Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dua Plus Satu, Mereka yang Berperan dalam Mengolah Rasa Menjadi Karya

1 Juni 2021   19:16 Diperbarui: 1 Juni 2021   20:43 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika diminta berterima kasih atas anugerah kebiasaan menulis, ada dua plus satu yang ingin saya sampaikan terima kasih. Yang pertama tentunya Tuhan, yang kedua adalah kedua orang tua plusnya adalah Kompasiana.

Tuhan

Karena DIA lah yang memberikan kemampuan menulis ini.  DIA lah yang selalu memberi petunjuk ketika hati sedih tanpa ada orang yang bisa menjadi teman curhat. Yaitu Curhatlah pada DIA dan tulislah di diary atau komputer. DIA pula yang memberikan jalan dan cara agar ide menulis keluar dengan sendirinya. DIA lah yang memberi talent itu.

Bagaiamana dulu ketika saya terpuruk karena tidak diangkat PNS, kemudian DIA memberikan petunjuk untuk membeli tabloid yang tidak pernah saya beli dan di tabloid itu ada info lomba menulis. Yang terjadi adalah kemudian kesedihan itu terhapuskan dan terganti oleh kebahagiaan karena saya menang di lomba itu dan menjadi awal mula saya akhirnya memberanikan diri untuk ikut lomba 

Dan masih banyak lagi yang DIA lakukan untuk hobi yang membuat saya jatuh cinta dan bahkan sudah menjadi bagian dari hidup.

Meski saya belum sehebat dan se kreatif mereka-mereka yang sudah melahirkan banyak karya luar biasa, setidaknya DIA sudah memberikan saya jalan, memberikan saya kesempatan agar saya tetap bisa berdiri tegak dalam menjalani kehidupan dengan kemampuan menulis yang diberikanNYA.

Orang Tua

Aturan ketat dari kedua orang tua saya ketika saya sekolah yaitu salah satunya saya tidak diizinkan bermain di hari sekolah  dan karena semua kakak-kakak saya tinggal di luar kota kemudian orang tua memberikan saya diary. Katanya jika saya punya uneg-uneg yang tidak bisa disampaikan pada mereka, lebih baik saya tulis di diary.  Kebiasaan itu pun berlanjut hingga melahirkan karya bahkan prestasi.

Karenanya ketika pertama kali memenangkan lomba menulis dengan hadiah besar, hadiah utamanya saya persembahkan untuk mereka.

Di kemudian hari ketika mereka sudah tidak ada, kebiasaan menulis diary pun menjadi teman di tengah kesendirian saya.  Menjadi tempat mengeluarkan keluh kesah ketika saya rindu pada kedua orang tua saya. Menjadi tempat bercerita terbaik selain Tuhan ketika tidak ada keberanian untuk bercerita ke kakak-kakak ataupun teman dekat.

Dan Plusnya adalah Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun