Mohon tunggu...
Miradina Syahrani
Miradina Syahrani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Public Health

Go Public Health

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaming Disorder: Ketika Hiburan Digital Berubah Menjadi Ancaman Kesehatan

24 November 2024   11:19 Diperbarui: 24 November 2024   11:35 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E-sports telah menjadi fenomena global yang semakin populer di berbagai kalangan, terutama generasi muda. Kompetisi video game profesional ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membuka peluang karier dan ekonomi yang menjanjikan. Namun, di balik semua keunggulannya, perkembangan e-sports juga membawa dampak negatif terhadap kesehatan para pemain dan penggemarnya. 

E-sports telah berkembang pesat berkat kemajuan teknologi dan internet. Turnamen seperti League of Legends World Championship atau The International untuk game Dota 2 kini menarik jutaan penonton dan menawarkan hadiah jutaan dolar. Banyak anak muda yang bercita-cita menjadi pemain profesional, didorong oleh potensi penghasilan tinggi dan popularitas yang bisa mereka raih. Platform streaming seperti Twitch dan YouTube Gaming juga memperluas jangkauan e-sports, menjadikannya lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga industri yang bernilai miliaran dolar.

Dampak Negatif terhadap Kesehatan

  1. Masalah Fisik

    • Cedera Repetitif: Bermain game secara intensif menyebabkan cedera seperti carpal tunnel syndrome (CTS) dan nyeri leher akibat posisi duduk yang salah dalam waktu lama.
    • Obesitas dan Penyakit Terkait: Kurangnya aktivitas fisik yang cukup di kalangan gamer dapat memicu obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

  2. Gangguan Psikologis

    • Kecanduan Game: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui gaming disorder sebagai gangguan kesehatan mental. Gamer yang kecanduan sering mengabaikan kehidupan sosial, pekerjaan, atau pendidikan mereka.
    • Stres dan Depresi: Kompetisi yang ketat dan tekanan untuk menang dapat menyebabkan stres berlebihan hingga depresi pada pemain profesional.

  3. Gangguan Pola Tidur
    Bermain game hingga larut malam, terutama karena turnamen sering berlangsung di zona waktu berbeda, mengganggu pola tidur. Kurang tidur berdampak pada kesehatan fisik dan mental, termasuk penurunan konsentrasi dan produktivitas.

  4. Efek Negatif pada Kesehatan Mata
    Paparan layar komputer yang berkepanjangan menyebabkan digital eye strain atau kelelahan mata digital, yang ditandai dengan mata kering, penglihatan kabur, dan sakit kepala.

Padahal, beberapa dampak tersebut dapat dicegah dengan beberapa cara berikut :

  1. Pengaturan Waktu Bermain
    Para gamer, baik amatir maupun profesional, perlu mengatur waktu bermain agar tidak terlalu lama dan memberi waktu istirahat yang cukup untuk tubuh.

  2. Keseimbangan Aktivitas
    Kombinasi antara bermain game dan aktivitas fisik seperti olahraga dapat membantu menjaga kesehatan fisik.

  3. Ergonomi yang Baik
    Menggunakan kursi yang mendukung postur tubuh, meja yang nyaman, dan pengaturan layar yang sesuai dapat mengurangi risiko cedera fisik.

  4. Pendidikan Kesehatan
    Edukasi tentang dampak negatif bermain game dan pentingnya menjaga kesehatan perlu diberikan, terutama kepada generasi muda dan keluarga mereka.

E-sports menawarkan banyak peluang dan hiburan bagi masyarakat, tetapi tidak bisa diabaikan bahwa dampaknya terhadap kesehatan juga signifikan. Oleh karena itu, kesadaran dan upaya untuk menjaga keseimbangan antara bermain game dan menjaga kesehatan harus terus ditingkatkan, baik oleh pemain, pelatih, maupun komunitas e-sports secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang tepat, e-sports dapat menjadi aktivitas yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua pihak.

Gaming disorder World Health Organization. Available at: https://www.who.int/standards/classifications/frequently-asked-questions/gaming-disorder (Accessed: 24 November 2024). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun