Mohon tunggu...
Ell Mintorogo
Ell Mintorogo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Black coffe, traveling, nulis, berburu, membual, kerja keras, suka kejutan, dan penyuka kesunyian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Cinta Paijo kepada Kekasihnya Paijem (Puisi: 7)

24 Agustus 2016   11:10 Diperbarui: 24 Agustus 2016   11:24 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: sang-ilmu.blogspot.com

 Jem ...
 Paijem

 Sudah puncak rupanya rinduku kepadamu
 aku jadi tak tahu apa yang musti aku lakukan

 Seperti batu
 aku melihat diriku begitu keras mencintaimu
 benar atau salah penilaianku
 itu hanya soal penalaran masing masing orang

 Memang ...
 kamu tidak secantik para miss univers
 atau artis ibu kota
 yang gemar pamer kecantikkan dan kemolekkan tubuh
 tetapi, kamu itu manis
 cantik bisa membosankan dan membiasa bila di pandang
 tetapi jika manis
 spanjang waktu, amatlah menggembirakan bila di pandang
 apalagi di khayalkan

 Aku benar benar tak jemu menatapmu
 tanpa make up pun, kau seperti bunga rekah di pagi hari
 aku jadi kesemsem menggingati senyummu
 yang slalu membuatku mabuk kepayang
 malam malamku tanpamu---gelisah
 seperti kucing mengeong
 ngebet kawin--itu wajar bukan ?
 sebagai lelaki normal
 akupun bercita cita memiliki selusin anak dari rahimmu
 kita bisa dirikan club sepakbola
 ini bisa jadi sejarah besar di dunia sepak bola

 Ini benar benar gila Jem ...
 segila aku dalam mencintaimu
 tetapi aku selalu berusaha untuk rasional memandangmu
 aku tak ingin larut terseret dalam khayal liar
 yang membuatku mabuk kepayang
 aku tak ingin mencintai bayang banyangmu
 aku ingin cinta kau apa adanya
 lengkap dengan segala kekurangan dan sifat burukmu

 Ah ...
 smoga ini bukan omong kosong Jem ...
 tapi bagaimana aku bisa membuktikan omong besarku utk membahagiakanmu
 jarak kita teramat jauh
 kau seperti berada di ujung dunia
 antara ada dan tiada
 antara ku miliki dan tak kumiliki
 dimana cinta sebatas anggan
 tanpa pernah bisa berpijak pada kenyataan

 Meski begitu Jem ...
 aku slalu merindukanmu
 merindukan malam malam kebersamaan kita yang indah
 meski penantian ini
 tak pernah kita tau di mana ujungnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun