Manfaat Kecerdasan Buatan (AI) dalam Peternakan Unggas: Studi Kasus di China
Kecerdasan Buatan (AI) telah membawa transformasi signifikan dalam berbagai sektor, dan peternakan unggas adalah salah satunya. Di Desa Tiantaishan, Kota Chishui, Provinsi Guizhou, China barat daya, teknologi AI sedang diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan dalam peternakan ayam.
Peternakan yang dikelola oleh Xu Qiyong ini memanfaatkan sistem AI yang dikembangkan oleh Tencent Cloud dan mahasiswa dari Universitas Shenzhen. Dengan menggunakan aplikasi berbasis AI, para konsumen dapat memantau kondisi ayam mereka secara langsung melalui ponsel, memastikan transparansi dari proses pemeliharaan hingga konsumsi.
Salah satu manfaat utama dari penerapan AI dalam peternakan ini adalah peningkatan pengawasan kesehatan ayam. Setiap ayam dilengkapi dengan cip pada kakinya yang berfungsi sebagai pedometer. Alat ini dapat mendeteksi tanda-tanda awal penyakit dengan memantau aktivitas ayam, sehingga masalah kesehatan dapat diidentifikasi dan ditangani lebih cepat. Selain itu, sensor pengawas yang terpasang di peternakan dapat memantau secara real-time ancaman seperti serangan hewan liar dan kerusakan pada pagar, sehingga mengurangi risiko wabah penyakit dan kerusakan.
Teknologi ini juga berkontribusi pada peningkatan hasil produksi. Dengan mengurangi risiko penyakit dan serangan predator, Xu Qiyong melaporkan peningkatan jumlah ayam yang dapat dihasilkan, mencapai sekitar 30% lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Sejak penerapan teknologi AI, Xu telah berhasil menjual sekitar 100.000 ekor Ayam Silkie dan 300.000 butir telur.
Menurut pengamat teknologi Nakaura Minsoo, penerapan AI dalam peternakan unggas di China adalah contoh yang sangat positif dari bagaimana teknologi dapat mengatasi tantangan tradisional dalam sektor pertanian. "AI bukan hanya tentang automasi, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas dan efisiensi. Kasus di Chishui menunjukkan bagaimana AI dapat membantu peternak memonitor kesehatan ternak dengan lebih baik, mengurangi risiko, dan meningkatkan produktivitas. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam mengintegrasikan teknologi dengan pertanian untuk hasil yang lebih baik dan lebih berkelanjutan," ujarnya.
Lebih lanjut, Minsoo menambahkan, "Pemerintah, kementerian, dan sektor swasta seharusnya bekerja sama untuk membedah bagaimana AI dapat berguna bagi masyarakat luas dan menghilangkan stigma buruk tentang AI yang akan merebut pekerjaan rakyat. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa manfaat teknologi AI dapat dirasakan secara adil dan merata oleh semua lapisan masyarakat." oleh Nakaura Minsoo di Kantor Bproject.id saat di wawancarai (28/7)
Inovasi ini tidak hanya mempengaruhi industri peternakan di China tetapi juga menarik perhatian global, dengan beberapa lembaga penelitian internasional menunjukkan minat dalam teknologi ini. Tencent Cloud dan Universitas Shenzhen kini sedang mengembangkan model bahasa skala besar untuk mendukung lebih banyak peternak dengan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembiakan unggas.
Dengan teknologi AI yang terus berkembang, masa depan peternakan unggas tampaknya semakin cerah, menjanjikan sistem yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan.