Dimulai hari Kamis, 30 November 2023, saya bersama 19 perwakilan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) yang berasal dari lima provinsi di Indonesia diundang oleh Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat (Dispar Jabar) untuk mengikuti kegiatan “Familiarization Trip Tahun 2023”. Selama 4 hari peserta berkunjung ke beberapa destinasi wisata daerah Cirebon, Majalengka dan Bandung serta mengunjungi Bandara Kertajati.
Pada kegiatan tersebut, Dispar Jabar tidak hanya mengundang influencer dari Genpi tetapi juga travel agent dari berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyambut kembali aktivitas Bandara Internasional Jawa Barat yaitu Kertajati di Kabupaten Majalengka. Selama kegiatan, peserta dipandu oleh guide dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DPC Kota Bandung
Di hari pertama, peserta Famtrip diajak mengunjungi beberapa destinasi di Cirebon. Destinasi yang dikunjungi antara lain Keraton Kasepuhan, Vihara Welas Asih, Kampung Batik Trusmi, Goa Sunyaragi, Kampung Sabin. Selain itu kami makan siang di Nasi Jamblang Bu Nur dan Makan Malam di Restroran Kelapa Manis.
Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan cagar wisata bersejarah yang terkenal di Cirebon. Dibangun pada tahun 1430 dengan bangunan awal yang kini menjadi tempat tinggal sultan Cirebon sedangkan untuk keratonnya sendiri dibangun pada tahun 1529 oleh Sunan Gunung Jati dengan membuat berbagai arsitektur bangunan yang berbeda-beda campuran antara pengaruh Cina dan Eropa.
Saat kunjungan, peserta didampingi oleh pemandu wisata yang menjelaskan tentang sejarah maupun arti tempat-tempat di dalam keraton. Saat kunjungan kemarin, kami dipandu oleh Mbah Kewong seorang pemandu berusia 70 tahun.
Kami diajak berkeliling keraton dan yang utama kami diajak berkeliling museum yanag menyimpan barang-barang peninggalan keraton kasepuhan termasuk kereta kencana yang pernah digunakan oleh Sunan Gunung Jati. Kami juga diperlihatkan akan satu lukisan yaitu Lukisan Maharaja Sri Baduga yang menariknya adalah baik mata maupun kaki pada lukisan ini akan mengikuti posisi pengunjung. Jika kita berada di sebelah kanan lukisan, maka mata maupun kaki mengikutinya begitu juga sebaliknya. Selain itu di dalam museum ada satu ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka Sunan Gunung Jati yang hanya dibuka untuk umum pada hari minggu saja.
Untuk harga tiket masuk sekitar 15 ribu diluar tiket museum dan jika ingin mengunjungi semua area keraton dikenakan tarif 40 sampai 50 ribu.