Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Perlengkapan Shalat Tak Sesuci Tempat Ibadahnya

21 Januari 2020   08:12 Diperbarui: 21 Januari 2020   08:13 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Pribadi

Hari minggu kemarin, saya berkunjung kembali ke salah satu masjid yang sedang hits di Purwakarta. Saya mengantar sahabat saya dari Bekasi yang ingin melihat kembali area Masjid itu yang katanya banyak mengalami perubahan, telah menjadi tempat wisata yang hits, instagramabel dan kekinian sehingga banyak di kunjungi Wisatawan.

Waktu awal tahun baru bersama suami, saya memang sempat ke masjid itu namun tidak masuk ke dalam masjidnya untuk sholat. Dan kemarin bersama sahabat, saya melaksanakan shalat Dzuhur di dalam masjid itu.

Alangkah kagetnya saya melihat peralatan shalat (mukena dan sarung) yang ditempatkan di lemari kecil begitu berantakan bahkan bau padahal mukena dan sarung adalah perlengkapan wajib kita dalam beribadah.

Sempat ada dua orang ibu-ibu yang kemudian merapikan mukena tersebut sebelum adzan shalat dzuhur yang sayangnya seusai shalat, mukena itu kembali ditaruh sembarangan tanpa dirapikah oleh penggunanya.

Dua pengunjung merapikan mukena.Foto : Dokuementasi Pribadi
Dua pengunjung merapikan mukena.Foto : Dokuementasi Pribadi
Kejadian seperti itu tidak hanya terjadi di masjid besar tersebut, di masjid-masjid besar maupun mushola peralatan shalat seperti benda yang terabaikan bahkan terlupakan kebersihannya. 

Sering kali saya menjumpai mukena kotor tak layak pakai dan bau banget tersimpan di masjid besar atau mushola. Begitu pula bagi yang menggunakan. Setelah memakai disimpan saja tanpa dilipat ataupun dirapihkan dan tidak dikembalikan ke tempat asalnya.

Padahal ketika kita berwudhu tanpa mengeringkan wajah yang basah akibat air wudhu, air itu otomatis menempel di mukena dan menjadi basah bahkan jika terus-terusan dipakai oleh pengguna yang berbeda-beda tanpa dibersihkan akan menimbulkan jamur di mukena itu.

Sangat ironi sekali apa yang akan kita gunakan untuk shalat dimana kita beribadah pada sang pencipta tapi apa yang kita gunakan sangat kotor dan bau. Sementara ketika kita akan berpergian atau bertemu orang, kita harus selalu tampil baik bahkan sampai dandan. Bertemu dengan orang kita tampil baik, tapi beribadah kepada Allah kita biasa saja.

Foto : Dokumentasi www.liputan6.com
Foto : Dokumentasi www.liputan6.com
Padahal apabila kita menggunakan mukena yang kotor, shalat juga tidak khusyuk karena pada saat shalat kita harus menahan dari baunya mukena tersebut.

Padahal seharusnya pihak pengelola masjid ataupun mushola haruslah lebih memperhatikan lagi kebersihan peralatan shalat tersebut. Apalagi untuk masjid yang besar dan sering dikunjungi warga yang beribadah di masjid itu. 

Harus ada petugas yang merapihkan mukenanya bahkan mencuci mukena itu seminggu dua atau tiga kali. Membuat lemari yang lebih besar dan memperbanyak mukenanya, apabila tidak ada petugas yang merapihkan, lebih baik menyediakan lemari yang mukenanya bisa digantung.

Begitu juga dengan pengunjung masjid yang akan beribadah di masjid itu. Sebaiknya setelah menggunakan peralatan shalat tersebut, dikembalikan ke tempatnya dengan dirapihkan bukan dibuat berantakan bahkan ditempatkan di mana saja. 

Jangan dilanggar aturan masjid yang meminta kita untuk merapikan apa yang kita pakai di masjid itu dan tetap menjaga kebersihan masjid.

Jangan jadikan masjid, tempat suci dan tempat kita beribadah namun kebersihannya kurang. Jangan jadikan masjid, tempat ibadah kita ternodai oleh buruknya fasilitas di masjid itu.

Mari kita jaga dan rawat sama-sama sarana ibadah kita dan jadilah pengunjung dan pengguna tempat ibadah yang baik dengan menjaga tempat ibadahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun