Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pemula Wajib Tahu, Ini Jenis-jenis Reksadana yang Cuan

25 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 25 Oktober 2024   15:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.bibit.id 

Siapa sih yang tak mau cuan? Tak terkecuali saat berinvestasi reksadana

Reksadana menjadi salah satu produk investasi yang kini digandrungi. Data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) via Republika Online, jumlah investor reksa dana mencapai 12,88 juta per Agustus 2024. Meningkat 2,44% dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan 12,57 juta investor pada Juli 2024.

Peningkatan ini tentu tak bisa terlepas dari peran aplikasi reksadana online yang banyak bermunculan. Kemunculan platform investasi digital ini membuat distribusi produk reksadana semakin luas. Belum lagi kemudahan yang ditawarkan, yaitu membeli dan menjual reksadana bisa dilakukan dalam genggaman. 

Namun, tahukah kamu reksadana itu ada banyak jenisnya? Dan setiap tipe reksadana ini punya karakter-karakter unik, dengan potensi keuntungan yang berbeda-beda, Pada kesempatan ini, yuk kita bahas jenis reksadana dari yang paling cuan ke yang 'kurang' cuan. 

Reksadana Saham

Sama dengan namanya, jenis reksadana ini menempatkan sebagian besar dana investor ke dalam efek-efek saham. Karenanya pergerakan reksadana saham mirip dengan saham itu sendiri, yaitu cenderung tepat dan turun naik. Alhasil jenis reksadana ini bisa dianggap yang paling berisiko. Walau begitu dalam investasi ada ungkapan  "risiko besar rezeki besar" yang artinya: selain berisiko potensi cuan reksadana saham pun besar. Bisa sampai 20% per tahun. Sucorinvest Maxi Fund di Bibit misalnya, year to date return-nya per 24 Oktober 2024 mencapai 15.96%. 

Sumber gambar: Istimewa
Sumber gambar: Istimewa

Namun, sekali lagi harus diingat, investasi reksadana saham tidak cocok untuk jangka pendek apalagi dengan tujuan trading. Hal ini disebabkan, selain pencairan reksadana memerlukan waktu [tidak real time], kinerja reksadana saham akan terasa seiring berjalannya waktu. Efek bunga berbunga atau compound interest dari setiap perubahan harga beli yang dilakukan secara rutin, membuat jenis reksadana ini sangat cocok untuk tujuan investasi jangka panjang di atas lima tahun. 

Reksadana Campuran

Pernah mendengar atau belum sama sekali? Jenis reksadana ini bisa memudahkan dalam hal diversifikasi. Pasalnya, reksadana ini merupakan campuran dari ketiga instrumen di pasar bursa, yaitu saham, obligasi, dan pasar uang. Dengan alokasi dana ke dalam tiga instrumen tersebut maka nilai portofolio akan lebih fleksibel dan lebih rendah resikonya jika dibandingkan reksadana saham. Imbal hasilnya sendiri rata-rata 10% per tahun. Tak jarang bisa mencapai belasan persen meski tetap lebih kecil daripada reksadana pasar saham.  

Reksadana Obligasi

Sering disebut juga dengan reksadana pendapatan tetap, jenis reksadana ini memiliki keuntungan dan risiko yang "moderat" atau menengah. Menempatkan sebagai dana investor di surat-surat utang, keuntungan reksadana obligasi memang berada di bawah reksadana saham. Berdasarkan data OJK, imbal hasil reksadana obligasi sekitar 7% sampai dengan 8% per tahun, bahkan rata-rata mampu mencapai 9% per tahun. Meski begitu, risikonya pun lebih kecil karena surat utang cenderung lebih stabil dari saham. Itulah mengapa jenis reksadana ini ada di posisi 'tengah'. 

Reksadana Pasar Uang

Tipe ini bisa dibilang jenis reksadana yang menghasilkan keuntungan paling kecil. OJK menyebut imbal hasilnya sekitar 4-7% per tahun. Namun bagi pemula reksadana pasar uang bisa saja menjadi reksadana paling menguntungkan. Hah, kok bisa? Begini, psikologis seorang pemula biasanya belum siap dengan turun naiknya nilai investasi. Tak jarang pemula cemas, gelisah, kehilangan semangat ketika investasi miliknya 'kebakaran'. Di sinilah reksadana pasar uang bisa menjadi 'penyelamat karena produk investasi ini sangat stabil. Bahkan, bisa dikatakan nyaris tak pernah mengalami penurunan. Bukankah kestabilan seperti ini juga adalah sebuah keuntungan? 

Tips Dapat Cuan dari Investasi Reksa Dana

Jenis reksa dana dari yang paling cuan ke kurang cuan sudah kita bahas. Saatnya kita bedah tips hasilkan keuntungan dari reksadana. 

Tentukan Tujuan

Oke, investasi reksadana pasti buat cari untung! Namun untuk apa? Beli mobil? Biaya liburan? Pendidikan? Beli gawai? Mengumpulkan modal usaha? Atau apa? Pertanyaan ini penting dijawab agar aktivitas investasi reksa danamu lebih termotivasi. Mencoba terlebih dulu sebelum punya tujuan sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan saat sudah terjun kamu tetap harus belajar dan menjawab pertanyaan: Apa tujuan saya investasi reksa dana? 

Sumber gambar: Freepik
Sumber gambar: Freepik

Selain membuat lebih semangat, tujuan investasi yang jelas pun bisa menjadi pemicu untuk terus belajar. Mengingat, investasi reksa dana itu memang memiliki istilah-istilah dan strategi khusus yang wajib dipahami

Menerapkan Strategi Investasi

Seperti investasi di produk keuangan lain, keuntungan reksa dana dapat diraih dengan reksa dana yang tepat. Menerapkan strategi merupakan salah satu cara investasi reksadana biar untung. Umumnya ada tiha yang sering digunakan dalam investasi reksa dana, yaitu Dollar Cost Averaging (DCA), Lumpsum, dan Micro Investing. 

DCA

Dollar Cost Averaging atau DCA bisa dianggap "nabung rutin" tanpa memikirkan apakah prodyk reksadana yang kamu miliki mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk pemula strategi ini sangat bagus. Pasalnya, kamu tidak perlu menganalisis pasar dan dapat berinvestasi secara auto debet atau terpotong otomatis setiap bulan. Selain itu, kamu pun tidak perlu dana investasi yang besar untuk melakukan DCA. Seperti di Bibit kamu bisa melakukan DCA mulai dari Rp50.000. Bahkan, kalau sangat cekak, Rp10.000 pun bisa kamu setor reksa dana di Bibit secara rutin melalui fitur SIP (Systematic Investment Plan)

Lumpsum

Lumpsum merupakan kebalikan dari DCA, yakni cara investasi reksadana dengan menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up). Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saham atau reksadana saat harganya turun. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat harganya naik. Strategi lump sum umumnya diterapkan oleh investor yang sudah mampu menganalisis pasar dan dan memprediksi timing yang tepat untuk membeli dan menjual sebuah produk investasi. 

Micro Investing 

Sumber gambar: blog.bibit.id 
Sumber gambar: blog.bibit.id 

Strategi ini mirip dengan DCA. Akan tetapi, bila dalam DCA investor biasanya sudah mematok berapa nominal dan kapan waktu investasi. Dalam micro investing modal investasi bisa berapa saja, yang berasal dari "uang receh", uang kembalian, sisa saldo e-wallet dan m-banking, dan lain-lain. Untuk waktu investasi pun tidak terjadwal, atau bisa kapan saja.  Seperti ketika ada dana nganggur, langsung investasikan berapapun nominalnya. 

Selain bisa membuat uang receh sedikit demi sedikit menjadi "bukit", micro investing juga dapat menumbuhkan kebiasaan berinvestasi. Dengan strategi ini, investasi bukan hanya milik investor bermodal besar. Melainkan bisa dilakukan siapa pun, meski dengan dana terbatas. 

Pahami Karakter Reksadana

Tanpa tahu cara dan karakter reksa  dana, kemungkinan besar kita akan sulit cuan. Ilustrasinya seperti ini, reksadana pasar uang adalah reksa dana dengan risiko kecil dengan potensi untung yang juga tidak terlalu besar. Kalau kamu menginvestasikan seluruh danamu di sana, untung yang kamu dapat mungkin tidak signifikan. 

Selanjutnya, saat kamu menginvestasikan seluruh dana ke reksadana saham. Ingat, reksa dana saham itu paling berisiko dibanding jenis reksa dana yang lain, meski memang potensi untungnya juga besar. Untuk menyiasati risiko kerugian dari setiap reksa dana, kita bisa melakukan diversifikasi investasi dengan memasukkan beberapa jenis reksadana ke dalam satu portofolio. Dengan begini, jika salah satu reksadana turun, yang lain dapat mem-backup-nya. Dan bayangkan kalau semuanya naik, keuntungan tentu menjadi berlipat. 

Pilih Platform Investasi Terbaik

Kalau ada cara investasi yang mudah, kenapa harus memilih yang sulit? Di era digital yang menuntut kemudahan di segala bidang, investasi reksa dana dapat dilakukan dalam genggaman tangan. Jadi, poin pertama, platform investasi terbaik harus mudah digunakan baik untuk jual maupun beli, Kedua, pastikan platform investasi reksa dana tersebut legal alias sudah diawasi dan terdaftar di OJK. Sebab, platform investasi di luar pengawasan OJK, tidak menjamin dana investasi aman. Bagaimana kalau ternyata investasi tersebut bodong? Untung tak datang, dana melayang. 

Selain itu, platform investasi terbaik juga pasti memiliki deretan Manajer Investasi terbaik dengan kredibilitas tinggi, seperti di Bibit yang membuat potensi kerugian menjadi kecil tapi potensi keuntungan semakin besar. Fitur-fitur di Bibit memungkinkan hal ini terjadi. Sebut aja Systematic Investment Plan yang bikin investasi lebih mudah, terencana, dan teratur. Kemudian ada lagi fitur Robo Advisor untuk menemukan reksadana rekomendasi yang sesuai dengan tujuan keuangan, umur, dan pendapatan. Dan masih banyak lagi, 

Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis reksadana yang menguntungkan. Dari informasi di atas maka bisa diketahui bahwa dalam investasi reksadana berlaku ketentuan atau prinsip high return high risk yang harus selalu dicermati oleh setiap investor pada setiap jenis reksadana. Namun karena peluang return pada investasi reksadana ini juga dipengaruhi oleh kinerja Manajer Investasi (MI), maka kamu perlu juga memilih APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) yang menghadirkan MI terbaik dan berpengalaman, Bibit adalah salah satunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun