Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Secerah Apa Prospek Karir "Financial Planner?"

21 September 2020   19:49 Diperbarui: 21 September 2020   19:56 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Profesi financial planner memang belum begitu familiar di telinga. Apalagi kalau dibandingkan dengan dokter, pilot, bankir, atau profesi yang hype: content creator. Namun jangan salah. Prospek pekerjaan ini sangat cerah loh.

Sebab, di tengah meningkatnya kelas menengah Indonesia dengan pendatapan cukup tinggi, sangat diperlukan seorang profesional yang bisa memandu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan finansial. Maklum, seperti dikatakan Yuswohady dalam buku 8 Wajah Kelas Menengah, kelas menengah doyan menghabiskan uangnya untuk kebutuhan leisure. Alias boros, hehe.

Nah, di titik ini financial planner bisa menjadi solusi untuk "menyelamatkan" keuangan kelas menengah yang morat marit untuk tujuan-tujuan keuangan yang lebih produktif. Lalu seperti apa garis besar tugas seorang financial planner? Yuk simak penjelasan singkatnya berikut ini!

Menetapkan Tujuan Keuangan

Klien ingin mencapai apa dalam periode tertentu melalui uang yang dimiilikinya? Ingin punya rumah di kawasan elit 10 tahun ke depan? Ingin naik haji seluruh keluarga? Ingin melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri? Investasi di berbagai bidang? Menambah modal untuk bisnis? Melebarkan sayap usaha? Sederet goals tersebut harus Anda bantu wujudkan sebagai financial planner.

Tentu saja tidak semuanya. Oleh sebab itu, sebagai financial planner, Anda harus menggali data & informasi dengan teliti terkait kondisi kas atau keuangan klien untuk kemudian menyesuaikannya dengan target yang ingin ia capai. Baru setelah didapatkan tujuan yang mantap, Anda dapat melangkah ke tahap penyusunan strategi.

Menyusun Strategi Keuangan 

Pada tahap ini tugas financial planner adalah membuat rencana keuangan yang realistis dan terukur, berdasarkan kondisi keuangan klien dengan tujuan keuangannya. Strategi keuangan yang disusun bisa terkait siapa yang akan melakukan, apa yang harus dilakukan, dan dengan "aset" atau produk keuangan seperti apa hal itu mesti diwujudkan.

Karena itu, seorang financial planner harus memberikan rekomendasi produk atau instrumen keuangan yang dapat membantu klien mencapai tujuan keuangannya. Sebagai contoh, investasi di bidang saham, properti, emas atau reksadana, obligasi, dan deposito, lengkap dengan rasional berupa risiko, return, dan jangka waktu.

Menerapkan dan Mengawasi 

Ini tahap yang sangat krusial. Soalnya, sebagus apapun konsep dan strategi keuangan yang direncanakan tapi bila tidak dijalankan, semua bakal sia-sia. Dan financial planner bertanggung jawab untuk melihat penerapan rencana keuangan tersebut oleh klien secara benar. Itu artinya, tugas financial planner juga mengawasi agar rencana keuangan tidak keluar tetap berada pada track-nya.  

Mengevaluasi dan Memberi Solusi

Belum cukup dengan tiga tugas di atas, seorang financial planner juga wajib melakukan evaluasi secara berkala. Misalnya, mungkinkah ada strategi yang perlu diubah seiring adanya perubahan kondisi klien akibat perkembangan ekonomi dan politik terbaru, yang berpengaruh terhadap kondisi keuangannya. Setelah melakukan evaluasi, seorang financial planner harus memberikan solusi agar keuangan klien tetap stabil bahkan meningkat.

Berapa Financial Planner Dibayar? 

Berdasarkan semua yang telah dijabarkan, berat juga ya, tugas financial planner, haha. Namun, hal itu sepadan kok dengan pendapatan yang bisa Anda hasilkan. Menurut Ligwina Hananto, pemilik QM Financial, misalnya. Kepada Kontan, mengatakan:

"Kalau Rp 5 juta itu dapat plan satu kali dan hanya konsultasi di awal tahun saja. Sedangkan Rp 60 juta itu untuk perencanaan setahun ke depan dan akan ada evaluasi tiap 4 bulan," jelas Ligwina.

Belum lagi, pendapatan financial planner tidak sebatas saat ia membuat rencana keuangan klien. Saat seorang financial planner sudah dikenal misalnya, ia akan banyak diundang untuk mengadakan pelatihan, workshop, dan seminar.

Untuk tarif sebagai konsultan, trainer, atau pembicara seminar sangat bervariasi. Menurut Andreas Freddy Pieloor, Ketua Independent Financial Planner Club (IFPC) kepada media yang sama, bayarannya mulai dari Rp 250.000 sampai Rp 3 juta per jam.

Wah, gokil! Kalau 2 juta perjam dan mengisi seminar sehari --8 jam kerja-- sudah dapat 16 juta tuh. Coba kalau Anda mengisi seminarnya setiap hari, kalikan saja berapa. Tinggal ongkang-ongkang kaki deh di bulan berikutnya, hehe. Jadi, gimana nih, mau banting setir jadi financial planner?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun