Menjawab pertanyaan ini sebenarnya tidak sulit kalau kita sudah punya tujuan investasi. Ilustrasinya, kalau Anda ingin investasi yang praktis tanpa harus ribet memikirkan analisis efek juga minim risiko Bibit menjadi pilihan tepat. Reksadana lazim diketahui dikelola oleh Manajer Investasi yang punya scope of work meminimalisir kerugian dan memaksimalkan dana investor untuk meraih keuntungan. Reksadana, karena itu cocok buat investor pemula yang antirepot. Kalau investasi bisa mudah dan untung, kenapa harus mencari jalan yang sulit?Â
Selanjutnya, Stockbit cocok untuk investor lanjutan. Artinya, investor yang sudah cukup berpengalaman dan punya profil risiko agresif alias sudah siap rugi atau loss. Ya, investasi saham memang sangat menggiurkan, namun jangan lupakan juga risikonya. Meski Warren Buffett meyakini bahwa pada seiring berjalannya waktu instrumen saham yang turun akan naik kembali (dan ini memang benar!), namun kalau psikologis kita belum siap melihat saham kebakaran, tetap saja hal itu bakal bikin galau. Resah dan gelisah. Karena itu, selain cocok buat investor lanjutan, investasi saham di Stockbit juga relevan buat yang ingin investasi jangka panjang.Â
Terakhir, Ternak Uang. Nah, kalau yang ini bisa menjadi pemandu Anda. Baik investasi reksadana di Bibit ataupun saham di Stockbit, berpeluang akan lebih lancar sambil belajar keuangan dan investasi melalui Ternak Uang. Ya, anggap saja, Ternak Uang adalah modul pegangan atau buku panduan saat Anda berinvestasi di Bibit dan Stockbit. Keuntungan dari reksadana dan saham didapat, sekaligus ilmu investasi semakin padat.Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H