"Investasi mikro ini erat kaitannya dengan sebuah kebiasaan untuk menginvestasikan uang kecil atau receh."Â
Contohnya dalam transaksi sehari-hari. Saat mendapat uang kembalian atau sisa penghasilan di rekening tabungan, investor micro investing akan langsung menginvestasikannya atau mengumpulkannya terlebih dulu sampai jumlahnya cukup lalu menempatkan uang tersebut ke dalam berbagai instrumen investasi. Bukan malah membelanjakannya.
Manfaat micro investing ini, selain membentuk kebiasaan positif dalam menabung dan investasi. Ia juga bisa menyelamatkan kas dari pemborosan. Ya, uang kembalian, sisa belanja, dan sisa saldo di rekening mungkin bernilai tidak seberapa. Namun, jika dikumpulkan kemudian diinvestasikan rutin produk-produk investasi, lama-lama uang recehan akan bertumbuh. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi duit.
Dalam satu bulan Ramadan misalnya. Anda investasi rutin 10.000 ribu atau 20.000 Rupiah perhari, dalam sebulan bisa terkumpul 300.000 sampai 600.000. Lumayan, bukan? Belum lagi potensi return (imbal hasil).
Melakukan micro investing terbilang mudah. Kini sudah banyak aplikasi investasi yang menawarkan pembelian aset investasi dengan modal minimal Rp10.000. Hal yang penting yang perlu diingat, jika ingin menyelamatkan dana selama Ramadan, beli aset investasi yang cenderung stabil dan mudah dicairkan (likuid), seperti reksadana pasar uang dan emas.
Itulah beberapa kiat cerdas mengelola keuangan selama Ramadan. Semoga bermanfaat ya.
Kalau Kompasianers ada yang punya tips lain, share yuk di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H