Bala-bala atau dalam bahasa Indonesia disebut bakwan adalah adonan tepung yang diisi beberapa banyak sayuran dan kemudian digoreng kering dan menjadi cemilan masyarakat Indonesia. Hampir di semua daerah di Indonesia pasti kita akan dengan mudah menemukan penjual gorengan tersebut. Selain bakwan, ada lagi pisang goreng, goreng tahu, risoles dan gorengan-gorengan lainnya.
Meski banyak penjual gorengan namun penjual gorengan pinggir jalan yang laris manis, setiap habis digoreng langsung habis bisa jadi hanya beberapa saja. Termasuk di Purwakarta, penjual gorengan yang paling laris hanya Bala-Bala Ceu Popon.
Kecil-kecil cabe rawit
Itu pepatah yang cocok untuk menggambarkan kuliner Bala-Bala Ceu Popon yang berlokasi di Jalan Taman Pahlawan Purwakarta. meski tempat berjualannya kecil hanya sebatas menggunakan gerobak biasa yang berukuran 1z2 meter.Â
Meskipun berjualan di gerobak kecil tapi pembelinya banyak sampai harus antri. Makanan yang dijual tak banyak jenis, hanya bakwan, goreng tahu, goreng tempe, pisang goreng dan nasi uduk. Minuman yang dijual nya pun hanya sebatas teh susu dan teh manis.
Menurut Bu Popon pemilik usaha Bala-Bala Ceu Popon, awalnya yang berjualan adalah orang tuanya yang memulai usaha tahun 1982 kemudian sejak tahun 2000-an dikelola olehnya dibantu oleh beberapa anak saudaranya yang bertugas mengadoni dan menggoreng. Setiap hari Bu Popon membuat 50 kg adonan gorengan dan menghabiskan 15 kg pisang dan semuanya itu pasti habis padahal jualannya hanya dari jam 16.00 WIB sampai tengah malam.
Yang membedakan dari tukang gorengan yang lain, menurut saya dari segi harga. Harga gorengannya murah hanya 500 rupiah per gorengan. Selain murah, gorengannya tak pelit sayuran.Â
Di bakwannya penuh dengan sayuran yang diiris tipis. Rasa gorengannya juga sudah ada khasnya dan beda dari gorengan yang lain. Yang membedakan lainnya adalah saos khasnya bala-bala Ceu Popon, gorengan dimakan lalu "di cocol" saos jadinya terasa mantap. Dan yang terakhir Nasi uduk yang didalamnya terdapat orek tempe dan bihunpun harganya murah hanya 3500 rupiah dan itu cukup bikin kita kenyang.
Tak heran setiap habis menggoreng, dituangkan dalam tempat tak berapa lama langsung habis. Yang memesan gorengan ini pun harus siap antri dan harus rela menunggu lama. Bahkan Ceu Popon sampai punya buku tulis untuk mencatat pesanan para pembeli yang diterima baik pesanan langsung maupun pesanan lewat SMS.
Menurut beberapa pembeli yang saya tanya, mereka membeli gorengan di Bala-Bala Ceu Popon karena harganya murah dan gorengannya sudah menjadi makanan favorit keluarganya. Bahkan ada yang masih berlangganan gorengan ini dari yang jual orang tuanya Bu Popon sampai Bu Popon penjualnya.Â
Menurutnya, rasa gorengan dari yang dibuat orang tuanya Bu Popon sampai sekarang penjualnya adalah Bu Popon sendiri, tapi rasanya tak berubah tetap sama. Sementara menurut pembeli yang lain, bala-bala Ceu Popon dengna irisan kolnya yang tipis, bumbu yang ada di adonan itu lebih meresap dan bikin enak.Â