Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mata Juling, Melihat Dunia dengan Satu Mata

21 Desember 2020   18:55 Diperbarui: 21 Desember 2020   19:33 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : https://www.sehatq.com/penyakit/mata-juling

Akhirnya dokter memutuskan agar saya menggunakan kacamata untuk menutupi mata juling saya. saat itu waktu kelas 1 SMP, saya menggunakan kacamata minus 0,5 untuk mata kanan yang normal dan saat itu mata kiri saya yang juling sudah minus 8, akhirnya karena pihak optik tidak bisa menyediakan kacamata dengan lensa minus 0,5 dan minua 8 dalam satu frame oleh dokter diputuskan menggunakan lensa dengan ukuran mata kanan saya yaitu minus 0,5.  Dan saat ini di usia saya yang menginjak 40 tahun atau setelah 28 tahun saya  mengalami mata juling, kondisi minus mata saya sudah naik. Mata kanan yang bisa melihat, kini minus 1,75 dan mata kiri yang juling kini minus 11.

Meskipun sudah menggunakan kacamata, tetap saja sampai sekarang saya harus menjelaskan pada orang-orang yang baru kenal jika saya ngobrol dengan mereka, anggap saja mata saya normal meskipun bola mata yang lurus hanya mata sebelah kanan.

Waktu SMP, dokter juga menyarankan agar saya selalu berlatih agar mata kiri saya bisa bergerak. Yaitu dengan cara menutup mata kanan dan meletakkan benda atau telunjuk tangan tepat di tengah-tengah antara mata kiri dan mata kanan dengan jarak 30 cm. 

Alhamdulillah usaha ini sedikit membuahkan hasil, bola mata kiriku bisa luruhs walaupun hanya sebentar. Sekarang cara ini selalu saya pakai jika akan di foto, dimana saya menganggap kamera sebagai objek latihan saya. Sehingga ketika di foto, mata saya terlihat normal.

Resiko Hidup Dengan Satu Mata

Selain ada yang menganggap aneh mata saya ataupun kebingungan ketika ngobrol dengan saya. Adakalanya pula saya dibilang teledor, setiap jalan seperti tidak pernah melihat, saya juga sering salah ketika bekerja. 

Dan memang itu yang saya rasakan. Hidup dengan satu mata, disatu sisi harus melihat ke depan tanpa satu mata lagi melihat ke bawah akibatnya sering sekali ketika jalan saya sering tidak ngeh kalau ada benda lain di dekat kaki saya.

Ketika bekerja juga sama, dengan satu mata saya harus melihat dua objek, layar komputer dan juga kertas atau buku di pinggir meja saya. Mata yang hanya berfungsi satu membuat kemampuan penglihatan saya berkurang dan konsentrasi saya sering tidak fokus.

Selain itu karena beberapa tahun ini saya hidup dengan handphone yang dimensi layar 5 inchi dan radiasi yang tinggi ditambah ukuran font yang tidak terlalu besar membuat jarak mata dengan handphone sangat dekat karena hanya mata kanan yang saya pakai. 

Meskipun saya sudah memakai kacamata dengan minus yang akurat tetap saja karena melihat dengan satu mata, jarak melihat hp dengan mata pun sangat dekat. Makanya saya paling senang bekerja dengan komputer atau laptop karena layarnya besar serta keyboar dan layarnya terpisah.

Bersyukurlah bagi kalian yang masih memiliki organ tubuh yang normal dan pengelihatan yang normal karena di luar sana masih ada mereka yang memiliki kekurangan pada fisik tubuhnya. Ada yang tidak bisa melihat atau mendengar. Ada pula yang melihat tapi dengan satu mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun