Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kasus Viral Eiger, Saya Tetap Eigerian

31 Januari 2021   10:23 Diperbarui: 7 Februari 2021   20:01 2491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi foto : twitter/duniadian

Kemarin teman saya menanyakan pendapat saya tentang kasus Eiger yang kini tengah viral karena teman saya tahu kalau saya seorang Eigerian atau pemakai dan pengguna produk Eiger.

Kasus Eiger mulai viral ketika Dian Widiyanarko mengunggah twit tentang “Surat Cinta” dari pihak Eiger yang melayangkan keberatan atas review kacamata Eiger di youtube milik Dian.  Yang menurut pihak Eiger dinilai kurang bagus dari segi pengambilan gambar maupun setting lokasi sehingga produk Eiger dinilai kurang bagus kualitasnya ketika di review oleh Dian sehingga Dian diminta untuk menghapus kontennya.

Apa yang dilakukan oleh Eiger memang salah dan saya sangat setuju kalau yang dilakukan Eiger itu salah jika mengacu pada surat cinta itu.

Sebagai produk asli dalam negeri, perusahaan yang didirikan tahun 1993 dan memproduksi produk untuk kegiatan di luar ruangan (outdoor) bukanlah lagi produk sembarangan. Eiger sudah memiliki nama bagi pencinta kegiatan alam di negeri ini.

Selama ini masyarakat menyukai produk Eiger karena harga yang lebih murah dari merk produk outdoor dari luar negeri namun kualitas tak kalah bagus dari produk luar negeri.

Semakin tahun Eiger semakin berkembang pesat. Bahkan di tahun 2010 Eiger membuka showroomnya di Dortmund Jerman dilanjutkan kemudian pernah membuka showroom di Malaysia maupun di Singapura. Namun karena lebih banyak permintaan dari dalam negeri akhirnya Eiger lebih memfokuskan pada penjualan dan pembuatan produk di dalam negeri saja. Dan di tahun 2019 Eiger memiliki 332 Eiger Store di seluruh Indonesia. Ini membuktikan bahwa produk Eiger termasuk yang paling dicari dan dipilih oleh masyarakat Indonesia.

Di jaman Millenial ini, Eiger menggandeng beberapa publik figure khususnya yang masih muda sebagai brand ambasador produk mereka. Eiger juga menjadi sponsor utama acara petualangan di salah satu televisi maupun untuk beberapa event petualangan. Karena itulah Eiger semakin terkenal karena produk-produk mereka dipakai oleh para brand ambasador yang sudah punya nama di negeri ini dan memberikan dampak siginifikan bagi penjualan produk Eiger.

Namun Eiger khususnya managemen Eiger lupa bahwa di jaman milenial ini internet adalah segalanya. Bahwa internet bukan sekedar tempat membaca berita atau menonton video tapi tempat dimana masyarakat melihat review produk yang akan dibeli sebagai bahan pertimbangan. Internet menjadi sarana pemuas bagi masyarakat untuk mengomentari atau mengulas produk maupun makanan yang mereka beli. 

Adanya Google Local Guide, review di blog maupun di Youtube menjadi salah satu bukti keberadaan review itu penting untuk memudahkan masyarakat menentukan pilihannya baik itu produk, makanan, penginapan dan lain-lain.

Eiger juga lupa bahwa tidak semua kamera ataupun kamera hp memiliki resolusi yang sama. Bisa jadi Dian ataupun yang mereview produk Eiger lainnya tidak memiliki kamera canggih dengan harga selangit seperti yang dilakukan oleh managemen Eiger dalam membuat video produknya. Dian dan masyarakat awam hanya membuat ulasan sesuai dengan pendapat mereka tanpa memikirikan resolusi kamera ataupun tempat yang penting bisa memberikan informasi untuk pembaca ataupun penontonya. Begitu pula para blogger yang membuat ulasan tidak pernah memikirkan hal yang sama (dari segi resolusi kamera) yang penting ulasan mereka tepat dan sesuai dengan apa yang mereka alami.

Terakhir pihak managemen Eiger lupa bahwa bukankah mereka memiliki lima semangat yang harus mereka praktekan pada produk maupun pada konsumennya. 

Lima semangat itu adalah “E” yaitu Education, “I” yaitu Inspiration, “G” yaitu Green Life, “E” yaitu experintial dan “R” yaitu responbility. Yang arti dari lima semangat itu menjadi dasar bagi Eiger dalam menjadi bagian penting bagi petualangan dan kegiatan Outdoor lainnya di Indonesia.

Managemen Eiger harusnya memberi “respon” positif bagi siapapun pengguna produk Eiger termasuk bagi masyarakat yang mengulas produk mereka. Bahwa Eiger harusnya bisa meng “edukasi” masyarakat bahwa meskipun brand besar namun mereka tetaplah membumi dan berpijak ke bawah dengan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengulas produk mereka meski tidak menggunakan peralatan yang canggih  sekalipun. 

Eiger harusnya menjadi “inspirasi” bagi produk-produk sejenis buatan dalam negeri yang meskipun harganya lebih mahal dari produk lain namun bisa memberikan inspirasi dengan mengapresiasi siapapun yang mengulas produk mereka. Sehingga tidak terjadi kejadian seperti “Surat Cinta” yang kemudian membuat brand lain memanfaatkan moment ini untuk menaikkan produk mereka dengan melakukan apa yang dilarang oleh management Eiger.

Yang salah managementnya bukan produknya.

Kejadian viral Eiger ini berdampak sangat pada produknya. Yang dulunya cinta Eiger kini berpaling pada produk lain. Yang dulunya menggunakan produk Eiger kini tidak ingin lagi menggunakan produk Eiger. Padahal yang salah itu manajemennya bukan produknya.

Sebagai pengguna setia produk Eiger dari tahun 2000-an dimana dompet menjadi produk pertama yang saya beli kemudian jatuh cinta dengan jaketnya. Karena barangnya awet dan kualitasnya bagus kemudian saya pun menasbihkan diri sebagai Eigerian. Apalagi saya sering melakukan aktivitas di alam entah itu bersepeda, travelling atau naik gunung. Karena melakukan aktivitas itu makanya saya membutuhkan peralatan yang awet dan kualitasnya bagus. Karena itulah saya memilih Eiger.

Hampir semua peralatan naik gunung maupun aksesoris sepeda saya menggunakan produk Eiger. Dari mulai tas, sendal gunung dan peralatan kemping lainnya saya menggunakan produk Eiger. Memang haganya lebih mahal dari produk brand dalam negeri lainnya namun sebanding kualitasnya. Sendal gunung saya sudah empat tahun ini awet dan belum diganti. Begitupula dengan tas dan jaket saya. Untuk Jaket dan t-shirt saya memang memilih Eiger karena cocok ke badan saya dan bahannya juga bagus. Meskipun harga jaket Eiger yang saya punya minimal harganya 400 ribuan namun sebanding dengan kualitasnya.

Saya dan produk eiger. Foto : dokumentasi pribadi
Saya dan produk eiger. Foto : dokumentasi pribadi
Saya sendiri jarang mereview atau mengulas produk Eiger karena sudah tahu kualitasnya dari tahun 2000an tepatnya dari pertama membeli produk Eiger. Beberapa kali saya juga meng-tag produk Eiger yang saya pakai di Instagram saya namun memang tidak pernah mendapat respon dari Eiger. Namun selama tidak mendapat “surat cinta” yang penting aman-aman saja memposting produk Eiger di media sosial pribadi

Karena kejadian Viral Eiger ini murni kesalahan manajemen Eiger dan bukan masalah dari produknya maka saya pun tetap akan menjadi Eigerian dan memakai produk Eigerian. Karena yang salah adalah managementnya bukan produknya. Selama produknya masih sama, kualitasnya juga masih sama jadi kenapa harus sampai tidak ingin lagi menggunakan produk itu?

Jadi bagi yang dulunya Cinta Eiger namun karena kejadian viral ini jadi gak cinta lagi sebaiknya jangan berpaling. Toh pihak manajemen sudah menyadari kesalahannya dan akan memperbaiki. Kita tinggal lihat ke depannya apa benar pihak Eiger sudah benar-benar memperbaiki kesalahannya dan tidak lagi mengeluarkan surar cinta untuk siapapun yang mengulas produk mereka. 

Selain itu ada hikmah pula disetiap apapun peristiwa termasuk viral Eiger ini karena berdampak pada produk-produk lainnya yang memanfatkan moment ini untuk meng-up produk mereka. Viral Eiger ini pun berdampak baik bagi Dian sebagai orang yang mendapat “surat cinta”. Meskipun hanya permintaan maaf saja dari Eiger tanpa mendapat bonus produk (padahal sudah membantu memviralkan Eiger) untungnya ada yang berbaik hati hingga memberikan Dian satu set perlengkapan kamera canggih. 

Dan pastinya hikmah dari viral ini tidak akan ada lagi “surat cinta” jika kita mereview suatu barang tanpa di endorse. Karena bagaimanapun kekuatan netizen di jaman ini adalah segalanya. Produk besar seperti Eiger runtuh dalam samalam karena kekuatan netizen di media sosial.

Jadi selama kualitas masih sama dan ke kitanya nyaman. kenapa harus berpaling? Karena tidak ada yang sempurna di dunia ini selain sang pencipta.

Salam Eigerian Netral…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun