Â
Profesi financial planner memang belum begitu familiar di telinga. Apalagi kalau dibandingkan dengan dokter, pilot, bankir, atau profesi yang hype: content creator. Namun jangan salah. Prospek pekerjaan ini sangat cerah loh.
Sebab, di tengah meningkatnya kelas menengah Indonesia dengan pendatapan cukup tinggi, sangat diperlukan seorang profesional yang bisa memandu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan finansial. Maklum, seperti dikatakan Yuswohady dalam buku 8 Wajah Kelas Menengah, kelas menengah doyan menghabiskan uangnya untuk kebutuhan leisure. Alias boros, hehe.
Nah, di titik ini financial planner bisa menjadi solusi untuk "menyelamatkan" keuangan kelas menengah yang morat marit untuk tujuan-tujuan keuangan yang lebih produktif. Lalu seperti apa garis besar tugas seorang financial planner? Yuk simak penjelasan singkatnya berikut ini!
Menetapkan Tujuan Keuangan
Klien ingin mencapai apa dalam periode tertentu melalui uang yang dimiilikinya? Ingin punya rumah di kawasan elit 10 tahun ke depan? Ingin naik haji seluruh keluarga? Ingin melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri? Investasi di berbagai bidang? Menambah modal untuk bisnis? Melebarkan sayap usaha? Sederet goals tersebut harus Anda bantu wujudkan sebagai financial planner.
Tentu saja tidak semuanya. Oleh sebab itu, sebagai financial planner, Anda harus menggali data & informasi dengan teliti terkait kondisi kas atau keuangan klien untuk kemudian menyesuaikannya dengan target yang ingin ia capai. Baru setelah didapatkan tujuan yang mantap, Anda dapat melangkah ke tahap penyusunan strategi.
Menyusun Strategi KeuanganÂ
Pada tahap ini tugas financial planner adalah membuat rencana keuangan yang realistis dan terukur, berdasarkan kondisi keuangan klien dengan tujuan keuangannya. Strategi keuangan yang disusun bisa terkait siapa yang akan melakukan, apa yang harus dilakukan, dan dengan "aset" atau produk keuangan seperti apa hal itu mesti diwujudkan.
Karena itu, seorang financial planner harus memberikan rekomendasi produk atau instrumen keuangan yang dapat membantu klien mencapai tujuan keuangannya. Sebagai contoh, investasi di bidang saham, properti, emas atau reksadana, obligasi, dan deposito, lengkap dengan rasional berupa risiko, return, dan jangka waktu.
Menerapkan dan MengawasiÂ