Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berkas-berkas Kehidupan

12 Januari 2016   08:04 Diperbarui: 12 Januari 2016   17:26 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 :Surat Lamaran

1/
kepada yang terhormat.

kepala divisi sumber daya manusia
pusat rehabilitasi luka
dengan datangnya surat ini saya
hendak mengajukan lamaran kerja

posisi: penghapus duka

perlu Anda ketahui bahwa saya
seorang spesialis yang mungkin
satu-satunya di dunia yang bisa
menyembuhkan

;luka lara serta derita

saya yakin jika akhirnya diterima
akan bekerja dengan segala daya
memulihkan keadaan pekerja-pekerja
Anda yang kehilangan rasa gembira
mohon pertimbangannya

Salam.

2/
kepada yang tercinta.

yang cemas menunggu antara terik dan desau angin
sesungguhnya luka itu masih basah dan menganga
dan dengan datangnya surat ini
kuberanikan menyapa;

mohon mengerti tentang segala
rasa yang terasa juga segala
daya tak berdaya

semua letih telah luruh
aku yang lusuh dan peluh
membutuhkan suluh

Salam.

3/
kepada yang terkasih.

sudikah kau memandang
sekadar tidak tertunduk
ketika jari jemari ini menyentuh dagu serta pipimu.

aku adalah sosok yang mendamba
kedua matamu menghujam kedua mataku
dan membutakannya.

adapun ku hanya miliki masa
yang takkan pernah sirna
meski kita sudah samasama renta.

Salam.

4/
kepada yang tersayang.

sebagai bahan pertimbangan kulampirkan
biodata, pasfoto, serta bunga.

atas perhatianmu yang tanpa jeda kuucapkan
terima kasih.

Salam.

5/
kepada yang teragung.

mohon dicermati
gunakan nurani
tidak sebatas mengusap kulit ari.

Salam.

:Biodata
Begitu pentingkah muasal
hingga sulaman kata dari sebuah asma
tak sudi kau raba

:Pasfoto
Jangan pernah mencoba menembak kedua
mata pada sorot kedua mata yang ada di sana

;ahai, kau tentu heran?!

kemana perginya bercak hitam bekas jerawat
atau tiga cakar di jidat yang menahun melekat
pada rupa kucel bulat yang jarang kau tatap

*

mohon jangan tenggelamkan binar kedua mata itu!
ada beberapa keindahan abadi terpancar
yang mampu melawan redupnya fana

;rambut kelimis setelah tumbangnya jenggut dan kumis

ahai, taklukkan kau manis?!

:Bunga
Apakah hanya dengan ini kau akan yakin
kepada semua pernyataan cinta, yang walau
masih samar tapi mampu manjakan angan

apakah hanya dengan ini kau juga yakin
kepada semua bahasa kasih, yang walau
masih terkubur tapi mampu menebar ikrar

apakah hanya dengan ini kau masih yakin
kepada semua kalimat tanya, yang walau
masih tak terjawab tapi bisa bikin kau yakin

benarkan kau hanya yakin kepada kata, bunga?

 

Jakarta, 11 Januari 2016. 

Sumber ilustrasi: https://christianhermawan.files.wordpress.com/2014/03/papercinema2.jpg 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun