Rudi dan Mawar tengah bersitatap. Diam. Angin melenguhi asap dari rokok Rudi, seakan ingin mencuri tahu isi pikiran mereka.
"Gugurkan saja!"
"Nggak bisa, Mas! Aku nggak mau!"
Rudi mengeluh. Satu persatu pikiran jahat berpiuh dalam lingkaran sarafnya. "Kamu tahu, kan, aku bukan tipe orang yang mudah merubah keputusan?"
Tekanan suara Rudi semakin menekan nurani Mawar. Giginya gemeretak menahan tangis. Jari-jarinya terpaut.
"Besok aku kirim uang ke rekeningmu. Segera gugurkan atau kamu mati!"
Rudi melengos pergi tanpa menyentuh kopi hitamnya. Meninggalkan Mawar yang menangis, dilingkupi wangi tembakau.
***
"Mbak Mawar!"
Mawar menoleh pada suara yang memanggilnya. Riska, berlari kecil mendekati Mawar. Stiletto merah melekat anggun di kakinya.
"Mbak, gimana penampilanku?"