Dibandingkan instrumen investasi lain, seperti saham, berinvestasi pada reksa memang lebih simpel. Kita tidak harus menganalisis pergerakan pasar modal, ataupun melakukan analisis yang wajib dilakukan dalam investasi saham. Sebut saja analisis teknikal, fundamental, dan sentimen.
Hal ini karena tugas tersebut sudah diemban oleh Manajer Investasi (MI), perusahaan profesional yang menerbitkan reksa dana. Sehingga sebagai investor, kita cukup memilih reksa dana yang sesuai dengan goals dan profil investasi, serta memercayakan imbal hasil yang nantinya bakal didapat, kepada MI tersebut.
Selain keberadaan Manajer Investasi, kemudahan investasi reksa dana juga dipengaruhi oleh platform investasi yang menjamur di era digital. Bibit, Bareksa, Ajaib, Tanamduit, IPOT, dan XDana untuk menyebut beberapa nama aplikasi reksa dana online, membuat investasi reksa dana kian praktis dan mudah.
Mau beli reksa dana saat kongkow-kongkow bareng teman? Bisa banget. Ingin jual reksa dana ketika naik transportasi umum dalam perjalanan pulang? Tidak masalah.
Dengan kata lain, memilih, membeli, dan mencairkan reksa dana, kini dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, menggunakan aplikasi-aplikasi reksa dana online tersebut di genggaman tangan.
Meninjau dari kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, apakah itu artinya reksa dana cocok untuk dana darurat? Ya, tidak salah. Namun, sebelum berniat mengumpulkan dana darurat dalam reksa dana, perhatikan dulu poin-poin berikut ini.
Pilih Reksa Dana Berisiko Kecil
Seaman apa pun instrumen investasi, ia tak pernah bisa lepas dari risiko penurunan nilai. Reksa dana yang umum dimiliki oleh investor ritel setidaknya ada empat tipe, yaitu reksa dana saham, reksa dana obligasi, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran. Bagi Anda yang hendak mengandalkan reksa dana sebagai dana darurat, maka lebih baik memilih reksa dana pasar uang (RDPU) yang berisiko kecil.
Berbeda dengan reksa dana saham yang fluktuatif, RDPU cenderung stabil. Bahkan, seiring berjalannya waktu nilai reksa dana tipe ini bisa terus meningkat. Ini membuat, selain uang yang kamu setor ke RDPU aman-tersimpan, ia juga bisa berkembang lho.
Lakukan Strategi DCA
DCA singkatan dari Dollar Cost Averaging. Sederhananya, DCA adalah strategi investasi tanpa memedulikan aset yang kita miliki sedang naik atau tidak. Banyak yang menganggap DCA sama dengan “nabung rutin”.
Ya, benar namun tetap agak berbeda. Dalam nabung rutin orang biasanya sudah mematok waktu dan berapa jumlah dana yang akan ditabung, sedangkan DCA bisa kapan pun dan berapapun.