Panas akan sampai kepada kita dari sumber panas dengan tiga cara, yaitu konduksi, konfeksi, dan radiasi. Para siswa SD akan sangat cepat dapat menjawab ketika ditanya ada berapa dan bagaimana cara perambatan panas, namun ketika ditanya lebih jauh tentang karakter masing-masing cara barulah ketahuan kalau mereka hanya "hafal" dan tidak paham. Hal ini telah terjadi pada semua SD yang saya kunjungi ketika melakukan pelatihan IPA SEQIP kepada para Pemandu Bidang Studi IPA di seluruh Indonesia. Secara konsisten saya akan terus berbagi cara untuk bagaimana mengajari para siswa kita tentang konsep IPA yang menjadi bidang keahlian saya khususnya untuk tingkat SD. Saya sudah sangat senang bila apa yang saya tulis dapat memenuhi kebutuhan para teman guru SD dalam lebih mempersiapkan diri mengajari siswa-siswanya.
Pada kegiatan awal bapak atau ibu guru menyediakan batang besi dan meletakkan pada sandaran. Pada satu sisi ujungnya diberi bola plastisin. Pada ujung yang lain dipanaskan menggunakan lilin. Sebelum lilin dinyalakan para siswa diminta untuk memprediksi apa yang terjadi seandainya ujung batang besi yang tidak ada bola plastisinnya dipanaskan. Kemudian bapak dan ibu guru menanaskan salah satu sisi batang besi tersebut, dan siswa diminta untuk mengamati apa yang terjadi. Kegiatan diakhiri apabila bola plastisin jatuh, kemudian kepada siswa diminta mengajukan pertanyaan bila ada hal-hal yang ingin diketahui. Seperti biasa semua pertanyaan di tulis dan dijanjikan akan dijawab pada bagian akhir dari pelajaran.
Kegiatan dilanjutkan dengan membagikan kepada siswa alat penguji perambatan panas yang terdiri dari penyangga, batang kaca, batang besi, dan batang tembaga, plastisin, dan pembakar spiritus. Ktiga batang dipasang pada penyangga sehingga salah satu ujung ketiga batang tersebut menempel satu dengan yang lain. Pada ujung yang lain masing-masing batang diberi bola plastisin masing-masing 3 butir untuk setiap batang kemudian ditempel pada jarak 1 cm dimulai dari ujung batang. Bola diberi nomor dimulai dari posisi bola yang laing luar. Pada ketiga ujung batang yang saling menempel dipanaskan dan apa yang terjadi dengan bola plastisin? Ternyata bola plastisin nomor 3 pada batang tembaga jatuh, kemudian diikuti berturut-turut bola nomor 2 batang tembaga, bola nomor 3 batang besi, bola nomor 1 batang tembaga, bola nomor 2 batang besi dan bola nomor 1 batang besi.Percobaan dihentikan jika bola terakhir pada batang besi jatuh.
Konstruksi konsep.
Ada beberpa konsep yang bisa kita formulasi dari kegiatan tersebut, antara lain:
1. Semua bola plastisin pada batang tembaga dan besi yang dipanaskan jatuh, sedangkan pada kaca tidak satupun bola plastisin jatuh. Hal ini menunjukkan bahwa tembaga dan besi adalah penghantar panas yang lebih baik dibanding dengan kaca.
2. Panas mengalir pada batang tembaga dan besi , hal ini ditunjukkan oleh bola plastisin nomor 3 dari kedua batang tersebut yang jatuh terlebih dahulu baru kemudian disusul oleh bola nomor 2 dan nomor 1. Hal ini menunjukkan bahwa panas merambat pada batang logam. Perpindahan panas dari ujung batang ke ujung batang yang lain dengan cara merambat disebut konduksi. Ciri konduksi adalah mediumnya (batang logamnya) tidak ikut berpindah.
3. Benda-benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor panas. Logam adalah contoh benda konduktor panas yang baik.
4. Kayu, karet, dan plastik adalah contoh benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas
5. Konduktor panas akan memuai bila dipanaskan. Memuai adalah bertambahnya ukuran benda kesegala arah akibat dipanaskan. Benda yang tidak memuai bila dipanaskan adalah kayu, kertas, dan karet.
6. Konsep apalagi yang bisa digali dari kegiatan tersebut di atas? masih ada dan mari kita coba mengkonstruksi konsepnya menggunakan kalimat yang dibuat sendiri.
Para siswa akan antusias untuk menemukan konsep-konsep yang masih belum disebutkan dan "ditemukan" dalam kegiatan yang sudah dilakukan. Berikan hadiah bila perlu pada siswa yang bisa menemukan konsep baru dari fakta yang diamati. Perlu diingat, bahwa pada kegiatan ini menggunakan panas api sehingga bapak dan ibu guru harus cermat mengawasi kinerja para siswa agar tidak menimbulkan luka dan kebakaran. Kepuasan ketika melakukan kegiatan pembelajaran adalah para siswa puas menemukan konsepnya, bapak dan ibu guru puas karena anak-anak tidak sekedar dikabari namun diajari untuk mengamati dan menyusun konsep hasil pengamatan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H