PELUKAN DI WAKTU HUJAN
Kala itu hujan turun
Saat ku mengantarkan wanita yang diam-diam ku cinta
Air dari langit perlahan-lahan membasahi pipinya
Make upnya tersapu oleh air hujan
Wajah yang ia punya semakin indah
Cantik dan lucu, siapa saja yang melihat akan tergoda
Tiba-tiba petir datang
Kedatangan yang tak diundang
Aku terlarut saat ia memelukku tanpa aba-aba
Jantung ini seperti di tikam ratusan jarum
Wangi tubuhnya kurasakan harum
Namun kenyataannya ku dihantam
Dia sudah kepunyaan oranglain
Tak berdaya ku di buat melihat cincin
Yang tersemat dalam jarinya yang lentik
Harus kuterima itulah kenyataannya
Untukmu terimakasih telah memberikan luka
Dan harapan yang ku rasa semua sia-sia.
KEMANA?
Kemana kaki ini harus melangkah
Apa harus ke ruang yang sama?
Dimana itu cahaya
Setitik ku cari tak kunjung ada
Beribu-ribu jalan sudah ku telusuri masih tetap serupa
Sang pujangga ini terus bertanya-tanya
Di mana cahaya itu Tuhan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H