Mohon tunggu...
Miftah Arief
Miftah Arief Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maneuvering in architecture

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wahai Penghangat Jiwa, Aku Kedinginan.

14 Agustus 2012   17:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sudut ini yang aku cari hanyalah suara di kedalaman. Katanya membuka pintu itu adalah segalanya. Melangkah mendekat, aku terbelenggu.


Di atas ini yang aku ingin temukan adalah langkah. Katanya tetaplah bersabar, kau menggali kekosongan. Bergerak maju, terhenti aku di gerbang, terbengkalai mengulur waktu.


Di poros ini segalanya terikat. Katanya akhir tepian ada di ujung syukur. Tak juga nanti, kenapa cinta demikian arahnya.


Dalam tarian ini aku menghela nafas. Katanya ia akan berbagi jiwa. Menggenang di celah makna, hingga mentari membalik malam.


Pinggiran bordes, 14/08/2012 23:10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun