Mohon tunggu...
Mira Marsellia
Mira Marsellia Mohon Tunggu... Administrasi - penulis kala senggang dan waktu sedang luang

You could find me at: http://miramarsellia.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[CFBD] Yes, I am Jaduler

30 Agustus 2012   10:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_202992" align="aligncenter" width="508" caption="Sharkie. Dok dan Hape Pribadi. Bukan Pinjem"][/caption] Di tengah maraknya handphone-handphone canggih saat ini yang menawarkan berbagai fitur, saya malah ngubek-ngubek di pertokoan elektronik mencari hape jadul. Kalau bisa malah sejadul mungkin. Saya kangen dengan Siemen S4 Power saya dulu yang tahan banting dan kejebur. Bentuknya memang tidak seksi, tidak bisa motret, apalagi facebook-an. Tapi buat saya tetap keren. Saya kangen handphone saya yang lama karena mengingatkan betapa susahnya saya dulu memiliki handphone tersebut. Gaji pertama saya setengahnya dipakai untuk mencicil handphone. Tiga bulan baru lunas. Rasanya perjuangannya begitu berat saat itu buat punya handphone. Bayangkan, saya sampai tidak jajan bakso langganan saya beberapa waktu lamanya. Kasihan banget ya. Apalagi tukang baksonya, dia nyaris merasa frustasi lewat di depan saya, selalu dicuekin. Walau sekarang sudah ada blackberry, android dan iphone, saya tetap cinta handphone model jadul itu. walau fiturnya mentok di kemampuan menelepon, ditelepon dan sms saja, itupun setengah mati untuk baca sms dan membalasnya, juga mengetiknya susah karena menu dan navigasinya jadi sangat tidak nyaman, dibanding handphone canggih yang ada sekarang. Saya tetap cinta, saya tetap cari. Berbulan-bulan ngubek internet dan tempat penjualan handphone, macam-macam yang saya temukan. Saya tidak mengkhususkan kudu Siemens atau merk lainnya. Yang penting jadul! Ada yang tidak memiliki charger, ada yang tidak ada batrenya, ada yang dijual bangkai belaka, alias penjualnya ga peduli handphone itu bisa hidup atau mati. Ada yang bagus kondisinya, tapi tidak dijual. Alasannya, koleksi yang punya toko. Lho kenapa dipajang dong? Tanya saya dengan frustasi. Seperti diiming-imingi buah ranum depan mata saat haus, tapi tidak boleh dipetik. Sebel deh. Akhirnya penantian dan pencarian saya berbuah manis. Di sebuah toko online saya menemukan handphone Ericsson yang oranye merangsang ini. Keren kan? Seri R310s. Dulu suka dipakai orang lapangan, karena tahan banting. Bentuknya seksi dengan antena yang mirip sirip hiu. Saya namakan dia Sharkie. Sharkie yang saya beli, Alhamdulillah, kondisinya baik. Tidak bocel, tidak rusak, dan tidak banyak berulah. Suaranya jernih, mantap, batrenya tidak ngedrop (pernah sih sekali ngedadak mati tanpa alasan, tapi sudah saya maafkan). Ringernya nyaring. Tentu saja tidak bisa dipasang lagu dangdut Ayu Tingting untuk ringernya..Dimanaaa..dimanaa ...dimanaa... tapi tak apa. Saya tetap sayang sama Sharkie. Walaupun ada hape lain yang saya pakai. Misalnya Note saya pakai untuk baca-baca Kompasiana, atau ngeblog disaat bosan nunggu atau apapun kondisi yang membutuhkan internetan di perjalanan, dan BB bernomor dinas masih terpaksa dipakai karena BB grupnya yang banyak urusan pekerjaan. Sejujurnya saya sudah bosan dengan BB, fiturnya tak lagi menarik. Dan tentu saja hape yang utama dipakai ini ya Sharkie, yang enak dipakai buat nelepon karena bisa dijepit dengan nyaman antara telinga dan pundak. Soalnya tebal. Coba saja jepit handphone keluaran baru yang tipis-tipis itu ke leher. Niscaya Anda akan sakit leher. Nah inilah cerita tentang hape jadul saya yang seksi. Si Sharkie. Oh ya hampir lupa, selamat ulang tahun untuk Cengengesan Family! Semoga selalu kompak, dan keren selalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun