Kultur Indonesia mengedepankan kesopanan dan rasa tidak enak dengan tujuan menghargai perasaan. Begitu juga karyawan yang hendak resign. Mereka mengundurkan diri tidak serta karena membenci perusahaan tempatnya bekerja. Saat ditanya kenapa mengundurkan diri? Umumnya sebagian besar akan menjawab:
"Bukannya tak betah, tapi ingin mencari tantangan baru"
Oleh karena itu, alih-alih langsung menawarkan gaji yang lebih besar dengan gempuran pertanyaan, "Ditawarkan gaji berapa di perusahaan baru?" kemudian "Kalau kita kasih gaji lebih besar, kamu mau bertahan di sini?", jauh lebih baik berikan hal lebih baik lain.
- Kalau ia merasa karirnya stagnan, berikan ia tanggung jawab yang lebih besar dengan imbalan kenaikan pangkat.
- Kalau ia merasa bosan, apakah karena posisinya ataupun suasana kantor, berikan ia keseampatan untuk switch position dan bekerja remote secara berkala.
- Kalau ia ingin meningkatkan skill, berikan lebih banyak training dan study case untuk mengasah kemampuan.
Kalau ia motivasinya memang uang, tidak ada salahnya ucapkan say goodbye. Toh, ada banyak di luar sana kandidat-kandidat pengganti lain yang sama okenya bahkan lebih baik. Anda yang seorang HRD hormati keputusan dia, move on dan berselancarlah caru yang baru.Â
Dari apa yang telah dijelaskan, sebenarnya yang penting adalah mencegah karyawan resign.Â
"Prevention is better than cure"
Manajemen, tidak terkecuali divisi sumber daya manusia, harus tahu kondisi karyawan. Bagaimana perkembangan skill, performa, harapan karir, masalah yang dihadapi, sampai passion dan hobi mereka. Dengan mengetahui hal ini, manajemen bisa melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah seorang karyawan resign melalui pendekatan yang lebih manusiawi.
Dalam konteks ini, acara kumpul-kumpul, gathering keluarga, liburan bersama, sesi curhat secara berkala bisa menjadi langkah yang baik buat mencegah tingginya turn over karyawan. Ingat, karyawan resign tidak jarang hanya karena merasa sendiri, aus, dan merasa pekerjaannya sudah tidak berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H