Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indahnya Pertemanan Rasa Keluarga

15 Mei 2019   10:50 Diperbarui: 15 Mei 2019   17:32 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : https://sumeks.co.id/teman-rasa-keluarga/

Dalam hidup kita hanya bisa memilih dalam dua hal; teman dan pasangan hidup. Teman adalah keluarga kedua kita.

~ Anggun ~

Manusia adalah makhluk sosial yang melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Kita tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Teman bagaikan angin yang datang tak terduga, terkadang sebagai penyejuk terkadang seperti pertanda akan hujan atau badai yang datang.

Saya sendiri bukan tipe orang yang mudah berteman dan membuka diri dengan teman baru. Pengalaman pernah dikecewakan teman terdekat hingga di bully di media sosial karena kesalahan yang saya buat, membuat saya lebih hati-hati dalam memilih teman. Butuh waktu lama untuk membuka diri dengan orang-orang yang baru saya kenal. 

Teman dekat saya bisa dihitung dengan jari tapi mereka adalah orang-orang yang menemani saya dari belasan tahun lalu sampai sekarang. Banyaknya jumlah teman bukan menjadi jaminan mereka bisa menjadi teman sejati. Sering saya bertemu dengan teman yang hanya baik disaat memerlukan dan memanfaatkan kemampuan kita tapi setelah itu pergi dan pura-pura tidak mengenal apalagi ketika kita mengalami kesulitan.

Dulu ketika alm. Mama masih hidup, beliaulah teman terbaik saya selain sahabat-sahabat saya. Tempat saya bisa cerita senang sedih di rumah, seseorang yang akan memberi pelukan hangatnya disaat saya sedih di rumah.

Waktu masih jadi anak sekolahan, saya berpikir, teman itu mentoknya jadi sahabat namun makin kesini makin mengerti bahwa teman itu fase terbaiknya adalah yang bisa menjadi keluarga kedua kita, menjadi layaknya saudara bukan lagi sebagai sahabat.

Makanya tak terpikirkan waktu dulu kalau salah satu rekan kerja akan menjadi keluarga kedua saya. Dulu saya menghormatinya karena saya menghargai bantuannya. Seandainya 16 tahun lalu, Tuhan tidak mempertemukan kami, saya tidak akan mungkin bekerja di sekolah. 

Seandainya 8 tahun lalu dia tidak menahan saya yang waktu itu ingin berhenti bekerja, mungkin saya tidak akan diangkat menjadi abdi negara seperti sekarang. Tak terpikir akan menjadi dekat bahkan layaknya saudara apalagi usia kami berbeda 14 tahun. Perbedaan usia yang tentunya membuat perbedaan semakin banyak.

Dulu hanya mengenalnya sebatas rekan kerja dan karena dia sering minta bantuan saya. Meski begitu dia selalu support saya termasuk ketika saya mengalami masa terpuruk dalam pekerjaan. Di saat saya menang lomba menulis tingkat nasional, dialah teman kantor yang pertama kali mengucapkan selamat bahkan memberi saya hadiah. 

Beberapa tahun setelah mengenalnya kemudian mengenal pacarnya (kini suaminya). Setelah pernikahannya, saya mulai mengenal keluarganya dan keluarga suaminya. Kepindahan dia ke luar kota (Bekasi) setelah menikah justru membuat kami semakin dekat. Jarak yang jauh seakan bukanlah penghalang untuk kami menjalin pertemanan tapi membuat kami semakin dekat. Itulah akhirnya kami menjadi keluarga dan bukan hanya teman dekat semata. 

Saya sering mengunjungi mereka. Tidak ada kata lelah atau capek ketika harus mengunjungi mereka yang berbeda kota. Saya pun mulai sering diajak ke acara-acara keluarga dia maupun keluarga suaminya. 

Acara liburan entah itu liburan kantor sang suami, sekolahnya teman atau keluarga, saya tak segan untuk ikut bahkan diajak mereka. Beberapa kali saya berlebaran haji juga bareng mereka. Saya yang sejak kecil terpisah dengan kakak-kakak dan dilepas begitu saja untuk hidup mandiri, akhirnya seperti punya kakak-kakak baru. Dan kini ketika saya tidak punya orang tua, mereka berdualah tempat saya berkeluh-kesah.

Teman layaknya keluarga kedua membutuhkan proses panjang dan pengenalan yang lebih. Harus menerima kekurangan masing-masing bukan kelebihannya. Menerima kita dalam kondisi apapun. 

Hampir sama seperti menerima pasangan kita. Kita juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarganya dan keluarganya pun benar-benar merima kita masuk dalam lingkungan keluarga mereka.

Teman rasa keluarga bukan kuantitas pertemuan dan komunikasi yang menentukan tapi kualitas dari pertemanan itu sendiri. Memiliki kualitas pertemanan yang baik akan membuat kita lebih diterima karena kita sudah tahu baik dan jeleknya masing-masing. 

Kualitas pertemanan juga akan terasa ketika kita "jatuh" atau melakukan kesalahan pada saat itu kita tahu, teman itu tetap ada atau justru meninggalkan kita.. Itulah kualitas pertemanan baik buat saya pribadi.

Teman rasa keluarga adalah mereka yang tidak pernah memperdulikan masa lalu kita. Menerima karakter kita yang apa adanya bahkan jelek, lebay dan banyak kekurangan sekalipun. Mereka menasehati bukan untuk menjatuhkan atau menghakimi kita ketika kita salah tapi agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Teman yang seperti keluarga kedua jarang sekali mengalami konflik besar. Perbedaan pendapat, kesal, marah pasti ada tapi tidak berlarut-larut. Paling lama satu bulanan kami pernah berbeda pendapat namun kemudian baik kembali. Kalau ada masalah kami tidak pernah meng-share di media sosial apalagi sampai mengumbar kesalahan masing-masing di media sosial. 

Teman rasa keluarga itu tercipta karena sudah saling menyayangi satu sama lain layaknya saudara. Teman layaknya keluarga adalah orang yang selalu memberi kita motivasi, nasehat yang bukan untuk menjatuhkan kita tapi justru membuat kita menjadi lebih baik.

Dan pastinya teman rasa keluarga adalah hadiah terbaik yang Tuhan kasih dalam kehidupan kita.

Foto : Dokumentasi pribadi
Foto : Dokumentasi pribadi
Selamat berteman rasa keluarga.

NB: Tulisan ini saya dedikasikan untuk Ibu dan Mas di Bekasi. Terima kasih telah menjadi keluarga keduaku. Sayang kalian berdua :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun