Juling atau strabismus dirangkum dari beberapa sumber adalah kondisi kelainan mata yang diakibatkan adanya gangguan ketidaksejajaran kedua bola mata akibat pergeseran otot mata. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab resminya. Beberapa sumber mengatakan karena faktor lahir, faktor keturunan ataupun karena penyakit tertentu.
Biasanya mata juling ini banyak dialami oleh anak-anak meskipun ada juga dialami oleh orang dewasa.
Dari apa yang saya alami, pergeseran bola mata terjadi karena sejak kecil saya mempunyai kebiasaan membaca sambil tidur dengan penerangan yang remang (lampu 5 watt) yang kemudian membuat otot mata bergeser.
Menjalani hidup 30 tahun dengan mata juling
Ketika tahu ada kelainan pada mata kiri, saya menjadi tidak percaya diri kalau harus melepas kacamata karena merasa aneh melihat kedua bola mata sendiri tidak sejajar.Â
Jangan salah, saya pun pernah dibully atau diejek oleh orang lain yang melihat kedua mata saya bahkan kadang beberapa orang bilang sering kesulitan harus melihat ke mata yang mana jika berbicara dengan saya.Â
Namun alhamdulillahnya saya mempunyai orang tua yang mengajarkan saya untuk bersyukur dengan kekurangan yang ada pada diri saya dan untuk tidak mendengarkan omongan negatif dari orang lain tentang mata saya.
Selama 30 tahun saya menjalani kehidupan dengan satu mata yang bisa melihat. Tidak pernah sekalipun saya merasa bahwa saya hanya memiliki mata kanan yang bisa melihat.Â
Allah memberikan saya kelebihan dibalik kekurangan fisik yang dimiliki dan itu sangat disyukuri. Saya bisa bekerja di depan komputer yang kebetulan Allah kasih kelebihan setelah beberapa kali belajar, saat mengetik saya tidak lagi melihat keyboard sehingga mata kanan (yang bisa melihat) fokus melihat ke layar.Â
Saya bisa bersepeda bahkan jam terbang saya baik itu bersepeda ke luar kota ataupun bersepeda adventure lumayan tinggi. Saya aktif mengikuti dan memenangkan beberapa lomba kepenulisan. Aktif di berbagai kegiatan blogger, literasi maupun Kompasiana.