Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bubur Tepekong Bekasi, Rela Antri Demi Bubur

11 April 2021   20:16 Diperbarui: 11 April 2021   22:49 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dokumentasi pribadi

"Kalian Tim Bubur Apa? Diaduk apa tidak diaduk?"

Pertanyaan ini sempat viral di negeri ini karena ternyata makan bubur saja sampai ada dua ke khasan yaitu diaduk dan tidak diaduk.

Bubur, 

Siapa sih yang tidak suka dengan bubur. Salah satu menu sarapan wajib masyarakat Indonesia dan juga menjadi salah satu makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Asia. 

Selain menjadi menu sarapan masyarakat Indonesia, bubur juga menjadi menu makanan untuk orang sakit karena meskipun nasinya dalam bentuk cair namun memiliki kalori yang rendah yaitu 138 kalori (sumber: style.tribunnews.com). Bubur juga menjadi makanan pendamping ASI/Susu bagi bayi yang sudah bisa makan nasi.

Saya sendiri sebetulnya ketika sarapan jarang sekali makan bubur karena bubur itu gampang cair kalau kita tidak cepat-cepat memakannya sehingga bukan menu pilihan wajib ketika sarapan. selain itu karena biasanya lebih banyak airnya daripada berasnya, jadi membuat mudah lapar kembali.

Namun beberapa tahun ini, ada satu bubur ayam yang justru menjadi menu sarapan wajib ketika saya berkunjung ke rumah teman baik saya di Bekasi dan saya sangat suka sekali dengan bubur itu apalagi buburnya membuat kenyang. Sejak sering diajak dari lima tahun lalu, permintaan saya ke teman baik saya kalau sedang di Bekasi selalu ingin sarapan bubur di tempat ini.

Karenanya setelah setahun lebih tidak berani berpergian ke daerah Jabodetabek dan karena sudah rindu dengan makanan bubur ini, maka hari sabtu dan minggu ini saya memutuskan untuk ke Bekasi dan menikmati lezatnya Bubur Tepekong sebelum bulan puasa. Apalagi ketika bulan puasa, bubur ini tidak ada dan penjualnya memilih menjalankan puasa bareng keluarga di kampung halamannya. Untungnya teman baik saya dan suaminya mau menemani saya makan bubur ini. Jadi keinginan saya pun tercapai

Namanya Bubur Tepekong

Lokasinya tepat di depan Klenteng Hok Lay Kiong daerah Proyek Bekasi Timur atau yang lebih dikenal dengan Tepekong sehingga nama Bubur Ayam tersebut adalah Bubur Tepekong. Bubur ini masih dijajakan dalam bentuk gerobak dengan ciri khasnya gerobak berwarna biru.

Penjualnya bernama Zaenal Abidin dari Tegal. Memulai usaha bubur di lokasi yang sama dari tahun 2007 dengan awal-awal jualan hanya 1 liter beras yang kemudian dibuat bubur dan kini sudah mampu menjual sekitar 300 - 400 porsi setiap harinya.

Lalu apa yang membuat saya jatuh cinta dengan bubur ini dan juga sangat digemari oleh Masyarakat Kota Bekasi?

Bubur Ayam Tanpa Kuah

Yang menarik dari bubur ini adalah tidak adanya kuah berupa air kaldu ayam yang selama ini sering kita temui di bubur yang lain. Bubur ini hanya diberikan taburan lada bubuk, sedikit kecap asin dan banyak toping di atasnya. Selain itu buburnya kental dan tidak mudah mencair.

Topingnya Banyak

Membeli bubur ini artinya siap-siap mendapat banyak toping dengan ciri khas bubur Betawi, mulai dari udang rebon, suwiran cakue Betawi, bawang merah goreng, irisan daun bawang, potongan timun dan kacang kedelai. Buburnya sendiri ngumpet dibawah topingnya. Selain itu ada tambahan berupa Kerupuk Padang yang kerupuknya enak dan kriuk banget. Kita juga bisa menambahkan tusukan jeroan ayam yang dijual secara terpisah.

Harganya murah

Harga bubur tersebut sangat murah. Dengan toping yang disebutkan diatas, Mas Zaenal sebagai pedagang bubur tersebut menghargai seporsi buburnya dengan harga 10 ribu rupiah dan untuk tusukan jeroan ayam seharga 3000 rupiah. Harga murah namun bikin kenyang.

Pembeli rela Antri berjajar.

Setelah setahun lebih tidak berani untuk pulang ke Bekasi, setelah kembali dan makan dibubur disini, ada satu hal yang menarik yang saya temui. Adanya antrian yang tertib yang dilakukan oleh pembeli. Karena keterbatasan tempat makan (hanya satu meja dan beberapa kursi) sehingga pembeli lebih memilih membeli bubur untuk dimakan di rumah. Dan pembeli itu rela antri panjang demi membeli bubur tersebut. Selama ini masih jarang ditemui ada pembeli mau antri berbaris demi membeli bubur gerobak.

antrian di tukang bubur foto : dokumentasi pribadi
antrian di tukang bubur foto : dokumentasi pribadi
Waktu jualannya  Gak Lama

Karena setiap hari hanya menjual 20 liter beras yang dijadikan bubur sementara pembeli banyak maka waktu jualannya pun tidak terlalu lama. Bubur Tepekong mulai jualan dari jam 05.30 WIB sampai Jam 09.00 WIB. Jadi kurang lebih hanya 4 jam saja jualannya setiap hari. Waktu yang penuh pembeli biasanya diatas jam 6 sampai jam 7 pagi.

Selain kelebihan-kelebihan diatas, yang menarik lagi adalah bahwa area parkirnya yang luas sehingga pembeli yang membawa mobil bisa parkir dengan nyaman. Selain itu baik penjualnya, Mas Zaenal ataupun asistennya terkenal sangat ramah pada pembeli sehingga menjadi salah satu nilai plus dari pembeli selain buburnya yang lezat tentunya.

bersama mereka yang mengenalkan bubur tepekong. Foto : dokumentasi pribadi
bersama mereka yang mengenalkan bubur tepekong. Foto : dokumentasi pribadi
Jadi buat yang ke Bekasi, yukk sesekali mencoba kuliner bubur ini.

Bubur Tapekong
(Depan Klenteng Hok Lay Kiong)

Jalan Kenari I No. 1 Margahayu, Bekasi Timur

Harga: 10 ribu/per porsi

Jam Jualan: 05.30 WIB s.d. 09.00 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun