Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pemula Wajib Tahu, Ini Jenis-jenis Reksadana yang Cuan

25 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 25 Oktober 2024   15:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, sekali lagi harus diingat, investasi reksadana saham tidak cocok untuk jangka pendek apalagi dengan tujuan trading. Hal ini disebabkan, selain pencairan reksadana memerlukan waktu [tidak real time], kinerja reksadana saham akan terasa seiring berjalannya waktu. Efek bunga berbunga atau compound interest dari setiap perubahan harga beli yang dilakukan secara rutin, membuat jenis reksadana ini sangat cocok untuk tujuan investasi jangka panjang di atas lima tahun. 

Reksadana Campuran

Pernah mendengar atau belum sama sekali? Jenis reksadana ini bisa memudahkan dalam hal diversifikasi. Pasalnya, reksadana ini merupakan campuran dari ketiga instrumen di pasar bursa, yaitu saham, obligasi, dan pasar uang. Dengan alokasi dana ke dalam tiga instrumen tersebut maka nilai portofolio akan lebih fleksibel dan lebih rendah resikonya jika dibandingkan reksadana saham. Imbal hasilnya sendiri rata-rata 10% per tahun. Tak jarang bisa mencapai belasan persen meski tetap lebih kecil daripada reksadana pasar saham.  

Reksadana Obligasi

Sering disebut juga dengan reksadana pendapatan tetap, jenis reksadana ini memiliki keuntungan dan risiko yang "moderat" atau menengah. Menempatkan sebagai dana investor di surat-surat utang, keuntungan reksadana obligasi memang berada di bawah reksadana saham. Berdasarkan data OJK, imbal hasil reksadana obligasi sekitar 7% sampai dengan 8% per tahun, bahkan rata-rata mampu mencapai 9% per tahun. Meski begitu, risikonya pun lebih kecil karena surat utang cenderung lebih stabil dari saham. Itulah mengapa jenis reksadana ini ada di posisi 'tengah'. 

Reksadana Pasar Uang

Tipe ini bisa dibilang jenis reksadana yang menghasilkan keuntungan paling kecil. OJK menyebut imbal hasilnya sekitar 4-7% per tahun. Namun bagi pemula reksadana pasar uang bisa saja menjadi reksadana paling menguntungkan. Hah, kok bisa? Begini, psikologis seorang pemula biasanya belum siap dengan turun naiknya nilai investasi. Tak jarang pemula cemas, gelisah, kehilangan semangat ketika investasi miliknya 'kebakaran'. Di sinilah reksadana pasar uang bisa menjadi 'penyelamat karena produk investasi ini sangat stabil. Bahkan, bisa dikatakan nyaris tak pernah mengalami penurunan. Bukankah kestabilan seperti ini juga adalah sebuah keuntungan? 

Tips Dapat Cuan dari Investasi Reksa Dana

Jenis reksa dana dari yang paling cuan ke kurang cuan sudah kita bahas. Saatnya kita bedah tips hasilkan keuntungan dari reksadana. 

Tentukan Tujuan

Oke, investasi reksadana pasti buat cari untung! Namun untuk apa? Beli mobil? Biaya liburan? Pendidikan? Beli gawai? Mengumpulkan modal usaha? Atau apa? Pertanyaan ini penting dijawab agar aktivitas investasi reksa danamu lebih termotivasi. Mencoba terlebih dulu sebelum punya tujuan sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan saat sudah terjun kamu tetap harus belajar dan menjawab pertanyaan: Apa tujuan saya investasi reksa dana? 

Sumber gambar: Freepik
Sumber gambar: Freepik

Selain membuat lebih semangat, tujuan investasi yang jelas pun bisa menjadi pemicu untuk terus belajar. Mengingat, investasi reksa dana itu memang memiliki istilah-istilah dan strategi khusus yang wajib dipahami

Menerapkan Strategi Investasi

Seperti investasi di produk keuangan lain, keuntungan reksa dana dapat diraih dengan reksa dana yang tepat. Menerapkan strategi merupakan salah satu cara investasi reksadana biar untung. Umumnya ada tiha yang sering digunakan dalam investasi reksa dana, yaitu Dollar Cost Averaging (DCA), Lumpsum, dan Micro Investing. 

DCA

Dollar Cost Averaging atau DCA bisa dianggap "nabung rutin" tanpa memikirkan apakah prodyk reksadana yang kamu miliki mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk pemula strategi ini sangat bagus. Pasalnya, kamu tidak perlu menganalisis pasar dan dapat berinvestasi secara auto debet atau terpotong otomatis setiap bulan. Selain itu, kamu pun tidak perlu dana investasi yang besar untuk melakukan DCA. Seperti di Bibit kamu bisa melakukan DCA mulai dari Rp50.000. Bahkan, kalau sangat cekak, Rp10.000 pun bisa kamu setor reksa dana di Bibit secara rutin melalui fitur SIP (Systematic Investment Plan)

Lumpsum

Lumpsum merupakan kebalikan dari DCA, yakni cara investasi reksadana dengan menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up). Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saham atau reksadana saat harganya turun. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat harganya naik. Strategi lump sum umumnya diterapkan oleh investor yang sudah mampu menganalisis pasar dan dan memprediksi timing yang tepat untuk membeli dan menjual sebuah produk investasi. 

Micro Investing 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun