Tiga tahun sudah tepatnya dari Maret 2017 saya menyalurkan hobby menulis saya di Kompasiana. Dan tentunya memberi kesan yang mendalam untuk saya pribadi.
Menulis merupakan hobby saya sejak lama. Sering curhat di diary adalah cikal bakalnya. Ketika SMP, saya sebagai anak bungsu, saya tinggal terpisah dengan semua kakak yang bekerja maupun kuliah di luar kota dan membuat saya tidak ada mempunyai tempat untuk bercerita apalagi saat itu saya tidak diizinkan untuk sering bermain dan fokus pada pelajaran. Diary kemudian menjadi tempat saya berkeluh kesah.Â
Seringnya menulis diary kelak mempengaruhi gaya tulisan saya yang lebih sering berdasarkan pengalaman pribadi.
Sempat bercita-cita ingin menjadi wartawan kemudian di tahun 2000an namun kemudian berubah haluan belajar menulis skenario hanya karena tak sengaja bergabung di mailing list Yahoo dimana anggotanya mereka yang punya nama hebat di belakang layar televisi dan perfilm-an negeri ini.Â
Adalah Dewi "Dee" Lestari dan Lomba yang diadakan oleh Tabloid Wanita ternama negeri ini di tahun 2005 menjadi pemicu dan penyemangat saya untuk mulai menulis artikel maupun esai. Dee yang saat itu menjadi juri utama dan kemudian memilih tulisan saya sebagai pemenang ketiga mengatakan bahwa tulisan saya yang dilombakan itu sangat natural, dari hati tapi "ngena" ke pembaca.Â
Sempat off menulis dari tahun 2007 karena asyik kerja sampai pada tahun saya bertemu lagi dengan kawan lama saya tahun 2009 an, Ofi Sofyan Gumelar yang memang seorang penulis. Berawal dari sering sharing terus kemudian sama-sama sering mengirimkan tulisan ke koran daerah dan dimuat lalu Ofi pun mengenalkan saya pada Kompasiana.Â
Pada pertengahan Maret 2017 saya pun membuat akun Kompasiana saya dengan tulisan pertama saya di tanggal 24 Maret 2017 yang berjudul "Angkutan Umum vs Angkutan Online" dan tak disangka telah dibaca oleh 2000-an lebih pembaca.Â
Semangat kreativitas berkarya nya selalu menular ketika saya bertemu dengannya. Ada aja ide yang bisa saya tuangkan. dalam tulisan ketika saya bertemu dengan beliau. Makanya ketika dua tahun terakhir ini jarang bertemu, saya sempet keteteran juga tanpa banyak ide yang keluar.
Kembali lagi ke Kompasiana.Â
Menulis di Kompasiana membuat dua hobby saya tersalurkan. Hobby travelling dan kecintaan saya akan dunia film bisa saya tuangkan dalam bentuk tulisan di Kompasiana.
Menulis di Kompasiana membuat semangat membuat karya selalu ada. Karena Kompasiana pula saya lebih sering menulis lewat aplikasi document di smartphone saya. Setiap ada ide saat itu saya tulis di aplikasi itu dan langsung di pindahkan Kompasiana. Salah satu tulisan saya pernah saya buat di dalam bis dalam waktu 30 menit kemudian langsung tayang di Kompasian dan Alhamdulillahnya menjadi artikel utama.
Menulis di Kompasiana memberikan saya kesempatan untuk ikut lomba maupun mendapat kesempatan untuk hadir ke event-event yang diselenggarakan oleh Kompasiana. Meskipun belum pernah menang dan baru satu event yang saya ikuti setidaknya menambah lagi pengalaman menulis saya. Apalagi saat itu eventnya bisa bertemu dengan Menteri Perdagangan negeri ini. Sungguh kesempatan yang luar biasa.
Menulis di Kompasiana memberikan saya banyak ilmu. Begitu banyak penulis artikel di negeri ini dengan cara menulisnya yang khas yang sering saya baca di Kompasiana. Saya banyak bertemu dengan penulis-penulis dari seluruh Indonesia.
Menulis di Kompasiana ternyata juga ada editornya yang akan mengedit tulisan maupun judul tulisan kita. Setidaknya itu suatu hal yang positif dan menjadikan tulisan kita lebih baik lagi.Â
Karena Kompasiana akhirnya saya dan juga Ofi bertemu dengan kawan-kawan satu kota yang ternyata punya bakat yang luar biasa dalam membuat tulisan. Ide Ofi yang kemudian bersama Kang Aswi dan saya dibantu oleh kawan-kawan penulis yang ditemui ketika Workshop Menulis yang kami adakan, awal tahun 2020 Warga Kota atau Kompasiana Purwakarta akhirnya terbentuk. Saya pun akhirnya punya tempat untuk sharing tulisan maupun ide begitupun Warga Kota yang lain.
Meski akhir-akhir ini  banyaknya iklan yang muncul ketika membuka Kompasiana membuat membaca Kompasiana sedikit terganggu dan tertutup oleh banyaknya iklan. Kompasiana akan selalu saya jadikan sarana untuk mengeluarkan ide-ide saya. Selalu menjadi pilihan utama untuk membaca berita di handphone.Â
Meskipun saya belum dapat "reward" secara materi tapi tulisan saya dibaca oleh masyarakat lewat Kompasiana adalah "reward" terbaik yang saya terima. Apalagi jika tulisan saya memberi manfaat dan positif bagi pembaca Kompasiana, itu "reward" yang tak dapat tergantikan oleh materi.
Tetap semangat berkarya kawan meskipun di rumah aja. Jangan pernah lelah untuk mengapresiasikan ide. Teruslah menulis di Kompasiana.
Salam berkarya selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H