Sumber: Motogp.com
Tapi ada sudut pandang menarik dari laman berita Sport Rider yang berjudul “MotoGP: The Back Story On Jorge Lorenzo's Move To Ducati”. Menurut artikel tersebut, kepindahan X-Fuera –julukan Lorenzo – lebih dilatarbelakangi oleh dorongan yang sangat kuat untuk membuktikan diri.
Lorenzo, seorang juara 3 kali Moto GP, belum lagi 2 kali juara di kelas 250 cc, punya etos kerja keras dan ambisi yang sangat tinggi untuk jadi yang terbaik, dan tentu saja ingin mengalahkan Rossi dengan cara: berprestasi di Ducati, bagus-bagus jadi kampiun. Sebuah hal yang tak bisa diraih Rossi saat di Ducati. Bahkan ada untold story mengejutkan tentang Lorenzo di Yamaha yang tak bisa dilepaskan sebagai faktor pendorong kepindahannya:
"Yamaha has a yellow heart"...that is, at Yamaha, Rossi is always bigger than Lorenzo.
Menurut Manuel Pecino, penulis artikel tersebut, inilah mengapa Lorenzo selalu merasa tak dihargai. Dia selalu merasa dinomorduakan, tak peduli sejauh apapun dia berprestasi, Yamaha tetap 'kuning', merujuk ke pendukung Rossi yang beratribut dominan kuning. Yamaha adalah "Rossi Kingdom" yang tidak terlalu senang kalau Lorenzo berada di atas Rossi.
Blunder?
Banyak yang memprediksi bahwa kepindahan Lorenzo ini bisa jadi blunder buat kariernya. Meski baru berjalan dua Grand Prix, suara-suara sumbang sudah bermunculan mengenai kiprahnya di Ducati. Pandangan ini, lagi-lagi, didasarkan atas karier Rossi, yang setelah dari Ducati tak pernah lagi menjadi kampiun.Selain tentu saja, start buruknya di dua balapan terakhir.
Karena itu tak heran banyak yang meramalkan Lorenzo pun akan bernasib serupa. Sungguh sangat disayangkan kalau ini benar terjadi, mengingat usianya yang masih relatif muda. Kendati demikian, kompetisi tetaplah kompetisi. Pada akhirnya akan memunculkan seseorang di puncak, dan di sisi lain, menyisakan yang terhempas.
Menurut pembaca yang budiman dan Kompasianers semua, akan sejauh mana kiprah Lorenzo di Ducati musim ini? Puncak atau terhempas?
Sumber gambar sampul: Autosport