Kegiatan dimulai dengan pencerahan dari Akademisi, LSM dan praktisi yang peduli terhadap kegiatan mitigasi bencana. Ketika kita akan masuk dalam sebuah komunitas hendaknya mengenali terkebih dahulu karakter kelompok masyarakat tersebut agar komunikasi selama kegiatan bisa berjalan dengan baik. Metode dan media hanya alat, mulailah dengan apa yang mereka bisa, dan apa yang mereka  inginkan, karena yang kita inginkan adalah perubahan cara pandang mesyarakat sekolah dan umum terhadap bencana. Kegiatan ini ditujukan untuk mengantisipasi kejadian yang sama di masa depan agar jangan sampai menimbulkan korban.
Kegiatan sebelum Terjun Ke Sekolah
1. Berlatih mengenal teknik-teknik berkomunikasi dengan masyarakat. Bagaimana membuka acara, memulai kegiatan dan menutupnya dalam durasi 3 jam pelatihan untuk masyarakat dan 2 hari untuk level sekolah dasar;
2. Berlatih memahami materi yang akan disampaikan, bagaimana menggali pengertian bencana, mengenali karakternya, dan akibat yang ditimbulkan;
3. Mencari tanda-tanda awal bencana;
4. Mengenali daerah aman;
5. Mengenali daerah bahaya;
6. Memahami cara melakukan penyelamatan yang tepat pada saat terjadi bencana;
7. Melakukan tindakan P3K
Pelatihan TOT
Teknik komunikasi yang digunakan sama antara yang digunakan di kelompok masyarakat dan kelompok sekolah. Metode pelatihan yang digunakan adalah andragogi sebuah metode yang biasa digunakan untuk melatih orang dewasa.Metode ini mensyaratkan semua audien dianggap sebagai orang dewasa yang harus diperlakukan secara unik. Pola komunikasinya dua arah perlu latihan khusus karena akan lebih baik bila kita paham bahasa setempat meskipun sedikit-sedikit sehingga suasana jadi cair. Berlatih mengendalikan suasana inilah yang dilatihkan pada kami sebagai calon pelatih nantinya.
Berlatih mengenalkan pengertian bencana juga ternyata tidak mudah. Bila hanya membacakan pengertian dari bencana mungkin tidak mudah, namun memahamkan makna bencana harus menggunakan cara yang multi dimensi tidak hanya dari sisi bahasanya saja namun juga ada aspek sosiologi, rohani, dan kepercayaan masyarakat setempat. Penggalian informasi awal berkaitan dengan peristiwa yang pernah dialami ditambah dengan update informasi masa kini adalah yang paling penting, itu adalah pintu masuk ke siituasi pelatihan yang sebenarnya.
Penggalian informasi tentang tanda-tanda awal juga berpijak pada pengalaman riil. Pada tahapan ini calon pelatih diberi ketrampilan tentang bagaimana menggali informasi dari audien. Bahkan ada kisah ketika menggali tanda-tanda awal bencana gempabumi diperoleh kesimpulan bahwa gempabumi tidak ada awalnya itu memerlukan waktu lebih dari 30 menit. Kalau kesimpulan itu langsung diberikan tentu tidak lebih dari dua menit selesai.
Pengenalan daerah bahaya dan daerah aman dimanapun kita berada baik di dalam maupun diluar ruangan juga hal yang sangat penting. Dengan begitu dimanapun, kapanpun ketika kita mengalami peristiwa  yang berpotensi menjadi bencana dapat menggunakan tempat disekitar kita untuk berlindung dan juga menjauhi tempat-tempat yang bisa perpotensi membuat kita menjadi korban.
Berlatih melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi bencana adalah hal utama dari pelatihan ini. Semua ditujukan agar ketika bencana tidak ada korban dan eristiwa itu berlalu sebagai peristiwa alam biasa. Tindakan penyelamatan disesuaikan dengan karakter bencana yang terjadi. Masing-masing jenis bencana punya caranya sendiri. Pelatihan diharapkan sampai pada kondisi bahwa audien mampu melakukan tindakan penyelamatan yang tepat secara reflek.
Berlatih melakukan tindakan pertolngan pertama adalah sangat penting sehingga memudahkan pertolongan oleh petugas medis. Dengan demikian para calon pelatih dilatih mengenali perkiraan kecelakaan yang mungkin timbul sesuai dengan bencana yang terjadi kemudian berlatih melakukan pertolongan pertama.
Persiapan yang panjang dimaksudkan agar ketika terjun di masyarakat dapat bterhasil dengan baik. Hasil yang baik adalah bila masyarakat audien bisa melakukan tindakan penyelamatan yang tepat sehingga dapat terhindar menjadi korban dari peristiwa bencana. Semua untuk keselamatan. Semua adalah upaya. Hasil masih tergantung dari Tuhan. Sehingga, berdoa menjadi hal yang mutlak dilakukan setelah semua upaya dilakukan maksimal. Kalau sudah paham maka sangat baik bila peserta berkenan mengajari masyarakat lainnya sehingga muncul kelompok masyarakat yang tanggap bencana.....Biarkan bencana itu lewat dan kita semua selamat....amin. (bersambung...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H