Pemandangan Gunung Gede dari Ciawi
Ciawi, wilayah Kabutapen Bogor pagi ini. Lenggang dan cerah. Gunung Gede-Pangrango, dari jalan Raya puncak terlihat sangat jelas. Pancarkan warna abu-abu kebiru-biruan.
Suasana ini akan menjadi kontras saat akhir pekan tiba. Kemacetan, ya kemacetan kendaraan pasti mengular mulai dari pintu tol Ciawi, Gadog, sampai Megamendung. Semua kendaraan itu satu suara satu tujuan: menuju Puncak. Kondisi yang cukup menyiksa. Sebab, ke arah Bogor kota pun tak akan jauh berbeda keadaannya.
Jadilah setiap pekan saya terjebak di antara dua kemacetan. Menyiksa dan memenjara? Tentu saja. Tapi berhubung ini hari Jum’at, suasana masih lenggang, dan ini cukup menguntungkan.
Hari ini saya bermaksud pergi ke salah satu mall ternama di Bogor. Bukan buat beli baju, nyari diskonan, atau apapun itu yang berhubungan dengan lebaran, bukan. Tapi saya memang sudah terbiasa ke pergi ke toko buku buat baca gratisan. Dan kebetulan di sana ada toko buku yang koleksinya lengkap serta bebas baca-baca.
Kalau masih ingat dengan tulisan saya yang berjudul “Ide Menulis Mandeg, Webseries, dan Perkenalan Pertama dengan Teknologi 4G”, di sana saya berbagi tentang pengalaman saya yang sedang mati kutu dikejar deadline untuk membuat 10 advertorial.Hingga datang seorang teman yang menyarankan untuk menonton webseries dulu agar lebih fresh dan rileks.
Nah, message dari webseries itu tentang 4G membuat saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai produk-produk gadget 4G dari brand yang bersangkutan. Ingin tahu saja, apa sih kelebihan-kelebihannya dibanding HP 3G yang saya miliki.
Dan kebetulan lagi, setelah saya cari di search engine, di mall itulah galerinya juga berada. Ahhhha "eureka", pucuk dicinta ulam tiba. Saya bisa “sekali merengkuh dayung dua pulau terlampaui”
Sebenarnya ada satu lagi alasan saya pergi ke sana.
Saat ini, saya sedang gandrung dengan puisi setelah menonton film Dead Poet Society dengan pemeran utama Robin Williams yang menjadi seorang guru sastra Inggris bernama, John Keating. Ia berkata:
“Medicine, law, business, engineering, these are noble pursuit, and necessary to sustain life, but poetry, beauty, romance, love, these are what we stay alive for”
Gila, statement ini bertenaga banget, impresif! Dan hari ini saya ingin membaca penyair idola saya, Joko Pinurbo, dan seorang penyair muda yang sedang naik daun, M Aan Manysur.
Berjalanlah saya melewati rak demi rak buku dari berbagai genre. Ternyata menemukan buku puisi tak semudah menemukan novel, teenlit, how to, cooking, parenting dan hobi. Buku-buku jenis ini biasanya ditempatkan paling belakang.
Dan memang benar, saya menemukan antologi puisi M Aan Masyur, Melihat Api Bekerja dan Tak New York Hari inidi rak paling belakang. Begitu pula dengan buku Joko Pinurbo, Selamat Memunaikan Ibadah Puisi, saya temukan tak jauh dengan kedua buku tersebut.
Kemudian ada buku yang membuat saya tertarik karena covernya berwarna putih saja. Buku ini pun bergenre puisi karya penyair Avianti Armand berjudul Buku Tentang Ruang, dan sudah bisa ditebak saya pun mengambilnya. Jadi, total hari ini saya bermaksud membaca empat buku puisi. Menyenangkan sekali.
Suasana mall semakin ramai. Orang-orang lebih banyak yang datang dari pada pergi. Mereka terkesan sudah memiliki tujuan: belanja. Hal itu dibuktikan dari pandangan awas mereka ke etalase-etalase toko dengan diskon-diskonnya yang menggirukan. Selain itu, banyak juga di antara mereka yang mendatangi toko elektronik dan gadget.
Saya sendiri sudah beranjak dari toko buku. Keempat buku yang rencananya akan saya habiskan, baru selesai satu setengah. Nanti saja ah, saya habiskan sekalian beli keempat-empatnya, Insya Allah. Saat ini saya lebih pengin ke galeri 4G dulu.
Akhirnya saya temukan juga galerinya. Berada agak di pojok, dari depan elevator sudah terlihat warnanya yang merah membara. Saya antusias sekali ingin masuk tapi malu juga karena tak berniat beli. Sekali lagi hanya ingin tahu saja. Saya masih termenung di depan galerinya.
“Mau lihat-lihat aja, saya pengen tahu kelebihan gadget 4G itu apa, boleh?” saya menjawab agak nerveous.
“Boleh sekali, pak” Ujarnya ramah sambil mempekenalkan diri dan memandu saya ke berbagai gadget 4G lengkap dengan berbagai kelebihannya.
Dari semua penjelasannya, ada 3 gadget yang membuat saya tertarik. Kata mas Ali ini penjelasannya:
Andromax R2
Andromax E2+
Keduanya bikin ngiler karena didukung teknologi 4G LTE yang anti lelet dan stabil. Terlebih lagi, jaringan 4G LTE yang men-support-nya terluas di Indonesia. Tapi lagi-lagi saya dibentukan masalah uang, hahaha Klasik ya.
Sebenarnya lebih ke masalah masih sayang dengan smartphone yang lama. Selain itu, saya juga belum mau ganti dan belum mau memiliki dua HP. Saya jelaskan hal itu sama mas Ali. Dia mengangguk mengerti.
MiFi Andromax
Tapi dia menjelaskan kemudian, kalau saya ingin merasakan sensasi internetan di jaringan 4G tanpa harus ganti HP, saya bisa menggunakan MiFi, semacam router gitu. Selain harganya lebih terjangkau, yaitu sekitar 200-300 ribuan, kita juga sudah diberi bonus kuota 4G 30 GB selama satu bulan. Bahkan, katanya, MiFi ini bisa digunakan oleh lebih dari 30 gadget.
Ini dia gambarnya Mifi Andromax itu:
Mas Ali kemudian menegur saya yang sedang berpikir.
“Pak-pak, sebentar lagi waktunya berbuka pak”
“Oh iya-iya” kata saya. Saya pamit dan mengucapkan terima kasih. Dia lalu tersenyum menyilakan sambil berkata, “Biar Ramadannya lebih seru, #4GinAja Ramadannya, biar Bapak juga bisa memenangkan beragam hadiahnya di sini.”
“Bapak?” Sudah setua itukah saya. Hahahaha
Selamat Berbuka Kompasianers.
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi Penulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI