Tahun 2022 memang tahunnya saya dalam kegiatan menulis. Selain tulisan saya yang semakin banyak lagi saya bagikan ke pembaca melalui Kompasiana, juga semakin rajin saya menghadiri kegiatan kepenulisan entah itu yang dilakukan oleh Kompasiana, Komunitas-Komunitas di Kompasiana maupun di luar Kompasiana terutama di Komunitas LIterasi yang ada di Purwakarta kota saya tercinta.
Setelah diajak untuk mengikuti Kemah Literasi Jawa Barat, kali ini saya kembali diajak oleh Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Purwakarta. Kali ini bedanya saya bukan sebagai peserta namun sebagai narasumber.
Kegiatan literasi tersebut adalah Bincang Penulis Perempuan Purwakarta "Perempuan Bicara Perempuan Menulis" yang dilaksanakan pada hari Minggu, 27 November 2022 yang bertempat di auditorium Gedung Purwakarta Creative Center (PCC).Â
Acara ini diinisiasi oleh salah satu penulis fiksi dan sastra Purwakarta yaitu Aminarista atau yang lebih dikenal dengan nama pena Aleena. Kerinduan Aleena akan adanya event yang menampilkan berbagai unsur seni di Purwakarta lah yang kemudian menginisiasi Aleena untuk membuat kegiatan seni atau literasi ini.
"Dulu saya pernah menonton pertunjukan Teater di Purwakarta tapi setelah itu tidak pernah ada lagi pertunjukan maupun event seni yang bagus dan berkualitas di Purwakarta. Dan saya merindukan itu" ~Aleena
Keinginannya Aleena pun diceritakan pada penggiat literasi Purwakarta yaitu Kang Rudy Aliruda dari Sanggar Sastra Purwakarta yang juga ketua Forum TBM Purwakarta dan pencinta sastra Purwakarta yaitu Kang Nana (Pemilik Rumah Kata Sang Ilalang) untuk kemudian dihubungkan kepada Forum Taman Baca Purwakarta yang akhirnya dipilih sebagai penyelenggara acara.
Niatnya Aleena patutlah diacungi jempol karena ingin mengadakan kegiatan yang menampilkan mereka-mereka yang selama ini sudah lama berkecimpung di dunia literasi namun ada yang belum tahu dan dikenal di Purwakarta. Selain itu ingin juga menampilkan pertunjukkan-pertunjukkan seni yang memang mereka berbakat namun juga belum banyak dikenal oleh masyarakat Purwakarta.
Untuk tempat kegiatan, Gedung Purwakarta Creative Center (PCC) sebetulnya merupakan opsi terakhir karena rencana awal akan dibuat secara outdoor. Karena berbagai pertimbangan termasuk banyak kegiatan di hari minggu di tempat tersebut kemudian akhirnya dipilih PCC sebagai lokasi kegiatan sekaligus sebagai ajang perdana FTBM Purwakarta berkegiatan di gedung tersebut.
Pemilihan gedung pun dirasakan tepat apalagi sebelum kegiatan diskusi literasi ini ada kegiatan yang dilakukan oleh salah satu himpunan mahasiswa sehingga beberapa mahasiswa bergabung di kegiatan diskusi tersebut.
Sebelum acara bincang literasi dimulai, ada kegiatan sosialisasi terkait HIV Aids yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta narasumber Dr. Eva Listya Dewi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dan salah satu penyintas HIV Aids. Tujuannya adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terutama remaja terkait HIV Aids mengingat makin banyaknya masyarakat yang terkena penyakit HIV.Â
Bincang Penulis Perempuan Purwakarta
Tepat di jam 14.00 WIB, Bincang Penulis Perempuan Purwakarta dimulai dengan menampilkan beberapa kesenian maupun pembacaan dan rampak puisi seperti dari dari beberapa sanggar seni di Purwakarta (PKBI Subang, Rumah Baca Jejer Cacaka dan Sanggar Sastra Purwakarta). Acara bincang literasi ini dipandu oleh Kang Ali Novel Magad seorang MC senior sekaligus seniman Purwakarta.
