Semarang (07/08) – Mahasiswa KKN Tim II Undip melakukan kegiatan dalam menunjang SDGs melalui kegiatan edukasi mengenai pengelolaan limbah domestik skala masyarakat yang efektif dan efisien kepada masyarakat di RW XXI Pucang Jajar Timur, Desa Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak (25/7). Dengan harapan masyarakat lebih semangat untuk ikut serta dalam kegiatan pengelolaan limbah domestik di lingkungan tempat tinggal.
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakat oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungan lingkungan. Berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Mahasiswa dapat mengambil peran salah satunya penerapan ilmu pengetahuan dalam kegiatan edukasi untuk peningkatan pendidikan bermutu atau point 4 salah satunya dapat diterapkan di desa KKN.
Masyarakat pada lingkungan Perumnas RW XXI Pucang Jajar timur menjadi salah satu kawasan penyumbang limbah domestik pada wilayah Kabupaten Demak. Selain itu, didukung juga oleh kondisi pandemi Covid-19 yang semakin meningkatkan aktivitas masyarakat di rumah sehingga jumlah aktivitas penyumbang limbah domestik juga meningkat. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak pada Juni tahun 2020 menyebutkan bahwa jenis limbah yang paling tinggi dihasilkan adalah limbah organik sebesar 1.237.246,80 dengan rata-rata harian 105,3174/ton. Padahal hasil limbah domestik beberapa dari bagiannya dapat digunakan kembali sehingga lebih efektif.
Muhammad Iqomatuddin (21), salah satu mahasiswa KKN Tim II dari Ilmu Kelautan FPIK Undip melihat kondisi ini dan menginisiasi kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan limbah domestik yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan sisa-sisa jeroan ikan yang tidak digunakan untuk dirubah menjadi Pupuk Cair Organik (POC). Langkah ini diambil untuk memaksimalkan potensi kesuburan tanaman yang ada di lingkungan desa. Karena melalui POC dengan kandungan unsur hara makro dan mikro esensial yang cukup tinggi seperti N, P, K, S, Ca, Mg, dan Bahan organik akan memaksimalkan proses pertumbuhan tanaman salah satunya toga. Bentuk pengelolaan ini memberikan keuntungan yang sangat bagus karena dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh seperti jeroan ikan (250 gr), EM4, molase atau gula jawa yang dilarutkan dengan air, dan 1 liter air akan menghasilkan jumlah POC secara massal bahkan saat pengaplikasian terhadap tanaman hanya membutuhkan sedikit POC dan ditambahkan kembali air, oleh karenanya akan memberikan nilai ekonomis dan keuntungan dalam memproduksinya. POC melalui proses fermentasi dalam waktu 1 bulan, semakin lama proses fermentasi maka pupuk yang dihasilkan semakin baik.
Pembuatan produk POC dilakukan di Tembalang, Semarang untuk menghindari kerumunan warga. Meskipun demikian esesnsi dari kegiatan sangat diperoleh karena didukung juga oleh dokumentasi dalam bentuk video dan leaflet dengan pengetahuan yang dikemas secara informatif dan sangat menarik. Kegiatan ini termasuk kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai bagaimana pengelolaan limbah domestik yang baik dan benar.