Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Rumah Federalist, Bukti Nyata Semboyan Satu Sepeda Satu Juta Saudara

17 Juli 2021   20:17 Diperbarui: 16 September 2021   14:03 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah adalah tempat dimana kita bisa menemukan harta paling berharga yang diberikan Tuhan yaitu Keluarga.

Rumah adalah tempat kita istirahat, menghabiskan waktu bersama orang tua, keluarga, teman bahkan menghabiskan waktu untuk diri sendiri.

Rumah adalah tempat perlindungan, tempat berteduh , tempat menemukan kehangatan tidak hanya untuk kita namun untuk mahkluk hidup lainnya.

Bahkan rumah bisa menjadikan kita bertemu keluarga baru dan itu juga yang di alami oleh para pesepeda khususnya yang sering melakukan perjalanan jarak jauh.

Kenapa keluarga baru?

Bagi pesepeda khususnya yang bersepeda antar kota, keberadaan rumah singgah di kota yang dilewati menjadi salah satu moment terbaik dalam perjalanan karena kita bisa istirahat di tempat layak dan juga bisa bertemu dan berkenalan dengan sesama pesepeda yang selama ini hanya dikenal entah itu lewat media sosial yang kemudian dilanjut lewat chat Whatss App. 

Selama perjalanan jarak jauh tidak hanya harus istirahat di tempat makan ataupun di mushola/masjid ketika ibadah namun juga bisa di rumah singgah. 

Beberapa pesepeda menjadikan rumahnya sebagai rumah singgah bagi para pesepeda. Seperti di Bandung ada Baba House yang dikelola oleh salah satu penggiat sepeda Bandung bahkan rumah orang tua saya pun di tahun 2015 - 2017 pernah saya jadikan sebagai rumah singgah bagi para pesepeda. 

Meskipun di era pandemi, sepeda menjadi gaya hidup dan bukan sekedar olahraga semata. Namun bagi komunitas Sepeda Federal Indonesia (MTBFI) yang sudah hadir di negeri tercinta sejak 11 tahun lalu, bersepeda bukan sekedar hobi. 

Kunci utama dari bersepeda bagi komunitas ini adalah bukan hanya sekedar olahraga ataupun hobi namun yang utama adalah "Guyub" atau "Kebersamaan" . 

Semboyan "Satu Sepeda Sejuta Saudara" bukan hanya semboyan omong kosong semata namun benar-benar direalisasikan oleh para penggiat sepeda federal yang disebut oleh Federalist.

Dan ini terasa oleh saya, ketika tahun awal 2015 memutuskan untuk mengganti sepeda MTB saya dengan sepeda Federal setelah sebelumnya bertemu pertama kali dengan Federalist dari daerah Jabodetabek yang saat itu kumpul dan guyub bareng di Karawang akhir Desember 2014. 

Kemudian saya melakukan perjalanan jauh pertama saya ke Jakarta di bulan Februari 2015 bersama beberapa teman sepeda dari Karawang dan Purwakarta tentunya. 

Kami disambut di setiap daerah yang kami lewati sampai tiba di Jakarta, sambutan itu terasa luar biasa dan kemudian mendapatkan teman-teman baru sesama federalist.  

Karena faktor kekeluargaan dan guyub itulah selain beberapa kawan sepeda menjadikannya rumah singgah namun ada juga Rumah Federalist di setiap wilayah atau dalam sepeda federal biasa dikenal chapter wilayah. 

Keberadaan rumah federalis mulai makin banyak ketika di tahun 2018 - 2019an dan sampai sekarang yang sudah lebih dari puluhan rumah federalist di seluruh Indonesia.

Rumah Federalist adalah rumah singgah dan tempat beristirahat bagi para peturing ataupun pesepeda yang melintasi suatu daerah. Kalau rumah singgah atas dasar pribadi dan dikelola oleh pribadi, berbeda dengan Rumah Federalist yang dikelola oleh komunitas sepeda di daerah tersebut. 

Dikatakan federalis karena rumah singgah itu didirikan oleh komunitas sepeda federal yang ada di wilayah tersebut. 

Rumah federalis tersebut biasanya merupakan rumah dari salah satu penggiat sepeda ada yang menjadikan rumahnya sebagai rumah singgah ataupun menggunakan lahan kosong di sekitar rumahnya untuk dibangun rumah federalist meksipun itu kecil.  

Untuk mengetahui lokasi rumah singgah ataupun pesepeda yang melintas ke kota tersebut biasanya itu didapatkan dari informasi group pesepeda MTBFI, dari media sosial ataupun informasi dari chapter wilayah. 

dokumentasi foto: facebook.com/MTBFederalID
dokumentasi foto: facebook.com/MTBFederalID

Meskipun namanya Rumah Federalist namun bukan berarti yang boleh singgah dan istirahat di rumah tersebut hanyalah pesepeda pengguna merk Federal namun juga untuk berbagai jenis genre, tipe maupun komunitas sepeda lainnya. 

Karena tujuan utama kehadiran Rumah Federalist adalah sebagai tempat singgah dan istirahat pesepeda dan tempat menjalin silaturahmi antar para pesepeda.

dokumentasi foto : Ilham Firdaus/Federal Purwakarta (Fedarta)
dokumentasi foto : Ilham Firdaus/Federal Purwakarta (Fedarta)

dokumentasi foto : Ngah Ana Tamimi/Federal Karawang (Pendekar)
dokumentasi foto : Ngah Ana Tamimi/Federal Karawang (Pendekar)

Yang menarik dan membuat salut adalah, rumah sepeda itu dibangun dengan dana hasil swadaya para anggota komunitas tersebut bahkan membangunnya pun dengan tenaga dari para anggota itu sendiri. 

Dan itupun yang saya lihat dari pembangunan Rumah Federalist Purwakarta yang dikelola oleh Komunitas MTB Federal Purwakarta (Fedarta), komunitas sepeda tempat saya bernaung sekarang. 

Dalam waktu kurang dari sebulan dan hanya dikerjakan di saat hari libur namun berhasil membangun rumah federalis meski tak luas (sekitar 3 x 2,5 m2) di pinggir halaman rumah salah satu anggotanya dengan tenaga dan biaya dari urunan para anggotanya. 

Dan rumah federalist Purwakarta sudah selesai pembangunannya di awal Juli ini dan sudah disinggahi beberapa kawan pesepeda yang melintas ke Purwakarta

Rumah Federalist Purwakarta. Dokumentasi foto : Federal Purwakarta (Fedarta)
Rumah Federalist Purwakarta. Dokumentasi foto : Federal Purwakarta (Fedarta)

Karena dikelola langsung oleh komunitas ataupun chapter dari Komunitas MTB Federal Indonesia, maka para anggota komunita tersebut tidak hanya menyambut di rumah federalist namun sering kali menjemput ataupun mengantar bahkan sampai ke perbatasan wilayah. 

Di saat pandemi seperti ini, beberapa rumah federalist khususnya yang berada di Zona merah ditutup demi membantu mencegah penyebaran Covid-19. 

Namun beberapa juga ada yang buka dengan tentunya menerapkan aturan protokol kesehatan dan mengurangi jumlah pesepeda yang datang.

Kehadiran Rumah Federalist maupun rumah singgah para pesepeda menjadi bukti bahwa bersepeda itu bukanlah untuk olahraga semata namun ada pula filosopi kuat yang bisa kita tanamkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya adalah

"Sepeda berarti kesederhanaan dan kesederhanaan berarti kebahagiaan" ~ Mahmet Murat Ildan 

Bahwa bagi pesepeda bertemu dengan keluarga baru ataupun teman baru yang kemudian terjalin silaturahmi bisa memberikan kebahagiaan yang lahir secara sederhana.

Dengan kesederhanaan dalam silaturahmi antar pesepeda kemudian bisa memberikan arti kebahagiaan untuk pesepeda tersebut karena disitulah kita bertemu dengan keluarga ataupun teman baru yang bisa memberikan kebahagiaan dengan cara sederhana.

Salam Guyub, Salam Satu Sepeda Sejuta Sahabat.
Salam sehat semuanya dan tetap lakukan protokol kesehatan 5M . 

Mira Habibah
Penggiat Sepeda Purwakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun