Mohon tunggu...
Miraa Sartikaa
Miraa Sartikaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahsiswa

Mahsiswa unikama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Tokoh dalam Naskah Drama

15 November 2024   20:10 Diperbarui: 15 November 2024   20:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

analisis beberapa tokoh utama dalam drama yang bertema  "Lorong". Ini merupakan pendekatan tentang analisis sastra dengan berfokus pada pendekatan Pisikologis dan pendekatan Struktural.


1. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis dalam Lorong adalah karakter yang mengalami pergulatan batin yang cukup kompleks, dalam dramanya ini  menggambarkan perjuangan individu dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tekanan sosial dan pribadi. Protagonis dalam drama ini dianggap sebagai individu yang terjebak dalam situasi tertentu dan berusaha mencari jalan keluar, baik secara fisik maupun psikologis. Protagonis ini merasa terisolasi dan sering kali berada dalam konflik antara harapan pribadi dan kenyataan yang keras.
Konflik internal protagonis diantaranya adalah Tokoh utama. Ini tidak hanya berhadapan dengan masalah eksternal saja. Tetapi hal ini memberikan tekanan sosial atau ketidakadilan, tetapi juga menghadapi dilema internal yang kuat. Dia sering kali terjebak antara dua pilihan, baik dalam hal moral, identitas, maupun  tujuan hidup. Konflik batin ini menjadi inti dari perjalanan emosional dan psikologisnya, yang akan memengaruhi perkembangan cerita.
 
Perubahan dalam diri protagonis Salah satu aspek penting dari protagonis adalah proses perubahan yang dialaminya sepanjang cerita. Melalui interaksi dengan lingkungan sekitar, tokoh ini mulai menyadari aspek-aspek dirinya yang sebelumnya merasa  terabaikan. Proses ini sering kali melibatkan perenungan  yang mendalam, kesadaran akan keterbatasan, dan pencarian makna hidup yang lebih besar.
2. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis dalam Lorong tidak selalu berupa karakter individu yang jelas, tetapi juba lebih bisa berupa kondisi sosial atau situasi yang membatasi kebebasan dan potensi protagonis. Dalam konteks ini, antagonis lebih berupa konflik eksternal yang menghadang protagonis untuk mencapai tujuannya atau kedamaian batin.

Antagonis sebagai representasi sosial di dalam drama ini, antagonis yang di lakoni bisa jadi adalah masyarakat itu sendiri, dengan norma-norma dan tekanan sosial yang ada. Terkadang, tekanan ini datang dalam bentuk harapan keluarga, tanggung jawab sosial, ataupun ketidakadilan dalam masyarakat yang membuat karakter protagonis merasa terperangkap dan tidak memiliki jalan keluar.
 
Antagonis internal  Selain itu, antagonis internal juga bisa merupakan konflik batin yang datang dari dalam diri protagonis itu sendiri, seperti rasa takut, penyesalan, atau perasaan tidak berharga. Ketika protagonis berhadapan dengan konflik internal ini, dia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari lorong emosional yang gelap dan sempit.

3. Tokoh Pendukung
Tokoh pendukung dalam drama ini juga memiliki peran yang penting meskipun mereka tidak selalu berada di pusat konflik. Mereka memberikan dimensi lebih pada cerita dan sering kali memperkuat tema utama. Karakter pendukung ini dapat berupa teman, keluarga, atau orang yang ada di sekitar protagonis, yang dapat membantu (atau malah menghalangi) perkembangan tokoh utama.
Pengaruh pada protagonis ada beberapa tokoh pendukung yang dapat memberikan perspektif lain yang mempengaruhi cara protagonis melihat situasi mereka. Dalam beberapa kasus, tokoh pendukung mungkin menjadi pengingat tentang kenyataan yang harus diterima atau menjadi semacam cermin bagi protagonis untuk menyadari kelemahan dan kekuatan dirinya.
 
Fungsi simbolis. Tokoh-tokoh pendukung sering kali berfungsi sebagai simbol dari ide atau nilai tertentu yang mendukung atau bertentangan dengan pandangan hidup protagonis. Mereka memperlihatkan dinamika sosial dan sering kali menjadi penghubung antara protagonis dan dunia luar.
4. Karakteristik dan Psikologi Tokoh
Setiap tokoh dalam Lorong digambarkan dengan sifat psikologis yang kompleks, dan mencerminkan ketegangan antara harapan dan kenyataan. Konflik psikologis yang dialami tokoh-tokoh ini sangat mendalam, dan itulah yang membuat naskah ini menarik. Ada beberapa ciri-ciri utama tokoh dalam drama ini di antaranya  adalah:
-Keterasingan dan ketegangan: Tokoh-tokoh dalam drama ini sering merasa terasing dari dunia sekitar mereka. Mereka berada dalam lorong kehidupan yang sempit, di mana jalan keluar tampak tidak jelas. Perasaan yang terjebak ini, menjadi dasar bagi banyak keputusan yang diambil oleh tokoh-tokoh tersebut.
- Pencarian makna hidup: Sebagian besar tokoh di dalam drama ini berjuang untuk mencari makna dalam kehidupan mereka, yang sering kali terasa tidak adil atau membingungkan. Mereka berusaha untuk menemukan tujuan dalam hidup, meskipun mereka sering kali terhalang oleh keadaan mereka sendiri.

- Ketidakmampuan dalam berkomunikasi: Satu tema besar dalam *Lorong* adalah kesulitan berkomunikasi antar karakter. Hal ini menciptakan perasaan kesendirian yang mendalam, meskipun mereka hidup dalam masyarakat yang penuh dengan interaksi sosial. Tokoh utama sering merasa terisolasi meskipun dikelilingi oleh orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun