Mohon tunggu...
Mira Kurniasari
Mira Kurniasari Mohon Tunggu... -

Ibu dari 3 putri yang manis. Kami adalah praktisi homeschooling.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sumber Energi Terbarukan untuk Rumah Tangga Perkotaan

4 Oktober 2017   21:45 Diperbarui: 4 Oktober 2017   22:34 4114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Instalasi Biogas kencanaonline.com

Mulailah dari yang kecil, Mulailah sejak sekarang dan Mulailah dari diri sendiri

Itu moto yang selalu mengingatkan diri untuk bergerak aktif untuk terus menjadi lebih baik tanpa ditunda. Berkaitan dengan permasalahan sumber energi awalnya berpikir," untuk apa susah susah mengupayakan sumber energi terbarukan yang mahal?". Saya kembali jadi ingat kata kata

Kebaikan yang kau tabur, akan kembali kepada dirimu

Semangat lagi .......

Penggunaan sumber energi terbarukan akan lebih efektif jika dipergunakan bersifat massal bukan perorangan tetapi kelemahannya dana investasi awal pun sangat besar. Kalau diingat hal itu, pasti butuh perhitungan dan pertimbangan yang lama untuk melaksanakannya. Hal yang termudah untuk diri sendiri, memikirkan apa yang bisa dilakukan oleh diri sendiri dulu terkait penggunaan sumber energi terbarukan ini.

Hal utama sebelum memikirkan sumber energi terbarukan yang memungkinkan digunakan di rumah, ada kebiasaan yang harus tertanam pada diri yaitu HEMAT ENERGI. Jangan sampai, kita menggunakan sumber energi terbarukan tapi kita tetap tidak hemat energi, akhirnya pemborosan.

Hemat Energi

Hemat energi penting diterapkan seluruh anggota keluarga. Semua paham,  "Kenapa perlu hemat energi? ". Kalau kita hemat energi, biaya pun menjadi hemat. Kalimat sederhana yang mengena untuk semua. Sebenarnya banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan tapi menghemat energi sangat signifikan antara lain

  • Mematikan lampu saat terang / siang hari
  • Mematikan AC beberapa waktu sehari untuk memberikan sirkulasi udara normal dalam ruangan juga
  • Mencabut kabel peralatan elektronik saat tidak dipergunakan
  • Mematikan komputer, televisi atau peralatan lain saat tidak dipergunakan
  • Membeli produk hemat energi

Hal lain yang bisa dilakukan lebih jauh

  • Menggunakan cat dinding dan furniture yang memberi kesan ruangan lebih terang
  • Mendesain rumah yang hemat energi dimana memungkinkan minimalis penggunaan lampu dengan bukaan yang cukup banyak
  • Mendesain rumah yang hemat energi dimana memungkinkan sirkulasi udara sangat baik sehingga selalu segar walaupun tanpa AC

Sumber Energi Terbarukan yang layak untuk rumah tangga

Banyak alternatif sumber energi terbarukan antara lain sumber energi matahari, angin, air, biogas,  panas bumi dan gelombang laut. Namun sumber energi terbarukan yang memungkinkan untuk rumah tangga tentu hanya yang bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan dengan biaya yang relatif murah. Memang hal yang memberatkan adalah penggunaan sumber energi terbarukan membutuhkan dana investasi di awal yang cukup besar. 

Untuk perumahan di perkotaan, hal yang memungkinkan dipergunakan adalah sumber energi matahari dan biogas yang berasal dari sampah rumah tangga yang didasarkan kemudahan untuk mendapatkan sumber energi serta kemudahan untuk penggunaan perangkat peralatannya.

Sumber Energi Matahari

Secara umum, masyarakat memahami biaya instalasi tenaga surya itu sangat mahal karena produk luar negeri. Kenyataannya memang begitu kondisinya. Hemat energi menjadi sangat berperan karena akan menurunkan biaya investasi awal sehubungan kebutuhan daya yang hemat. Umumnya untuk membangun instalasi tenaga surya rumah tangga diperhitungkan kebutuhan rumah tangga. Itu yang ideal. Tapi bagi saya yang sangat ingin berhemat maka saya memperhitungkannya terbalik. Saya menentukan kebutuhan watt yang pantas. Kata pantas tentu akan berbeda bagi setiap orang. Kriteria pantas bagi saya, pantas bagi keuangan saya dan mendukung upaya saya untuk hemat energi.

Jumlah kebutuhan watt bagi rumah tangga saya tentukan sekitar 1500 watt. Akhirnya kita akan mengatur penggunaan sesuai ketersediaan watt yang ada.

  • Penggunaan lampu LED 18 jam x 2 lampu x 5 watt = 180 watt hour
  • Penggunaan lampu LED  4 jam x 3 lampu x 5 watt = 60 watt hour
  • komputer  2 jam x 100 watt = 200 watt hour
  • Mesin cuci @150 watt x 1 jam = 150 watt hour
  • Kulkas @135 watt x 24 jam x 1/4 (compressor kulkas tidak selalu hidup) = 810 watt hour
  • Rice cooker = 150 x jam = 75 watt hour

Hasil melacak harga instalasi tenaga surya 900-1500 watt di internet, harganya sekitar Rp 10.000.000 -- Rp 14.000.000. Jika pembayaran listrik untuk 1500 watt biasanya membayar PLN sekitar Rp 300.000 sebulan maka, maka penggunaan produk ini sebanding dengan sekitar 4 tahun penggunaan listrik PLN. Umur panel surya sekitar 20 tahun sedangkan baterenya sekitar 3-5 tahun. Masa garansi produk 5 tahun. Hal ini menunjukkan penggunaan tenaga surya untuk alternatif listrik rumah tangga cukup layak sebagai pendamping penggunaan listrik PLN. Jika menggunakan tenaga surya sepenuhnya, perlu mempertimbangkan tidak adanya sinar matahari selama beberapa hari terutama saat musim hujan. Tentu ini memerlukan tambahan jumlah panel surya dan batere. Hal ini akan menambah biaya lebih besar.

Sumber Energi Biogas

Suatu hari saya tertarik melihat produk lokal penghasil gas untuk masak dari sampah rumah tangga. Biogas secara umum menunjukkan suatu produk alami yang menghasilkan gas. Banyak informasi tentang biogas dari kotoran binatang ataupun sampah rumah tangga organik. 

Gambar 2. Instalasi Biogas kencanaonline.com
Gambar 2. Instalasi Biogas kencanaonline.com
Produk itu memiliki kapasitas biodigester 1000 L atau 1 m3 dengan keperluan input material harian 50 kg bubur sampah atau biomassa ( setelah penambahan air 50%). Jadi kebutuhan sampah organik sekitar 25 kg.  Setiap hari, pada kondisi ideal, menghasilkan 1 m3 biogas, 50 liter lumpur probiotik dan 10 kg pupuk kompos padat. Perolehan 1 m3 biogas memiliki energi pembakaran 6000 kkal setara dengan 1/2 kg LPG, mencukupi energi masak 1 keluarga/ hari. 

Biogas ini bersifat mudah terbakar tapi tidak memiliki sifat eksplosif, bebas dari kekhawatiran terjadinya ledakan. Sedangkan 50 liter lumpur probiotik, setelah dicampur dengan air 20 kali ( menjadi 1m3) adalah media hidup yang menumbuhkan pakan alami ikan (plankton), mencukupkan pengkayaan probiotik bagi kolam ikan ( per siklus 3 bulan) bagi kolam portabel maupun konvensional.  Lumpur sisa media tumbuh ikan, selanjutnya, dapat digunakan sebagai media hidup tanaman akuatik (hidroponik) sayuran maupun tanaman lainnya.

Produk ini menarik karena menghasilkan gas untuk memasak, ikan dan sayuran, walaupun kita harus mengeluarkan biaya untuk bibit ikan dan sayuran yang cukup murah. Kita bisa menghasilkan makanan yang sehat dan organik.

Biaya produk ini sekitar Rp 15.000.000 dengan garansi 5 tahun.  Jika penggunaan gas 1,5 tabung sebulan, biaya gas 225.000 sebulan, maka penggunaan produk ini sebanding dengan sekitar 5,5 tahun penggunaan gas LPG.

Produksi sampah rumah tangga sehari hanya sekitar 2 kg sehari per keluarga (5 orang) atau 1,5 kg sampah organik, masih sangat jauh dari kebutuhan 25 kg sehari. Hal ini menunjukkan bahwa produk ini belum cukup layak untuk dipergunakan untuk rumah tangga karena kurangnya ketersediaan sampah sebagai bahan untuk pembentukan biogas. 

Apakah layak menggunakan energi surya dan biogas untuk rumah tangga?

Berdasarkan pembahasan diatas, penggunaan energi surya masih cukup layak untuk diupayakan. sedangkan penggunaan biogas dari sampah organik rumah tangga masih belum layak karena kurangnya ketersediaan sampah organik per rumah tangga.  

Penggunaan energi surya yang dilengkapi dengan kebiasaan hemat energi serta desain rumah yang hemat energi tentu akan menghemat biaya yang sangat besar. Hal ini akan membuka peluang masyarakat lebih besar menggunaan sumber energi terbarukan secara mandiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun