"Masih ingatkah kita akan kenangan tak terlupakan semasa kecil bersama mereka?"
"Masih rutinkah kita berkomunikasi dengan mereka meski sekadar tanya kabar?"
Kedua, dialog-dialog cerdas di meja makan yang cukup provokatif dalam membenturkan nilai-nilai lama yang masih dipegang teguh generasi tua dan nilai baru yang ditawarkan generasi muda. Salah satu contohnya, pada sebuah acara makan malam bibi Billi yang selama ini mengurus Nai Nai di Tiongkok bertanya:Â
"Di Amerika berapa lama bisa menghasilkan satu juta dollar?"
Billi menjawab santai "Itu uang yang besar, sangat lama pastinya"
Bibinya belum mau berhenti, "Di sini uang sebanyak itu bisa didapatkan dalam hitungan hari, buat apa harus ke Amerika untuk memperbaiki nasib?"
"Pendeta itu memberikan kunci gerejanya"
Dan tanpa diduga Billi menyahut dan malah terkesan membela Bibinya,Â
"Amerika tak seideal itu dan gereja tak mewakili seluruhnya, masih banyak masalah di sana, senjata ilegal, tunjangan kesehatan yang kurang ......... "
Bisa jadi Wang lewat sosok bibi ingin menggambarkan bahwa sebagian besar alam pikiran masyarakat Tiongkok kini sudah tidak lagi menganggap Amerika sebagai tempat perantauan ideal untuk perbaikan hidup. Mengingat, ekonomi Tiongkok sedang menggeliat bahkan melampaui Amerika.