Presiden Joko Widodo atau yang juga sering disebut Jokowi, memberikan pidato di sidang bersama DPD-DPR RI pada 2019 lalu. Dalam pidatonya Jokowi menekankan bagaimana pentingnya pembangunan yang merata dan berfokus pada seluruh wilayah di Indonesia, serta perlunya inovasi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan global, dan fokus meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Jokowi menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta atau pun pulau Jawa saja. Pembangunan harus merata dari Sabang sampai Merauke. “Saya ingin mengajak kita semuanya untuk meneguhkan kembali semangat para pendiri bangsa bangsa kita bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta bukan hanya pulau Jawa tetapi Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air dan Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote” Ucapnya pada awal pidato. Seluruh pelosok negeri yang harus diperhatikan dalam pembangunan. Sebab hal ini penting untuk menciptakan keadilan sosial bagi semua warganya. “Karena itulah pembangunan yang kita lakukan harus terus Indonesiasentris yang dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok nusantara.” Lanjutnya.
Tidak hanya menekankan pada Pembangunan yang merata Jokowi juga membahas mengenai tantangan global yang dihadapi Indonesia. Indonesia harus siap menghadapi perubahan, meningkatkan daya saing, dan menjaga nilai-nilai bangsa. “Kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang cyber menghadapi intoleransi menghadapi radikalisme menghadapi terorisme serta menghadapi ancaman kejahatan kejahatan lainnya baik dari dalam maupun dari luar negeri”.
Menurutnya, perdagangan dan teknologi harus diatasi dengan inovasi. Ia menegaskan, “Kita harus berubah sekali lagi kita harus berubah cara-cara lama yang tidak kompetitif tidak bisa kita teruskan strategi baru harus diciptakan cara-cara baru harus dilakukan kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya sekali lagi kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya.”.
Lalu, pada pidato ini Presiden Jokowi juga menyebutkan mengenai Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan manusia yang berkualitas harus menjadi prioritas, karena SDM adalah penggerak utama untuk kemajuan bangsa. Pendidikan dan pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan industri masa depan. “Untuk mencetak SDM yang pintar dan berbudi pekerti luhur harus didahului oleh SDM sehat dan kuat sebab itu turunkan santing sehingga anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang premium.” Ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa “Kita harus terus mencegah korupsi tanpa mengganggu keberanian berinovasi.”.
Dari beberapa poin, pembahasan yang disebutkan pada pidatonya Jokowi menggunakan intonasi suara yang tegas dan lantang. Audiens yang ada di tempat tersebut juga memberikan respons yang antusias, seperti bertepuk tangan di setiap penegasan kalimatnya. Setiap sesudah membahas tantangan yang dihadapi, Jokowi mengajak dengan banyak kata-kata seperti “Kita harus” dan “kita bisa” untuk mengajak dan meyakinkan Masyarakat untuk ikut mendukung Indonesia maju. Pada pidatonya Jokowi juga mengenakan, pakaian adat dari Sasak Nusa Tenggara Barat.
Dengan menggunakan pakaian adat tersebut, menjadi komunikasi non-verbal dari Beliau kepada audiens. Pakaian yang dikenakan menunjukan bagaimana Jokowi menunjukan bahwa Ia memang mendukung dan hendak melestarikan tradisi/budaya Indonesia. Sehingga audiens yang mendengarkan dan melihat beliau berpidato bisa lebih berempati denga napa yang disampaikan. Hal tersebut dapat di dengar dari antusias tepuk tangan yang diberikan dari awal, bahkan pertengahan pidato dan akhir pidato. Reaksi audiens dapat dikatakan, menunjukan respon setuju dengan apa yang diucapkan dalam pidato Presiden Jokowi saat itu. Sehingga, pada hal ini Jokowi berhasil mempersuasi audiensnya, dengan audiens yang setuju dengan pidato Beliau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H