Dampak Sumpah Pemuda Terhadap Pembentukan Bahasa Indonesia
Para pemuda Indonesia mendeklarasikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia mengalami perjalanan panjang sebelum secara resmi diakui sebagai Bahasa Nasional. Sumpah Pemuda merupakan contoh tekad dan komitmen para pemuda, termasuk para remaja, pemuda, dan mahasiswa. Mereka tidak membedakan suku, pulau, atau organisasi pada saat itu. Kaum muda bersikeras untuk bersatu untuk merebut kemerdekaan dari penjajah, dan rasa kebersamaan sangat kuat pada saat itu. Setelah Sumpah Pemuda diikrarkan, bahasa Indonesia semakin maju, hal ini ditandai dengan tumbuhnya pemahaman tentang keindonesiaan pada setiap individu, meskipun belum tersebar secara merata. Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa nasional dan berfungsi sebagai "lambang kebanggaan nasional dan rasa kebangsaan, alat penghubung antarwarga negara, antarwilayah, dan antarbudaya, serta alat pemersatu suku bangsa, budaya, dan bahasa di tanah air."
Referensi :Â
Purwani Puji Utami. 2018. Modul Mata Kuliah Pendidikan Generasi Muda. Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kusuma Negara, hlm. 19-21Â
M Chesar Woring. 2022. Sumpah Pemuda Merupakan Cikal Bakal Tercetusnya Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan 1928-1954 (Suatu Tinjauan Historis). Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 28-29.
Andi Suwirta. 2015. Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Pendidikan. SIPATAHOENAN: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, 1(1), 58-61.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H