Mohon tunggu...
Mira Herlina
Mira Herlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjadjaran

Penggemar musik yang tertarik dengan kehidupan anak dan perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernikahan Dini Mengapa Menjadi Akar Kemiskinan yang Sulit Teratasi?

31 Oktober 2024   09:20 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kampanye Pencegahan Pernikahan Usia Dini Sumber birokesra.babelprov.go.id

Selain itu, bayi yang lahir dari ibu usia dini lebih rentan mengalami masalah stunting, yang berujung pada keterbatasan perkembangan kognitif dan fisik anak. Ketika generasi berikutnya mengalami hambatan kesehatan sejak dini, mereka akan lebih sulit mengatasi kemiskinan yang telah ada.

Keterbatasan Pemahaman dan Akses Kesehatan Reproduksi

Kurangnya edukasi seksual dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi adalah faktor utama yang mendorong pernikahan usia dini. Di banyak daerah di Indonesia, pembicaraan tentang kesehatan reproduksi masih dianggap tabu. Bagi saya pribadi, edukasi terkait kesehatan reproduksi masih belum dilakukan secara menyeluruh baik pada anak usia sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas hingga perguruan tinggi. 

Sehingga jangankan untuk mendapatkan akses informasi pelayanan kesehatan reproduksi, kesadaran mereka tentang betapa pentingnya kesehatan reproduksi saja tidak ada.

 Akibatnya, anak-anak muda, terutama perempuan, tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat tentang tubuh mereka. Tanpa pemahaman ini, mereka tidak hanya berisiko besar untuk menikah dan hamil dini, tetapi juga untuk terus melanggengkan siklus tersebut pada anak-anak mereka.

Menguatkan Siklus Kemiskinan Antar-Generasi

 

Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan orang tua yang menikah dini umumnya menghadapi lingkungan yang penuh keterbatasan ekonomi, pendidikan, dan sosial. Orang tua yang menikah muda sering kali belum cukup matang secara emosional dan finansial untuk membina keluarga yang stabil. 

Mereka cenderung tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pendidikan yang layak dan menciptakan lingkungan belajar yang memadai. Akibatnya, anak-anak mereka tumbuh tanpa bimbingan dan dukungan yang tepat, cenderung putus sekolah, dan akhirnya berujung pada jalan hidup yang sama dengan orang tuanya. Siklus ini kemudian berulang, menambah lapisan kemiskinan dari generasi ke generasi.

Kebijakan dan Edukasi: Solusi yang Diperlukan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun