh kebisingan dari kendaraan bermotor, pedagang-pedagang mulai menggelar lapaknya. Tetapi semua itu berbeda dengan kamar anak perempuan bernama Maira.
"Susah kali mau bangunkan Maira ini. Udah tau sekarang hari Senin malah nggak bangun-bangun anak ini". Ucap Mama Maira sambil mengaduk masakannya.
Setelah masakannya matang, mama langsung berjalan ke kamar Maira untuk membangunkannya.
"Maira bangun, udah siang ini!". Teriak Mama sambil menggedor pintu kamar.
"Hmmm... Iya aku bangun". Jawabku sambil menggeliatkan badan.
"Nggak keluar kamu dari kamar itu sekarang mama potong uang jajanmu". Ucap Ibu Maira sambil menggedor-gedor pintu kamar.
"Iya, aku udah bangun". Jawabku dengan jengkel.
Saat pagi hari Maira sering merasa jengkel dengan mamanya, karena tidak pernah membangunkannya dengan nada yang lembut.
Lima belas menit kemudian Maira sudah duduk di depan mamanya untuk menikmati sarapannya. Dengan wajahnya yang cemberut Maira tetap memakan makanannya.
"Maira kenapa kamu sangat susah dibangunkan?" Tanya mama sambil menyiapkan makanan untuk bekal Maira.
Karena kesal Maira hanya diam dan langsung berdiri dari meja makan.
Melihat hal tersebut Mama Maira semakin kesal padanya. "Maira orang tua nanya itu dijawab bukan ditingal pergi". Ucap Mama sambil menatap punggung anaknya.
Maira yang semakin kesal langsung mengambil tasnya dan pergi ke sekolah tanpa berpamitan kepada mama dan meninggalkan bekalnya di atas meja.Â
Melihat kelakuan anaknya Mama hanya bisa terdiam sambil mengelus dadanya.
Menurut readers siapa yang salah Maira atau mamanya?
Koment di bawah ya.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H