Kegiatan Bincang Penulis Perempuan Purwakarta menghadirkan narasumber Aleena selaku insiator acara dan penulis fiksi Purwakarta, Seli Desmiarti selaku penggiat sastra yang sudah banyak pengalaman di dunia sastra khususnya di Jawa Barat dan saya sendiri, Mira Habibah yang membagikan pengalaman selama menjadi penulis Artikel di Kompasiana sekaligus mengenalkan Kompasiana kepada mereka yang hadir. Moderatornya adalah sastrawan Purwakarta Kang Rudy Aliruda.
Pemilihan ketiga penulis dengan genre yang berbeda tentunya menjadi bukti bahwa Purwakarta mempunyai penulis-penulis handal serta berprestasi dengan jenis penulisan yang berbeda-beda dan justru perbedaan jenis tulisan menjadi diskusi ini diminati dan menjadi bahan informasi baru bagi peserta yang hadir saat kegiatan bincang  literasi tersebut. Â
Meskipun yang hadir tidak terlalu banyak namun ternyata antusias yang hadir sangat luar biasa terbukti banyak sekali yang bertanya dan sangat ingin tahu tentang dunia kepenulisan. Bagi peserta yang bertanya akan mendapatkan hadiah satu buah buku karya Aleena yang berjudul "Kisah" .
Kegiatan bincang literasi berakhir tepat pada pukul 17.00 WIB dengan acara yang berjalan tertib dan lancar.Â
Pengalaman Perdana menjadi narasumber kegiatan offline
Kegiatan bincang literasi menjadi ajang perdana saya sebagai narasumber kegiatan literasi yang dilakukan secara offline. Sebelumnya saya pernah menjadi narasumber untuk zoom Koteka yang dilakukan secara online tentunya.
Padahal dari dulu saya selalu menolak jika ada yang meminta sebagai narasumber karena saya lebih kearah penulis pasif yaitu penulis yang lebih suka mengeluarkan kata demi kata lewat tulisan namun ketika berbagai secara lisan itu sering kali kalimat maupun narasi susah untuk dikeluarkan bahkan yang ada grogi sehingga timbul rasa tidak percaya diri.Â
Namun Kang Rudi dan Ambu Seli terus meyakinkan diri saya bahwa saya bisa membagikan pengalaman saya secara langsung kepada mereka yang hadir. Begitu juga dengan support dan doa yang luar biasa dari sahabat-sahabat baik saya maupun beberapa rekan kantor yang akhirnya membuat saya bisa tampil di depan umum. Dan untungnya materi yang ditanyakan oleh moderator sesuai dengan kemampuan menulis saya dalam penulisan artikel. Kekurangan selama menjadi narasumber tetaplah ada mengingat ini pengalaman perdana menjadi narasumber secara offline namun kekurangan tentunya akan menjadi pembelajaran ke depannya untuk diperbaiki agar kesalahan tersebut tidak terulang.
Sayangnya kegiatan ini tidak banyak diminati oleh masyarakat khususnya kalangan muda padahal acara ini bersifat gratis dan tentunya banyak memberikan manfaat bagi yang hadir.
Harapan ke depannya semoga semakin banyak lagi penulis perempuan di Purwakarta yang diapreasi tidak hanya oleh pemerintah namun juga oleh semua masyarakat. Karena bagaimanapun peran penulis daerah sangat berperan dalam menghidupkan geliat sastra maupun literasi Purwakarta dan juga membantu menginformasikan tentang Purwakarta. Karena penulis tidak hanya mengabdikan tangan dan hatinya untuk berkarya namun juga jiwa dan dedikasinya untuk literasi di daerahnya.
Salam literasi Purwakarta.
NB: Terima kasih untuk Kang Rudy Aliruda, Seli Desmiarti, Aleena, Dr. Eva, Kang Ali Novel dan semua pihak yang terlibat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H