Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Modus-modus Penipuan Online yang Marak Selama Ramadan, Ini 3 Tips Menghindarinya

29 Maret 2023   16:11 Diperbarui: 29 Maret 2023   20:03 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.finance-monthly.com

Kini menjalani hidup kian mudah. Salah satu contohnya aktivitas belanja. Jika dulu untuk membeli barang kita harus datang langsung ke tempat penjual (seller), seperti toko, butik, dan department store. Sekarang, semua itu bisa dilakukan lewat genggaman via ponsel pintar atau belanja daring.  

Namun, kemudahan yang ditawarkan teknologi digital juga menghasilkan ekses buruk. Masyarakat yang hampir selalu "online" bahkan di antaranya melibatkan layanan dan produk keuangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, membuat banyak oknum penipu mencari celah buat memanfaatkan keadaan. Tidak terkecuali selama Ramadan.

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L. Tobing kepada Kompas.com mengatakan, setidaknya ada 3 tipe modus penipuan daring yang marak jelang Ramadan.

1. "Money Game"
Ajakan bergabung ke dalam grup yang mengatasnamakan marketing dari sebuah brand atau e-commerce untuk memasarkan produk. Dengan iming-iming komisi, calon korban akan diminta mengajak anggota baru. Ciri khas dari money game, oknum penipu akan meminta deposit terlebih dulu agar sebagai syarat memasarkan produk.

2. Snipping
Modus ini adalah tindak kejahatan penyadapan oleh hacker yang dilakukan menggunakan jaringan internet. Tujuannya, untuk mencuri data dan informasi penting seperti username, pasword, m-banking, informasi kartu kredit, password email, dan data penting lainnya.

3. Social Engineering (Soceng)
Salah satu modus penipuan dengan cara memanipulasi kondisi psikologis korban. Artinya, oknum pelaku membujuk korban dengan segala cara supaya mau melakukan "sesuatu" sesuai yang mereka inginkan. 

Selain ketiga modus di atas. Modus penipuan lain yang berpotensi marak jelang dan selama Ramadan adalah mendompleng kiriman foto hingga ayat-ayat lewat WhatsApp.

Sumber gambar: bca.co.id
Sumber gambar: bca.co.id

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Pangerapan, mengatakan kepada CNN Indonesia, modus itu bisa jadi sebagai pengembangan penipuan "undangan nikah" yang dikirim lewat WhatsApp dalam bentuk APK (aplikasi malware).

Bagi Anda yang belum familiar, APK atau Application Package File adalah format berkas yang digunakan untuk mendistribusikan dan memasang software dan middleware ke ponsel dengan sistem operasi Android. Biasanya, APK tidak ada di toko aplikasi resmi seperti Google Playstore maupun AppStore. Dengan menyusupkan APK, pengirim bisa mengetahui isi SMS hingga membajak rekening korban.

Tips Menghindari Modus Penipuan Online

Lantas, bagaimana agar bisa terhindar dari modus peniupan selama Ramadan dan Lebaran? Disadur dari berbagai sumber, berikut tips-tips yang dapat Anda jadikan andalan.

1. Jangan Asal Klik Tautan

Sukacita Ramadan dan Lebaran sering dimanfaatkan oleh oknum penipu dengan mengirim beberapa tautan palsu mengatasnamakan perusahaan untuk membagi-bagikan voucher belanja, THR, maupun doorprize.

Sebelum klik, pastikan dulu situs yang dikirim apakah bertanda gembok dan “https”  atau belum? Jika tidak menggunakan tanda gembok atau bukan “https", tidak perlu diklik. Abaikan saja! Sudah saatnya, kita hindari  ajakan masuk ke link palsu yang berkedok hadiah ataupun pembaruan data pribadi.

2. Lindungi Data Pribadi

Nomor ATM, Kartu Kredit, CVV/CVC, PIN, Password, lalu data kredensial seperti tempat dan tanggal lahir, nomor KTP, nama ibu kandung, dan lain-lain adalah data pribadi yang wajib dilindungi. Untuk terhindar dari penipuan online ini, hindari membagikan data-data tersebut kepada siapa pun, termasuk di media sosial.

Data pribadi ini menjadi incaran oknum penipu social engineering (soceng). Mereka menyasar pengguna layanan perbankan agar memberikan data pribadinya buat menguras isi rekening. Modus yang digunakan biasanya beragam.

Sumber gambar: Forbes.com
Sumber gambar: Forbes.com

Wani Sabu, Executive Vice President PT Bank Central Asia Tbk sekaligus Ketua Komite Kerja Cyber Security Perbanas dalam acara Prima Talk bertema “Tolak dengan Anggun Penipuan Online Bermodus Social Engineering” mengatakan, penipu umumnya berpura-pura menjadi pegawai resmi untuk menyampaikan informasi kepada korban yang seolah-seolah sangat penting, seperti perubahan tarif transfer, tawaran menjadi nasabah prioritas, iming-iming kenaikan limit kartu kredit, blokir transaksi mencurigakan, link penipuan atau file apk, sampai tawaran untuk membeli produk dengan harga miring.

3. Pastikan Kredibilitas Akun

Ramadan dan Lebaran tentu identik dengan belanja berbagai kebutuhan secara daring. Karena itu, saat mau beli-beli, usahakan berbelanja di marketplace yang telah terjamin keamanannya. Apabila berbelanja melalui media sosial, pastikan memilih akun yang terpercaya, memiliki banyak testimoni, atau rekomendasi dari orang terdekat yang sudah pernah bertransaksi jual beli dengan akun bersangkutan.

Dengan kata lain, hindari mudah tergiur pada tawaran jual-beli dari akun yang tidak jelas. Hal ini berdasar dari temuan data pengaduan nasabah BCA yang dilansir bca.co.id, bahwa penipuan daring cukup sering terjadi dengan modus jual beli online berupa handphone, pakaian, dan tas branded dengan harga yang sangat murah.

Seiring berkembangnya teknologi digital, modus penipuan kemungkinan besar akan semakin beragam dan oknum penipu pun kian pintar.  Oleh sebab itu, kita tak boleh kalah pintar dengan selalu meningkatkan literasi digital. Sehingga Ramadan tetap nyaman, tanpa merasa terancam modus penipuan. Semoga bermanfaat, ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun