Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lasminingrat, Tokoh Sastrawati Pertama Negeri Ini

31 Januari 2020   09:39 Diperbarui: 31 Januari 2020   10:48 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapur, makanan disajikan. Tanpa keterampilan dan kecerdasan serta akhlak yang baik, sumber hidup manusia itu bisa jadi beracun bahkan mematikan. Jangan menganggap dapur itu rendah. Dapur adalah ruang yang memiliki peranan penting

Kasur bukanlah kodrat perempuan saja tapi laki-laki juga. Tanpa pendidikan perempuan, Kasur itu bisa saja bergeser, perempuan bisa jadi merasa dirinya rendah padahal apa yang dilakukannya sangat penting karena itulah sumber keutamaan perempuan menjadi orang yang menjaga sumber kehidupan manusia

Karena falsafah itulah pada pada tahun 1907, Lasminingrat mendirikan Sakola Kautamaan Istri di Garut. Sebagai Pembina perhimpunan Sekolah Kautamaan Istri agar falsafah tentang keutamaan seorang perempuan tetap digaungkan. Melalui keutamaan ini, perempuan agar dapat membaca dan menulis juga menyuarakan suara-suara mereka. Perempuan juga dididik untuk memasak, mengasuh anak dan keutamaan perempuan lainnya.

Meninggalnya suaminya, mengakibatkan pergerakan Lasminingrat menjadi terhambat. Keponakannya yang menggantikan suaminya menjadi bupati akibat rasa iri, Sakola Kautamaan Istri sedikit demi sedikit disingkirkan dari wilayah Garut. Foto dan arsip di Sakola Keutamaan Istri juga disingkirkan dan musnah tanpa bekas.

Menurut Maudy Koesnaedi yang membacakan monolog cerita Lasminingrat di “Wanodja Soenda” mengatakan bahwa Maudy bersyukur terlibat di monolog ini dan dapat mengenal sosok inspiratif perempuan intelektual dari tanah Parahyangan ini. 

Mengenalnya semakin membuka mata bahwa perempuan harus cerdas dan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas agar kelak dapat merawat anak bangsa menjadi dewasa dengan pola pikir maju.

Foto : Dokumentasi Instagram The Lodge Foundation
Foto : Dokumentasi Instagram The Lodge Foundation

“Apa yang diperjuangkan oleh Lasminingrat di jaman tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini. Penting bagi kita sebagai perempuan untuk terus belajar mengembangkan diri demi anak-anak kita, demi bangsa dan negara ini” ~Maudy Koesnaedi

Lasminingrat meninggal pada tanggal 10 April 1948 di usia 105 tahun dan dimakamkan di Garut. Sayangnya meski perjuangannya di bidang literasi dan pendidikan untuk negeri ini begitu banyak, Lasminingrat sampai sekarang belum dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah. Faktor tidak lengkapnya kajian ilmiah dan bukti otentik karya Lasminingrat menjadi alasan belum ditetapkannya Lasminingrat sebagai Pahlawan Nasional.

Foto : Dokumentasi IG: @zulfanasr
Foto : Dokumentasi IG: @zulfanasr
Meski sampai saat ini belum diakui oleh pemerintah sebagai pahlawan Nasional, seperti yang dikatakan Maudy Koesnaedi, yang utama kita sebagai perempuan hendaklah belajar dari sosok beliau yang terus mau belajar untuk mencerdaskan kita sebagai perempuan maupun untuk anak-anak kita dan generasi yang lain.

Semangat berkarya dan mengabdi untuk keluarga dan untuk negeri untuk perempuan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun