Perlu disiapkan secara mental dan bahkan uang. Jangan sampai kecanduan untuk melakukan perawatan kecantikan yang sebenarnya tidak diperlukan. Â Perawatan kecantikan ini costly, mahal. Ya ukuran orang kaya ya murah lah.Â
Tapi maksud saya disini adalah, ukurlah dengan kemampuan keuangan kita. Jangan jadikan tujuan awal ingin meningkatkan kepercayaan diri berujung habis-habisan dalam mempermak penampilan.Â
Sebagai contoh, teman saya yang ingin memperbaiki rambutnya menjadi lebat habis uang puluhan juta seharga motor Ninja. Tidak apa kalau uangnya ada, kalau jadi tekor uang belanja itu masalah.
Sebagai contoh mahalnya biaya perawatan kecantikan silakan dicek di website-website klinik kecantikan. Memperbaiki hidung dengan metode thread lift, tarik benang atau tanam benang, bisa belasan jutaan, ini baru hidung yang pesek doang. Tanam benang wajah untuk smile line, ingin tirus, atau double chin, bisa belasan juta.Â
Suntik botox untuk kerutan dahi sekian juta tergantung kliniknya, suntik dna salmon yang sedang trend itu, juga sama harganya berjuta-juta. Pengambilan lemak pipi dari dalam dengan operasi, saya bisa katakan 35 juta menurut info teman yang melakukannya di klinik dokter terkenal.Â
Jadi sebelum melakukan perawatan kecantikan agar tidak kecanduan, tentunya siapkan dulu mental. Mental yang sehat maksud saya disini, jangan terbawa emosi dan nafsu. Memang katanya dibalik glowingnya seseorang ada mantan yang menyesal. Tapi kalau iya menyesal, kalau bodo amat gimana?Â
Jadikan tujuan perawatan kecantikan ini adalah cara menghargai diri sendiri dengan merawat dengan baik, bukan untuk gaya-gayaan agar dipuji orang. Kedua siapkan finansial dengan baik karena perawatan ataupun memodifikasi wajah ini perlu biaya yang tidak sedikit.Â
Jangan sampai management keuangan rumah tangga terganggu karena addicted to be pretty. Ingat cantik itu luka, kadang tidak hanya sakit fisiknya saja saat menjalani  namun  juga mengeringkan keuangan yang bisa menjadi masalah apabila tidak direncanakan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H