Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ferata di Badega Parang bersama Perempuan-perempuan Tangguh

12 Maret 2019   12:52 Diperbarui: 12 Maret 2019   19:46 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Pribadi

Hari  sabtu-minggu kemarin, saya kedatangan teman-teman backpacker dari Jakarta, Tangerang dan Bogor yang berjumlah sembilan belas orang. Saya diminta untuk mengantar mereka ke Badega Gunung Parang Purwakarta untuk melakukan aktivitas Ferata di Gunung Parang.

Ferata adalah kegiatan memanjat gunung dengan cara menaiki tangga besi. Di Asia Tenggara, kegiatan uji adrenalin ini hanya ada dua, di Gunung Kinabalu Malaysia dan di Gunung Parang Purwakarta.

Saya dan teman-teman berangkat pukul 22.00 WIB malam dengan menggunakan transportasi yang telah disiapkan oleh Badega Parang dan kami tiba pukul 23.30 WIB dan langsung menuju dua penginapan yang tersedia di Badega Parang.  Dua penginapan yang kami tempati adalah rumah berdinding bilik yang luas dan bisa ditempati oleh 8 - 12 orang dengan kamar mandi dalam. Harga sewa penginapan di Badega Parang sekitar Rp. 400.000,- - Rp. 500.000,- per malam untuk penginapan dengan kamar mandi dalam dan Rp. 300.000,- per malam untuk penginapan dengan kamar mandi luar. Setiap penginapan sudah disediakan kasur dan bersih kamarnya.

Esoknya teman-teman pun Ferata di Badega Parang dengan memilih rute 300 meter untuk mereka naiki.

Yang saya salut adalah meskipun pesertanya semua perempuan tapi semangatnya tidak kalah hebat dari kaum lelaki. Selain itu yang luar biasa adalah usia mereka rata-rata diatas 50 tahun, hanya beberapa orang yang usianya di bawah mereka dan hanya beberapa orang pula yang seusia dengan saya.

Foto : Dokumentasi Pribadi
Foto : Dokumentasi Pribadi
Sangat salut dengan semangatnya, dengan keberaniannya. Bagaimana mereka harus mandiri diatas tanpa bantuan guide (karena saat pendakian waktu itu, ada satu rombongan lagi sementara guide hanya dua orang dan salah satunya sebagai bagian dokumentasi) memindahkan satu alat pengaman ke tangga besi maupun ke tali pengaman. 

Belum lagi lamanya pendakian dan air minum yang mreka bawa tidaklah banyak bahkan mereka tidak membawa persediaan makanan sama sekali. Rasa pegal, rasa lelah belum lagi lecet-lecet ketika manjat mereka pun merasakan sensasinya itu. Mereka tidak hanya menaklukan ketinggian tapi menaklukan keberanian, kesabaran, kekuatan dan ketenangan ketika naik ferata. Sebagai yang menemani  mereka saja saya sudah salut dan bangga, apalagi mereka sendiri yang bangga bisa menaklukan itu semua.

Foto : Dokumentasi Pribadi
Foto : Dokumentasi Pribadi
Dari mereka kita bisa belajar bahwa wanita tak kalah tangguh daripada pria, bahwa usia tak menjadi halangan untuk mengikuti kegiatan yang memicu adrenalin, usia hanyalah angka yang terukur dan bukan menjadi acuan untuk tetap selalu semangat dan menaklukan tantangan baru. Kuncinya bahwa yang bisa melawan ketakutan dan tantangan itu adalah diri kita sendiri bukan karena orang lain.

Salam Emansipasi Wanita :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun