Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panen Alpukat Mentega, Berkah Terindah di Situasi Sulit

14 April 2020   11:52 Diperbarui: 14 April 2020   17:37 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dokumentasi pribadi

Alpukat atau avokado adalah buah yang kaya dengan banyak nutrisi. Dikutip dari web www.hallodoc.com, Alpukat mengandung nutrisi, kaya serat, protein, vitamin dan mineral seperti vitamin B, vitamin K, kalium, tembaga, vitamin E, dan vitamin C.

Menurutdata dari National Institutes of Health, menyebutkan jika kita mengkonsumsi alpukat dapat mendukung kesehatan jantung, menstabilkan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, bagus untuk kesehatan kulit dan masih banyak manfaat lain.

Karena banyaknya nutrisi dan manfaat bagus dalam kandungan Alpukat menjadikannya sebagai buah yang paling dicari dan dikonsumsi masyarakat apalagi disaat situasi sekarang ini yang memang harus mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.

Dan salah satu jenis buah Alpukat yang paling banyak dicari adalah Alpukat Mentega.

Perbedaan alpukat biasa dengan mentega selain harganya yang mahal, berdasarkan pengalaman saya adalah terletak dari daging buahnya yang tebal, rasanya manis dan kulitnya yang sangat tipis dan jika membuka kulitnya tidak akan menempel pada buah. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ciri lain yang membedakan alpukat biasa dengan alpukat mentega adalah dilihat dari kulit buahnya. Jika kulit buahnya halus, tidak ada kasar, warnanya hijau pekat dan jika digoyangkan biji buahnya pun akan terdengar atau kata orang Sunda bilang bijinya "koclak". Hal itu dikarenakan bijinya tidak nempel dengan buah. 

Saya sendiri mengenal lumayan baik buah Alpukat Mentega. Kebetulan ketika saya SMP tahun 1996an, bapak (alm) mulai menanam pohon Alpukat mentega yang pohonnya didapat dari daerah Sukasari Purwakarta. 

Butuh waktu 3 tahun pohon itu tumbuh besar dan menghasilkan buah yang banyak. Karena pohon alpukat terletak persis di belakang rumah dan pohonnya makin besar serta miring tepat ke arah rumah. Daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, akhirnya pohon itu ditebang dan sisa pohon yg masih bisa ditanam dipindahkan ke ujung kebun. 

Pohon Alpukat satu-satunya di kebun belakang rumah tingginya kini mencapai 15 meter dan usia pohon sudah hampir 20 tahunan. Keberadaan pohon alpukat membuat kebun semakin rindang karena terhalang oleh tinggi dan lebatnya pohon alpukat. Untungnya pohon alpukat mentega bukan merupakan tempat habibat ulat jadi tidak mengganggu ke pohon yang lain.

Pohon alpukat di belakang rumah biasanya panen setahun sekali di bulan oktober - november dan bisa menghasilkan 50-80kg buah hanya dari satu pohon. Buah alpukatnya pun besar, satu buah alpukat bisa mencapai berat 500kg bahkan lebih. Banyaknya panen dan besarnya buah juga ditentukan dari banyaknya curah hujan. Semakin sering hujan maka buah semakin lebat dan semakin besar ukurannya. 

Kalau panen biasanya tidak kami jual ke pasar ataupun ke tengkulak. Karena kami dari keluarga besar, banyak yang harus kami bagi. Sisanya biasanya saya jual ke temen-temen kantor. Dan karena sudah tahu kualitas dan rasa alpukat dari kebun rumah, biasanya tiap panen pasti pesan lagi. Bahkan terkadang teman selalu tanya saya jika mereka akan membeli alpukat mentega dari tempat lain.

Alpukat mentega dari kebun kami biasanya kami jual dalam bentuk buah mentahan karena alpukat mentega tidak merata kematangan tiap buahnya. Alpukat mentah biasanya di erami dahulu di dalam karung atau tempat menyimpan beras bahkan dibungkus dengan koran. Dan butuh 3-4 hari sampai menjadi matang. 

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Namun di tahun ini ada yang luar biasa sekali terjadi. Di luar dugaan, alpukat mentega kebun berbuah di bulan ini. Padahal bulan april belum waktunya alpukat kami panen. Disaat kondisi sulit seperti ini, alpukat panen seakan menjadi "penyemangat" dan juga "berkah" buat saya dan suami yang memang kini menempati rumah orang tua saya dan mengurus kebunnya. Apalagi di situasi sekarang dimana keuangan kami menipis karena suami yang jam kerjanya berkurang sehingga mempengaruhi kondisi keuangan kami, alpukat bisa kami jadikan sebagai ladang usaha selain untuk saya dan suami konsumsi sendiri.

Setiap musibah pasti ada hikmah, pasti ada keberkahan. Karena Tuhan tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan kita. Selalu ada sisi positif yang bisa kita ambil disetiap kejadian yang menimpa kita.

Tetap semangat dan selalu berfikir positif untuk semuanya. Stay Safe dan Stay Healthy.

Salam Warga Kota Purwakarta

img-20200407-wa0002-5e954100097f361228265a83.jpg
img-20200407-wa0002-5e954100097f361228265a83.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun