Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkembangan Tiket dari Zaman Kuno sampai Modern

18 Januari 2024   15:11 Diperbarui: 18 Januari 2024   18:40 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setali tiga uang dengan cara membeli tiket. Bagi kita yang kerap naik bus antar kota antar provinsi (AKAP) pada dasawarsa 2000-an, tiket harus didapatkan langsung ke pool bus yang bersangkutan. Selain itu, pemesanan bisa juga melalui telepon. 

Begitu pula bagi para pecinta musik dan pemburu konser musisi favorit. Dulu, sebelum tiket konser bisa dibeli secara daring, jika tidak on the spot, tiket konser harus dibeli di toko kaset, toko merchandise, distro, atau agen resmi yang ditunjuk promotor atau EO (event organizer). 

Legenda toko penjualan tiket-tiket konser di Indonesia, Ibu Dibjo. Sumber gambar: Ibudibjo.com
Legenda toko penjualan tiket-tiket konser di Indonesia, Ibu Dibjo. Sumber gambar: Ibudibjo.com

Pola seperti ini berlaku pula untuk pembelian tiket kereta api, masuk tempat rekreasi, dan event-event hiburan lainnya. Ketika medium yang mampu memudahkan pelanggan dalam memperoleh tiket belum ada, tiket mau tak mau harus dibeli langsung di tempat. 

Layanan Tiket Online

Kita boleh berandai-andai. Bisa jadi konser Coldplay di Gelora Bung Karno (GBK) November 2023 lalu tidak akan mencapai 80.000 penonton, jika saja penjualan tiket konser dari band asal Inggris itu tidak didukung platform atau layanan tiket online. Ya, mungkin akan tetap penuh,  tapi bayangkan, bagaimana sesaknya loket tiket bila semua penonton membeli langsung di pintu gerbang acara. 

Untungnya, teknologi digital yang berkembang pesat memungkinkan 'journey' kita untuk memperoleh tiket menjadi lebih pendek. Tidak harus selalu datang ke loket pembelian, toko, dan agen resmi penjualan, sekarang tiket dapat diperoleh melalui layanan tiket online.

Bahkan, tiket pun kini tidak harus selalu kertas, namun berbentuk gelang yang dilengkapi barcode. Bahkan tak sedikit pula yang berformat digital (e-tiket). Tiket yang terakhir disebut dianggap lebih praktis karena bisa tersimpan-aman di ponsel pintar, dan untuk menggunakannya, pemilik tiket cukup memperlihatkannya ke ticket officer. 

Scan e-tiket untuk masuk ke acara. Sumber gambar: Istimewa
Scan e-tiket untuk masuk ke acara. Sumber gambar: Istimewa

Kemudahan memperoleh tiket di era digital ini tak bisa terlepas dari keberadaan Ticketing Management Service (TMS).  Entitas perusahaan yang menyediakan berbagai layanan mulai dari secure gate-system, penjualan tiket daring ataupun on-the-spot, hingga layanan cashless payment system dengan cepat, mudah, dan aman.  

Di Indonesia, kamu tentu sudah tidak asing dengan nama-nama Loket, Yesplis, Kiostix, Eventbrite, BookMyShow, Goers, dan yang paling baru TiketBersama. Ya benar, itu dia beberapa perusahaan TMS yang bikin industri hiburan dan pengelolaan event semakin menggeliat. 

TMS di Indonesia

Tak kenal maka tak sayang, mari kita bahas beberapa TMS tersebut untuk menambah pengetahuan.  

TiketBersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun